Wednesday, April 29, 2020

Good Quotes #1 - Movie Edition

Ketika menonton Chhichhore (2019) ku temukan beberapa quote bagus dalam scene-scene filmnya. Film ini menceritakan anak-anak mahasiswa yang terkenal kurang pandai, di kelompokkan dalam asrama tertentu dan mendapat julukan loser. Dalam perjalanannya mereka berusaha mengakhiri julukan itu dan membuat sebuah gebrakan bahwa mereka patut mendapat penghargaan juga.


"Kita persiapkan kalau ia sukses. Tapi andai ia gagal, kita tidak persiapkan dia agar menerima kegagalan. Dan tidak ada yang mau membicarakan itu."


"Hasil ujianmu tidak menentukan kau seorang pecundang atau bukan. Yang penting seberapa besar usahamu."


"Sekarang pergilah, tapi bukan sebagai pecundang, tapi sebagai pejuang."


"Kita terlalu memikirkan menang, kalah, sukses dan gagal, hingga kita lupa cara menjalani hidup. Hal terpenting dalam hidup adalah hidup itu sendiri."


Film India lain yang cukup berarti untuk dimasukkan dalam watch list adalah Super 30. Sama-sama berkisah tentang pendidikan, kisah nyata tentang seorang ahli matematika yg mendirikan pusat bimbingan belajar khusus untuk anak-anak miskin dan terpinggirkan yang sungguh mengharukan, penuh dengan pembelajaran dan makna hidup.



"Kebutuhan adalah ibu dari penemuan"


Ignasius Loyola. Film diangkat dari autobiografi Santo Ignatius dari Loyola, seorang Saint, Soldier, Sinner (Orang kudus, tentara, dan pendosa).



"Mudah untuk berimat bila segala-galanya berjalan dengan baik"


Bakhita. Sebuah buku biografi tentang Santa Bakhita. Seorang kudus kelahiran Afrika yang pernah menjadi budak selama puluhan tahun dari masa kecilnya, mengalami penderitaan yang tak terperikan, akhirnya berkat Tuhan mendapat jalan ke Itali dan masuk ke dalam biara.


"Dia telah menentukan saya untuk HAL-HAL YANG LEBIH BAIK"


"Hamba yang malang dan Gurunya yang baik"


"Kegembiraan yang hanya para malaikat dapat melukiskannya"


"Pada waktu-waktu tertentu, hal yang terbaik bagi kita adalah bukan yang kita anggap sebagai yang terbaik bagi diri kita, melainkan apa yang Tuhan kehendaki dari diri kita"



Dolittle, film Hollywood tentang seorang dokter hewan yang hidup menyendiri. Diperankan oleh Robert Downey Jr.


"Wajar jika merasa takut"

Sunday, April 26, 2020

Membandingkan Holland Bakery dan Bread Talk


Dua hari yang lalu, ketika mencuci tangan, tiba-tiba terbesit dalam pikiran, dan langsung kutanyakan kepada kakakku yang sedang mandi "Menurut lu, kalau gerai Holland Bakery dan Bread Talk di jakarta jumlahnya sama, dengan kondisi pasar seperti sekarang, siapa yang lebih untung ?" Dari situ, timbul diskusi dan pemikiran-pemikiran yang sederhana namun cukup menarik untuk disimak, setidaknya olehku.

Tempat (Place)
Bila dilihat dari segi tempat, mungkin keduanya memiliki kekuatan tersendiri. Bread Talk selalu tampil di mall-mall terkemuka, yang keramaiannya tidak perlu dipertanyakan. Lalu bagaimana dengan Holland Bakery ? Bukankah Holland Bakery menyewa satu gedung/ruko sendirian, dengan beberapa lantai ? Memang begitu adanya, tetapi dilihat dari harga sewa, menyewa gedung dan menyewa counter di mall sangatlah jauh perbedaannya. Di Senayan City, bisa habis 30-an juta/bulan utk sebuah counter ukuran 100 m2, CMIIW. Bread Talk memang selalu mengundang perhatian orang, walaupun orang tersebut tidak punya niat untuk membeli roti pada awalnya. Tetapi ketika ia melihat gerai Bread Talk, melihat antrean pengunjung, dan membaui roti-rotinya, bisa jadi niatnya berubah. Lain Bread Talk, lain Holland Bakery. Holland Bakery, di mata saya memiliki ke-eksklusif-an. Yang datang ke Holland Bakery, hanya yang ingin membeli roti/produk lain dari Holland Bakery, memang niat dari awalnya sudah ingin beli roti.

