Thursday, November 26, 2009

Between Me and Prizes

Tidak tahu mengapa saya senang sekali bila berhasil memenangkan sesuatu. Perasaan positif itu bagai meledak-ledak, mengguncang keseluruhan badan dengan energi positif. Entah itu quiz radio, games pada stand suatu pameran, seminar, quiz online atau apapun juga yang menghasilkan sesuatu yang disebut hadiah (prize). Sambil mandi malam, kepala yang kecil ini terus kupaksa berpikir, mengapa ? Apa sih pengalaman masa lalu yang membuat perasaan senang itu ? Sejak kapan mulainya ? Apa penyebabnya ?

Bila ditelaah lebih lanjut, dari etimologi bahasanya, prize jelas berbeda dengan gift dan present. Kedua contoh terakhir sifatnya diberikan secara cuma-cuma. Momen ulang tahun diberi hadiah ulang tahun, itu present. Berbeda dengan prize. Ada yg sesuatu yang perlu di-achieve. Untuk mendapatkan tiket gratis nonton konser band kenamaan dari manca negara perlu mengikuti kuis, dimana ada 3 buah pertanyaan yang jawabannya dikirim by email, berkompetisi dengan ratusan bahkan ribuan peserta lain di luar sana yang memiliki harapan ygn sama, PRIZE. Perlu suatu usaha, untuk mendapat sebuah sedan eropa mewah sebuah TVC (Television Commercial) dari bank berujar agar para nasabahnya menambah poin tabungannya. Perlu pengorbanan. Iyah, pengorbanan. Perlu lari-lari dari tempat duduk ke depan panggung, dilihat oleh semua orang lain, menjawab pertanyaan dan akhirnya hadiah pun di tangan.

Teringat jelas pengalaman masa silam ketika mendapatkan hadiah pertama dari Canasta (salah satu snack/makanan ringan kira-kira 12 tahun yg lalu). Sebuah mainan berupa miniatur pohon yg dapat dibuka secara diagonal dan di dalamnya didapati miniatur rumah lengkap dengan boneka karakter dari Canasta (kakek-kakek mungil berbaju hijau). Ada dapur lengkap dengan oven, kamar-kamar, meja dan kursi. Perasaan bahagia dan senang benar-benar meliputi hati saat itu. Memang itu hanyalah 100 hadiah pengirim pertama (siapa yg mengirim amplop dengan syarat terpenuhi akan mendapatkan hadiah tersebut), tapi tetap saja senangnya meluap-luap. Tidak cukup 2-3 hari berbangga tentang hal itu.

Dari sejak SD, tidak ingat kapan persisnya, saya sering kali mengirim surat undian. Tutup kaleng/botol yang digepengkan, kemasan makanan, tutup aluminium kaleng, potongan kardus kemasan, atau secarik kertas bertulis tangan. Apa saja, yang penting ada hadiahnya. Dari brand susu, makanan sereal, snack, minuman ringan, quiz di tabloid, you name it. Dulu, perangko dan amplop menjadi sahabat. Hampir 2 minggu sekali mengirim surat.
Pernah suatu kejadian, waktu membuka kemasan kaleng sebuah brand susu cokelat, ada aluminium foil di bagian atas kaleng tersebut yang bertuliskan nama brand tersebut. Entah karena urusan apa, aku meninggalkan pekerjaan membereskan barang-barang itu, datanglah pembantu rumah tangga yg membereskannya. Dimasukkan susu itu ke dalam kemasan kedap dan dibuanglah sisa-sisa sampahnya. Saat kembali ke TKP betap berkejutnya hati saat lembar aluminium yang bisa mendatangkan Playstation atau sepeda gunung sudah lenyap. Usut punya usut, ternyata dibuang. Memang secara logika, benda tersebut kerap menjadi sampah.

