Sunday, September 30, 2018

From Japan with poem #8

sebiru-birunya langit ku memandang
awan jadi permadaninya
gunung salju
indah oh indah

kota, rumah, jalan, jembatan
sawah, lembah, bukit
semua buatan manusia fana
nampak kecil, sangat kecil

putih, bersih, berkilau
lembut, tipis dan tebal
bergerombol atau sendiri
awan menghias langit

dengan burung besi raksasa
kami jelajahi angkasa
diapit lapisan awan
berlomba ke tujuan

10.000 km dpl
Sapporo - Tokyo, 25 April 2018

Saturday, September 29, 2018

From Japan with poem #7

saat doaku tak kunjung dijawab
permohonanku bertepuk sebelah tangan
apakah aku masih setia
apakah aku masih percaya

bila masa jaya ku datang
tiada duka kurasa
apa aku tetap berdoa
apa aku tetap bersyukur

uji aku ya Tuhan
bagai emas yang dilebur
menghilang noda yang tak pantas
semakin murni di hadapanMu

Thursday, September 27, 2018

From Japan with poem #6

Tiada habis berkatMu
Kurasakan tiap hari
Mulutku penuh ucap syukur
Hanya bagiMu 
Nama di atas sgala nama

Mejaku tak pernah kosong
Rejeki selalu kau beri
Betapa tidak ku bersyukur
Memuji kebaikanMu spanjang waktu

Kupercaya
Hanya Engkau yang sanggup
Berikanku yang kubutuh
Bukan yang kuingin
Kau tahu apa yang kuperlu
Puji dan syukur hanya bagi
Kemuliaan namaMu

Hakone, 23 Mei 2018

Wednesday, September 26, 2018

From Japan with poem #5

Tuntun aku ya Tuhan
Ke rencanaMu yang terbaik
Tak mau aku jalan sendiri
Daging ini lemah
Roh lah penurut
TanpaMu, apalah arti hamba ini
DenganMu, kulangkah kaki

RancanganMu bukan rancanganku
Jalanku bukan jalanMu
Ku mau ikut jalanMu
Tunjukkanlah itu ya Tuhan

Jangan hatiku yang putuskan
RohMu saja yang tunjukkan
Ke arah mana kaki ini kulangkah

Hakone, 23 Mei 2018

Tuesday, September 25, 2018

Sebuah refleksi #33

Shibuya crossing street
Hikari-e, sky hall
Dari atas kulepaskan pandangan
Sungguh indah karya manusia
Gedung berlomba bermegah
Lampu warna warni bertebaran
TV LED cerah ceria
Malam jadi siang
Berbagai merk mobil dan motor besar
Indah semua ciptaan manusia fana
Berdecak kagum memandangnya

Namun....
Siapa pencipta manusia?
Adakah Dia lebih agung dan hebat?



Senandung pengganti usia:

~ Bila tanpa campur tanganNya
Tak berguna
Saat-saat kuputus asa
Tuhan datang menghiburku~

~ I just come to praise the Lord ~


~ Ooo, damainya hatiku

kala mentari, bersinar lagi ~

~ Give thanks to the Holy One

Give thanks with a grateful heart ~

From Japan with poem #4

Tahun demi tahun berlalu
Hidupku kian bertumbuh
Pengalaman menjadi kaya
Tak pernah kusangka
Rasa yang sudah terlupa
Mengapa muncul ke permukaan
Sudah aku lupa
Lupa rasanya jatuh cinta

Hadir seorang insan
Kagetkan hari-hariku
Sungguh aku lupa
Lupa rasanya jatuh cinta

Tak kusangka Tuhan ijinkan
Kualami rasa yang demikian

Hakone, 23 Mei 2018

17 Agustus

  Empat ratus lima puluh tahun masa kolonisasi Empat setengah tahun dalam siksa dan penuh derita Penuh pergolakan demi kedaulatan negeri Akh...