Produk
Ditilik dari produk, Bread Talk memiliki kelebihan dengan mengedepankan inovasi. Lihat saja roti-roti dengan varian rasa dan bentuk. Tidak pernah dijumpai sebelumnya. Coba ingat-ingat sewaktu gerainya pertama kali dibuka di Kelapa Gading, siapa yang
tidak tahu roti abon Bread Talk ? Baik yang putih atau yg coklat, terkenal seantero Jakarta. Holland Bakery masih konvensional, masih dengan produk roti lama, yang belum ada inovasi. Tetapi ia menjual cake. Bread Talk di negeri asalnya pun menjual cake, tapi mungkin belum di-implementasikan di Indonesia.

Trend
Yang sedikit menjadi kekhawatiran saya adalah trend. Bread Talk, menurut ilham saya, merupakan awal dari trend bisnis roti. Terlebih dahulu ada trend Bubble Drink (Bubble Tea), Mr. Celup (sejenis sate tapi direbus). Setelah itu, menyusul donat (dimulai dari JCo). Dua bisnis pertama memang sudah menyurut, bahkan bisa dibilang mati. Dulu, di satu mall, kita bisa menjumpai banyak gerai penjual Bubble Drink. Tetapi sekarang, sudah berguguran. Saya kira trend bisnis roti dan donat, tidak demikian dengan trend sebelumnya. Karena Bread Talk sendiri sudah mulai dari 2003, sudah masuk tahun ke 4 berarti.

Bread Talk
Kakakku berkata bahwa dulu ia pernah dengar dari sebuah stasiun radio tentang strategi Bread Talk, yang sengaja mengeluarkan tidak semua produknya sekaligus, agar tercipta antrean. Dan dengan antrean itu, orang-orang akan berdatangan. Maklum, tradisi "yang rame itu yang enak" masih melekat di jiwa kita. Tetapi dengan menjamurnya bisnis roti, maka Bread Talk bukanlah satu-satunya pemain di bidang ini. Sebutlah Bread Story, Bread King, Bread Corner, dan masih banyak brand-brand yang ikut meramaikan peta persaingan bisnis roti. Gerai Bread Talk pun megah, penuh cahaya terang benderang dan desain yang modis.

Seperti halnya entrepreneur yang terus berinovasi, Bread Talk mengeluarkan produk yang inovatif dan menarik. Tidak ada padanan dalam menu nya. Bahkan jika dalam 3 hari kita berkunjung ke gerai nya, kemungkinan ada menu yang selalu berbeda tiap harinya. Bread Talk merupakan merk franchise, jadi pasti ada franchise fee, jadi keuntungannya pun otomatis terpotong. Jangan lupa dengan konsep dapur terbuka dari Bread Talk, ini merupakan daya tarik tersendiri bagi bisnis roti yang satu ini.

Holland Bakery
Nama Holland Bakery, menurut saya, nama yang sudah terlanjur populer di benak konsumen. Brand imagenya kuat. Sama seperti Aqua dalam merk air mineral. Pernah kakak dari teman saya yang bersuamikan orang Belanda dan hidup di Belanda, singgah ke jakarta, ia membeli roti. Holland Bakery yang dipilihnya.
Yah dari sedikit-banyak keuntungan 2 merk ini, saya akhirnya memutuskan bahwa jawabannya adalah Bread Talk.

(tulisan ini ada sejak tahun berdirinya Bread Talk, entah kenapa penulis tidak mempublish nya pada saat itu)

Tuesday, April 21, 2020

Learn-Do-Teach

Renungan Harian
Selasa, 10 Maret 2020


"Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya." - Matius 23:3


Learn-Do-Teach


Dalam sebuah komunitas bisnis, diajarkan sebuah pola "Learn-Do-Teach." Maksudnya sederhana, sebagai murid pastinya perlu banyak belajar. Kemudian setelah belajar; melihat mentornya melakukan, maka murid tadi akan melakukannya sendiri, mentornya yang akan melihat/memperhatikan. Lama-kelamaan murid tadi makin mahir melakukan dan akan mempunyai murid yang akan dia ajari.
Tidak boleh orang hanya melakukan "Learn-Teach" Atau "Do-Teach", serangkaian 3 aksi itu harus dilakukan berurutan dan terus menerus.
Learn-Do: tidak bisa menciptakan murid.
Learn-Teach: seperti kaum Farisi, tidak ada contoh tindakan, tidak ada integritas.
Do-Teach: lack of knowledge/kurang ilmu.