Tapi yang terjadi, aku marah besar. Benar-benar marah. Trust me, you don't want to see me when I'm angry. Ask my friends, my colleagues, my family whether they see me angry, absolutely they will told you, He never angry.
Setan berhasil merusak pikiran bocah kecil yang penuh dengan harapan itu. Bentakan ! Cacian ! Makian ! Cemooh ! Semua perasaan negatif tertumpah saat itu juga. "Ngapain gw beli susu itu kalo bukan karena hadiahnya ! Eh malah lu buang !" kira-kira begitu hardikku.

Saat itu di rumah ada seorang saudara yang sudah berumur sedang menginap, dia menghiburku dengan berkata bahwa akan dibelikan lagi barang yg sama. Selain itu, ada pembantu lain, yaitu ibu dari pembantu pertama yang memarahi abis anaknya.
Aku menitikkan air mata marah dan sedih. Pikiran kacau, galau. Tak lama berselang, pembantuku datang dengan berlinang air mata dan masih terisak, ia mengulurkan tangan kanannya yg memegang aluminium foil yg tadi ia buang. Ia mengorek2 tempat sampah demi itu.
Berkaca dari pengalaman di atas, aku semakin bertanya, apa sih yang membuat aku sampai sebegitunya ? Begitu kuat emotional bond antara aku dan prize. Sepertinya Brand Manager sudah berhasil membawa keterikatan emosi antara brand/produknya pada customernya, setidaknya aku.

Aku mencoba mengingat-ingat, hadiah apa saja yang berhasil aku dapat (dengan sedikit terpaksa harus menyebut brand/merk)
- DVD Player portable dari BCA, atas kesetiaan menggunakan kartu kredit BCA.
- Voucher 100 rb di Restaurant Boka Buka (French Resto) dari Indika FM, dulu siaran sore di 91.6 FM ini sering ada quiz dan tentunya sering saya ikuti).
- Voucher 100rb di MAP dari raddio PAS FM
- Buku "The Power of Spiritual Network Marketing" dari radio Smart FM, waktu terpilih menjadi penerima hadiah dari beberapa penanya via SMS.
- Voucher Rp 100 rb di Restaurant Cilantro dari sendokgarpu.com, setelah menang quiz di portal kuliner itu.
- CD musik (pilih sendiri) dari Indika FM
- CD Musik KFC Hit List Vol 1 dari KFC Kemang (sampai punya 2, 1 lagi beli sendiri), lupa karena apa dapat hadiahnya.
- Samsung MP3 Player dari seminar Handy Irawan oleh Smart FM, menjawab quiz saat seminar. --> hadiah yang sangat berguna, hampir tiap hari dalam perjalanan ke kantor atau pulang dipakai
- Pin iNAFFF di Blitz Grand Indonesia saat iNAFFF, lari ke depan dan menjawab quiz dari MC
- Nokia Mobile Phone dari Kaskus, atas terpilihnya ucapan selamat ulang tahun pada HUT ke 10 Kaskus. Tapi belum terima barang, katanya tgl 30 Nov baru dikirim. Pertamax gan !
- Portable iron dari Telkom Indonesia di stand pameran Pesta Blogger 2009, atas menang dalam quiz mengetik "telkom speedy" dengan mata tertutup. Bahh quiz gak mutu, sejak SMA gw udah bisa ngetik 10 jari. Pasti menang lah !
- Mainan pohon canasta dari Quiz Canasta
- Voucher 20%Restaurant Padi dari sendokgarpu.com, setelah menang quiz ke dua kalinya di portal kuliner itu.
- Buku "7n1 Strategy Toward Global Competition" ditulis oleh Handito H Joewono di seminar tentang Pricing di FEUI. Karena bertanya paling bnayak di sesi Pak Handito "Loves the book"

"Prize is not take for granted. You have to do something to achieve it" (mintujuh)

Ada seorang ditanya "Apa impianmu ?" Lalu ia menjawab "Saya ingin menang lotere 1 juta dollar" But in reality he never buy the lottery

