Wednesday, September 7, 2011

Paku


Pernah ada anak lelaki dengan watak buruk. Ayahnya memberi dia sekantung penuh paku, dan menyuruh memaku satu batang paku di pagar pekarangan setiap kali dia kehilangan kesabarannya atau berselisih paham dengan orang lain. Hari pertama dia memaku 37 batang di pagar. Pada minggu-minggu berikutnya dia belajar untuk menahan diri, dan jumlah paku yang dipakainya berkurang dari hari ke hari. Dia mendapatkan bahwa lebih gampang menahan diri daripada memaku di pagar. 

Akhirnya tiba hari ketika dia tidak perlu lagi memaku sebatang paku pun dan dengan gembira disampaikannya hal itu kepada ayahnya. Ayahnya kemudian menyuruhnya mencabut sebatang paku dari pagar setiap hari bila dia berhasil menahan diri/bersabar. Hari-hari berlalu dan akhirnya tiba harinya dia bisa menyampaikan kepada ayahnya bahwa semua paku sudah tercabut dari pagar. 

Sang ayah membawa anaknya ke pagar dan berkata: "Anakku, kamu sudah berlaku baik, tetapi coba lihat betapa banyak lubang yang ada di pagar." Pagar ini tidak akan kembali seperti semula. Kalau kamu berselisih paham atau bertengkar dengan orang lain, hal itu selalu meninggalkan luka seperti pada pagar. Kau bisa menusukkan pisau di punggung orang dan mencabutnya kembali, tetapi akan meninggalkan luka.Tak peduli berapa kali kau meminta maaf/menyesal, lukanya tinggal. Luka melalui ucapan sama perihnya seperti luka fisik. 

Mohon maaf lahir dan batin

Sunday, September 4, 2011

di kala survei itu

Pagi itu pukul 07.03 WIB ketika aku tiba di lobi Central Park, kawasan superblok di bilangan Jakarta Barat, dikarenakan janji bertemu di meeting point itu adalah pukul 7 tepat. Memang... bukan orang Indonesia jika tidak ngaret, sekitar 07.30an lah baru meninggalkan lokasi, itu pun minus 2 orang dalam mobil. Yang 1 karena di apart Mediterania, msh dalam kawasan superblok itu, maka aku putuskan untuk menjemputnya saja. Yang satu lagi lebih parah, saat masuk lobi, dia baru telepon dan memberitahu masih di rumah. Akhirnya diputuskan utk bertemu depan Untar saja (sebrang Citraland).

Akhirnya tol dalkot pun dimasuki setelah menjemput peserta terakhir di depan Untar, dengan sebelumnya tidak lupa mengucap syukur pada Yang Maha Kuasa dan mohon bimbingan selama perjalanan, dimulailah perjalanan itu....

Tujuan perjalanan:
Santa Monica 1 Camping Ground, Ciawi
Alasan perjalanan:
Technical survey untuk youth camp dan menetapkan jalur trekking

Peserta:
13 orang (7 laki laki dan 6 perempuan)

Moda transportasi:
Darat (2 minibus dan 1 SUV)

... nanti disambung lagi.... *perang sama nyamuk*



Tulisan, Pikiran dan Kata-kata

Di saat pikiranmu berbahaya, tak nyaman ada di sekitar orang lain;
Di kala perkataanmu malah akan menyakitkan tiap telinga yang mendengarnya;
masuklah ke kamarmu dan biarkan hanya kesendirian ada di sekitarmu.

Ambilah pena dan tuangkan tiap bibit pikiran ke dalam tulisan.
Tulisan tidak akan berbahaya, kecuali dibaca sambil ditanggapi.
Tulisan tidak pernah tidak nyaman, kertas ada untuk ditulisi.
Tulisan tidak bisa menyakiti, kecuali dibaca dan dirasa.
Tulisan, tumpahkan segalanya dalam huruf dan guratn.
Sampai tenang rasamu

Kata-kata tidak punya perasaan
Kata-kata tidak berpihak
Kata-kata tidak menghakimi
Pikiranlah yang buat itu semua
Jika membaca, bacalah saja
Tanpa asumsi
Tanpa pikiran apa pun 

Ngamen Lagu Indonesia di Negeri Belanda - Nederlandse Zanger Zingt Indonesische Liedjes

Sumpah gw bangga banget ngeliat ini... Ngamen lagu Indonesia di Belande cuy...

17 Agustus

  Empat ratus lima puluh tahun masa kolonisasi Empat setengah tahun dalam siksa dan penuh derita Penuh pergolakan demi kedaulatan negeri Akh...