Ayat ini sarat dengan nilai integritas. Yesus mengecam kelakuan orang-orang Farisi yang tidak "walk the talk," kelakuan/perbuatan dan kata-katanya tidak selaras.


Kita perlu banget loh memiliki sikap integritas. Contoh simpel buat janji. Misalnya Anda buat janji ketemu dengan temen jam 11, tapi Anda datangnya jam 12. Bagaimana kira-kira temen Anda menilai Anda?

Ada contoh mudah tentang integritas, saat kampanye, janjinya apa, pas terpilih, kerjanya bagaimana. Muak 'kan
Anda melihat itu?
Black Eyed Peas dalam lagunya "Where is the Love" berucap "Can you practice what you preach?"
Kita perlu belajar untuk punya integritas, melakukan apa yang kita katakan, terlebih apa yang kita ajarkan. Agar orang lain bisa melihat karakter Kristus dalam kita (syd)

Friday, April 17, 2020

Jangan Takut Menderita

Renungan Harian
Sabtu, 25 Januari 2020
Pesta Bertobatnya S. Paulus, Rasul

"Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya,
betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung
oleh karena nama-Ku."
(Kis 9:16)

Jangan Takut Menderita


Kita semua pasti pernah baca tentang Saulus kan? Seorang ahli Taurat yg mengejar-ngejar pengikut Jalan Tuhan, menyiksa dan menangkap-nangkapi mereka. Dari yang ekstreme gitu, dipakai Tuhan menjadi rasulnya, sampai menulis kitab paling banyak di Perjanjian Baru. Kalau mau dipikir, Gila ga sih? Perubahannya ekstreme banget.

Memang begitu kalau Tuhan mau pakai seseorang. Coba kita lihat
Musa yang tidak pandai bicara, dipakai mengeluarkan bangsa Israel dari Mesir.
Yakub yg menipu ayahnya sendiri, jadi bapa Bangsa Israel.
Yusuf yg dibuang saudara-saudaranya dan dijual jadi budak, jadi pemimpin no 2 di Mesir.
Kalau Tuhan mau pakai, semua kekurangan orang tidak jadi masalah. Justru dengan adanya kekurangan/kelemahan, kita jadi semakin aware dan bergantung sama Tuhan yg menguatkan kita.

"Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya,
betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung
oleh karena nama-Ku." (Ayat 16)
Ayat ini menarik banget untuk dibahas. Ada orang yang menganggap kalau sudah jadi orang Kristen, hidupnya bakal jadi enak, berkat melimpah. Tidak semudah itu Ferguso. Ada tertulis di Luk 24:26 "Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemulianNya?"
Bahkan Allah sendiri yg menjadi manusia harus MENDERITA, sebelum masuk ke dalam kemuliaanNya. Trus, kita ini siapa gaes... Manusia yang dari kulit dan daging. Justru kita yang telah mengenal sabda Allah, harus semakin hari semakin mendekatkan diri pd Tuhan dengan membaca firmanNya agar kita makin dikuatkan. Jangan berdoa minta dimudahkan, tapi mintalah kekuatan untuk menghadapi tantangan.
(syd)


dimuat di Instagram @katolikvidgram

Tuesday, April 14, 2020

Action Cures Fears!

Renungan Harian 
Minggu, 6 Oktober 2019


“Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.” – 2 Timotius 1:7


Action Cures Fears!


Pernah ngga sih Anda ngerasa takut dalam hidup ini ?

Takut salah pilih pasangan ? Takut salah pilih jurusan kuliah ? Takut ngga bisa bayar tagihan/cicilan ? Takut menghadapi masa depan ? Takut kehilangan posisi/pekerjaan ?

Takut memang merupakan salah satu perasaan yang wajar muncul dalam kehidupan manusia, bahkan Tuhan Yesus aja pernah loh ngerasa takut saat berdoa di Taman Getsemani menjelang ajal-Nya. Tetapi Tuhan Yesus menyerahkan ketakutanNya dan memohon agar kehendak Allah saja yang terlaksana dalam hidup-Nya.  Kita juga perlu belajar dari pengalaman Yesus sendiri, meskipun perasaan takut meliputi diri, tetapi tetaplah berdoa dan percaya sama Allah, Dia tahu apa yang terbaik untuk kita.