Batik before iNAFFF

Menanti film Dead Snow di iNAFFF yg mulai pk. 19.30, aku berjalan-jalan di Alun Alun Indonesia, Grand Indonesia. Sedang ada pameran batik. Di tiap stand menampilkan batik yang berbeda daerah asalnya. Di bagian depan ada sebuah booth yg memperbolehkan pengunjung mencoba menggunakan canting. Malam (bahan utk membuat batik, isi dari canting) juga disediakan, terus menerus dipanaskan sehingga aromanya terasa. Ada batik yang berasal dari serat tanaman, ada yang diwarnai dengan pewarna alami seperti tanah liat, buah-buahan yang direbus. Sempat aku dijelaskan proses membuat batik. Membuat batik bisa sampai 1 bulan, tergantung motif dan kesulitannya. Untuk 1 warna saja, bisa sampai 8 kali pencelupan warna yang sama. Wew....
Warna alami itu hasilnya agak pucat, menurutku, tapi menurut penuturan dari Mas Jatun, seorang profesor dari UGM yang meneliti warna, kain-kain yang dicuci menggunakan lerak, lama kelamaan warnanya akan semakin keluar. Hebat yah !

Wednesday, November 25, 2009

REC 2 @ Blitz, 19.30, 19 Nov 2009

Penonton dikejutkan segera setelah menyerahkan tiket masuk. Bagaimana tidak , dibalik pintu masuk yang hanya dibuka 1 pintu, berdiri seorang berpakaian ala Scream, jubah hitam dengan topeng putihnya yang legendaris itu dilengkapi dengan deathscythe. Bahkan ada penonton wanita yang menjerit cukup keras, saat ia menyapa wanita itu. He he. Bahkan penulis rela berdiri 10 meter dari pintu masuk demi melihat ekspresi-ekspresi itu. Sejujurnya, penulis juga sempat kaget. He he. Sekitar 3 meter di belakang 'tokoh' itu ada seorang fotografer yang stand-by merekam ekspresi-ekspresi dari orang yang lewat. Lucu juga idenya...
Filmnya: MANTAP !! Kalau suka film pertamanya, pasti suka sekuelnya. Ada sedikit penambahan yang membuat film ini tidak sama persis seperti prekuelnya, ada 2 kamera dari 2 tim yang berbeda. Jadi ada perubahan sudut pandang yang jauh berbeda.
Zombienya masih sama, berdiri diam beberapa saat kemudian lari mengejar pemegang kamera. Mantap !!

Monday, November 23, 2009

Kompetisi

Mengobrol dengan kakak pertamaku ternyata membuka wawasan baru tentang sengitnya kompetisi di bisnis retail, khususnya hobi yang dulu sempat ia tekuni. Ya mungkin tidak semuja benda/barang dapat memiliki karakteristik yang sama dengan yang akan saya bahas disini. Barang tersebut diproduksi massal di suatu negara kemudian dengan alur distribusi distributor tunggal, barulah benda itu sampai di negara tertentu. Dari distirbutor tunggal tiap negara, berlanjut ke tangan-tangan berikutnya, seperti retail store atau toko.
Ambil suatu contoh, bila harga barang A di retail adalah 100, maka pabrik menjual ke distributor tunggal dengan diskon 50%. Kemudian toko diberi diskon 30% dari harga retail. Nah, mengapa dibilang sengit, ada sebuah kasus yg cukup menarik seperti ini. Sebuah distributor tunggal di negara X menjual barang di harga 60 untuk retailnya. Memang profit dia hanya 10, tapi dia pasti menarik semua konsumen bahkan dari negara tetangga, dia sukses sekali merusak harga pasar. Dan distributor ini tidak lagi memberi potongan harga, bahkan jika ada konsumen yang membeli dalam partai besar sekalipun.
Bayangkan di negara Y, sebuah toko hobby mendapatkan harga modal dari barang A adalah 70 (100 diskon 30%), harga modal jika dibandingkan dengan harga jual distributor tunggal X saja lebih murah di X. Bagaimana bisa bersaing ?
Dalam konteks ini, toko-toko memeiliki layanan e-commerce, jadi pelanggan dari manca negara dapat membeli barangnya dengan mudah. Walaupun kena ongkos kirim, tetap saja jatuhnya lebih murah. Sebutlah ongkos kirim 6, sehingga total Harga Jual adalah 66. Sedangkan toko A menjual di harga 80 (dengan berasumsi ia mengambil marjin 10), selisih 14. Anda sebagai customer, pilih yang mana ? (Tentunya dengan mengesampingkan service yg diberikan, kecepatan pelayanan. Hanya price-based)