Agar sukses kita harus berani. Kita memiliki kapasitas untuk mengatasi ketakutan. Bila rasa takut dituruti, sikap mental yang positif dan kreatif akan berubah menjadi sikap yang tidak produktif dan negatif, dan hal itu berakiibat fatal terhadap pencapaian. Rasa takut bersifat pesimistis, sementara keyakinan bersifat optimistis.  Daripada KVGMates menyerah pada ketakutan, mendingan tunjukin sikap penuh harapan dan optimistis.  Keberanian dimulai dengan mengatasi rasa takut dan berarti mengambil resiko – dengan uang kita, masa depan kita, bahkan hidup kita.

“Lakukan hal-hal yang Anda takutkan dan rasa Anda pasti hilang” (Emerson). Action cures fears, tindakan mengalahkan ketakutan.  Satu-satunya cara menghilangkan rasa takut adalah dengan menghadapinya. Bila KVGMates takut bicara di depan banyak orang, lakukan saja, setelah bicara beberapa patah kata, ketakutan itu pasti akan hilang sendiri. Rasul Paulus mengatakan dalam suratnya kepada Timotius, roh yang diberikan Allah bagi kita orang percaya adalah roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.  Berarti ketakutan itu bukan berasal dari Allah, kita harus berani untuk melawan ketakutan, jangan malah memberi kekuatan kepada ketakutan itu sendiri, nanti kalau kita fokus pada ketakutan kita, yakin deh ketakutan itu malah menjadi besar, what you focus on, will grow, pilih mana: fokus sama kekuatan kita atau ketakutan kita ? You decide, you ACT ! (syd)



dimuat di Instagram @katolikvidgram

Saturday, April 11, 2020

Renungan Ams 8:12-14

Kutipan
Aku, hikmat, tinggal bersama-sama dengan kecerdasan, dan aku mendapat pengetahuan dan kebijaksanaan.Takut akan Tuhan ialah membenci kejahatan; aku benci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat.Padaku ada nasihat dan pertimbangan, akulah pengertian, padakulah kekuatan. (Ams 8:12-14)

Catatan
Saya disadarkan dan diingatkan kembali bahwa memiliki / mengusahakan memperoleh hikmat adalah salah satu prioritas kita sbg murid Tuhan. Bila kita benar2 takut akan Tuhan, yg berarti mengerti apa yg Tuhan mau kita lakukan di dunia ini, apa yg Tuhan tdk ingin kita lakukan, maka kita pasti membenci kejahatan (kesombongan, congkak, bohong/mulut penuh tipu muslihat/bicara, curang, tdk adil, bertindak semena mena, tingkah laku jahat). Terima kasih Tuhan hr ini aku diingatkan utk selalu memohon hikmat kpdmu, berusaha utk hidup sesuai ajaranmu dan mjd semakij serupa dgn dikau, demi kemuliaan Tuhan yg lebih besar.

Wednesday, April 8, 2020

Renungan Mat 4:4

Kutipan
Tetapi Yesus menjawab: “Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.” (Mat 4:4)

Catatan
Jadi ingat sharing seorang teman di komsel yg saya ikuti, ketika tema pada pertemuan itu adalah ttg puasa, sahabat dalam iman sy itu menceritakan pengalaman dia dalam menjalani masa Pra Paskah (masa Puasa). Memang seringkali dia lupa hari kapan harus puasa / pantang. Ketika diingatkan teman/saudara, barulah dia sadar seharusnya hr itu dia puasa, padahal dia sedang makan saat itu.... 😅
Tetapi yang paling membekas di hati saya adalah ketika dia mengisahkan bagaimana ia menahan diri ketika lapar, ia ingat "manusia hidup bukan dari roti saja", seketika itu juga ia bisa mengendalikan diri utk menahan laparnya.
Sharing simple tapi sangat menyentuh hati saya. Terkadang kita manusia mudah tergoda dengan apa pun juga, apalagi menyangkut kebutuhan pokok, memang " Daging itu lemah, tetapi Roh kuat"; dan kita memang itu benar. Kita perlu banyak baca Firtu, berdoa, saat teduh, tapi yang paling penting kita perlu maintain relationship kita dgn Tuhan. Bukan sekedar formalitas: rutin ikut misa harian, dtg persekutuan doa, rajin doa, pelayanan kesana kesini. Pertanyaan nya adalah "Bagaimana relasi saya dgn Tuhan?"
Apakah Firtu yg saya baca, telah saya terapkan dalam kehidupan sehari-hari ?
Apakah saya sebagai pribadi mencerminkan seorang kristiani ?  Tiap orang dinilai dari buah2 nya (Gal 5:22-23)
Semoga menjadi refleksi bagi kita semua
(syd)

Sunday, April 5, 2020

Renungan Mrk 13:35,37

Kutipan
Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu bilamanakah tuan rumah itu pulang, menjelang malam, atau tengah malam, atau larut malam, atau pagi-pagi buta,Apa yang Kukatakan kepada kamu, Kukatakan kepada semua orang: berjaga-jagalah!” (Mrk 13:35,37)

Catatan
Ketika saya baca perikop Markus 13 ini yg berkisah, Khotbah Tentang Akhir Zaman, beberapa ayat menarik utk digali lebih dalam, tapi yg paling menarik bagi saya adalah ayat 35-37. "Berjaga-jagalah" Dalam perikop "Nasihat supaya berjaga-jaga" (Ayat 33-37) ditulis 3x. Biasanya dlm kitab Suci, bila Yesus mengatakan sesuatu hal yg sama sampai 3x, itu adalah hal yg PENTING.
Saya periksa di konkordasi alkitab, ternyata "berjaga" Muncul 4x dalam Perjanjian Lama (Kej 31:49; Mazm 127:1; 141:3; yer 31:28)
Di Perjanjian Baru muncul 23x

Refleksi saya adalah Tuhan ingin kita "berjaga-jaga" Setiap waktu. Maksudnya, menjaga hati kita (apakah hati kita semakin menyerupai Hati Kudus Yesus/Hati Maria Tak Bernoda), menjaga relasi kita denganNya, menjaga perbuatan kita agar selalu sesuai dgn ajaran2 Nya, berdoa dgn tidak jemu2, dll.
Supaya ketika saatnya kita dipanggil Tuhan, kapan pun itu, kita sudah siap utk pulang. Karena tujuan hidup adalah untuk mati, untuk pulang ke rumah Bapa.
Ketika kita "pulang", tubuh sirna, tidak ada yg kita bawa "pulang" (Materi, uang, rumah, keluarga, anak2, posisi, jabatan, dll) hanya Roh yg kembali pd Bapa.

Pertanyaannya adalah apakah kita sudah siap bila waktunya tiba?

Semoga menjadi renungan yg menginspirasi dan menguatkan di pagi yg mendung ini.
Selamat pagi dan tetap semangat !
(syd)

Thursday, April 2, 2020

Renungan Hagai 2:13-15

Kutipan
Andaikata seseorang membawa daging kudus dalam punca bajunya, lalu dengan puncanya itu ia menyentuh roti atau sesuatu masakan atau anggur atau minyak atau sesuatu yang dapat dimakan, menjadi kuduskah yang disentuh itu?” Lalu para imam itu menjawab, katanya: “Tidak!”Berkatalah pula Hagai: “Jika seseorang yang najis oleh mayat menyentuh semuanya ini, menjadi najiskah yang disentuh itu?” Lalu para imam itu menjawab, katanya: “Tentu!”Maka berbicaralah Hagai, katanya: “Begitu juga dengan umat ini dan dengan bangsa ini di hadapan-Ku, demikianlah firman Tuhan, dan dengan segala yang dibuat tangan mereka; dan yang dipersembahkan mereka di sana adalah najis.” (Hag 2:13-15)

Catatan
Gak ada "conditional obedience"
Selective hearing

Pd jaman kitab ditulis, pd saat mempersembahkan ngga main2. Sebelum mempersembahkan sesuatu, para imam harus menguduskan diri sblm memberikan persembahan.
Ketaatan bukan sesuatu yg bisa kita pilah pilih. Taat "kalau". Ketaatan 100℅/ sepenuh hati. Tuhan melihat hati kita. Hamba Tuhan ngga tau bgmn hati kita (syd)

17 Agustus

  Empat ratus lima puluh tahun masa kolonisasi Empat setengah tahun dalam siksa dan penuh derita Penuh pergolakan demi kedaulatan negeri Akh...