Setelah mendengar penuturan dari kakakku, aku teringat akan perkataan seorang teman pengusaha dalam komunitas entrepreneur di kampusku dulu. "Di bisnis tuh kompetisinya gila. Bahkan ada yg strategi bunuh diri. Dia jual di bawah harga modal. Rugi gak apa-apa, yang penting lu mati!" kira-kira begitu penuturannya. Dan pernyataan ini diamini oleh kakakku. "Adu kuat modal", katanya. Jadi, saat toko yang modalnya gede jual di bawah harga modal, otomatis pembeli lari semua ke dia. Toko yang modalnya sedikit, lama kelamaan akan gulung tikar, tidak ada pembeli. Setelah menyingkirkan pesaing, barulah harga perlahan dikembalikan.
Well, business is business. Ada cara kejam, tak masuk akal bahkan tergolong gila untuk memenangkan persaingan. Maka, bagi Anda para pebisnis berhati-hatilah dalam menentukan strategi guna memenangkan kompetisi di bisnis anda.
Sebagai penutup, saya ingin mengutip seorang pakar di bidang business competition, Handito Hadi Joewono "Kompetisi itu indah. Jangan matikan kompetisi. Biarkan kompetitor tetap hidup, bahkan tidak perlu dipermasalahkan bila kompetitor terus maju, asalkan kita jauh lebih maju"

Thursday, November 19, 2009

Dari Gonzaga Festival sampai ke iNAFFF

Tidur telat bangun pagi-pagi.
Persis lagu Saykoji - Online ajah. Ya.. memang benar, hari minggu gw persis kaya gitu. Sehubungan dengan semalam ikut Gonzaga Festival + nongkrong, jadilah sampe di rumah 00.30 WIB. Itupun dengan jalan kaki dari depan gang sampe rumah (jarak 950 meter). Gile aja ada tukang ojeg jaga sampe jam segitu

Beruntung dapat tebengan dari Gonz sampe sebrang gang. Oke, balik ke hari Minggu, parah juga tidurnya... pasang beker jam 7, gak berasa, gak kedengeran. Jam 7.40 tiba-tiba bangun sendiri, kontan melihat jam dan menjerit dalam hati "Anjrit !! Acara mulai jam 8 !!!"
Badan lemes gila, gw itung-itung tidur gak sampe 5 jam, pantes ! Plus kemaren di Gonz banyak berdiri pula.

Singkat cerita 8.15 sampailah diriku dengan dandanan gaul-formal (ada yah kosakata kaya gini ?) yaitu t-shirt putih Pesta Blogger 2009 ditutup kemeja tangan pendek tanpa kantong bercorak gradasi dipadu dengan blue jeans dan disempurnakan dengan All-Star Converse Sneaker (modal beli di Blok M, 115 rb cing !)

Ikut acara ultah KKMK ke 25, yg diawali dengan misa konselebrasi ala Betawi dipimpin konselebran utama Uskup Agung Jakarta. Jarang-jarang nih ikut misa dipimpin Uskup. Sekitar 13.30 cabut ke GI, setelah mendengar sesi motivasi dari Paulus Winarto. He's funny, maybe a former comedian.

Bersama 2 choicer seangkatan sampai di GI tanpa hambatan berarti. Mereka ternyata sangat baik hati dan ramah sekali, gak mau nonton film yang gw tonton (dalam iNAFFF). Jadi gak enak, mereka ikut sampe GI cuma nemenin gw doank. Haha. Kacrutlah gw ! Makan di BK, Long Chicken BLT (bukan Bantuan Langsung Tunai), enak juga.

Langsung ke play list !
Film 1: Musashi. Ketipu abessshhh. Pastinya kalo liat sinopsis di buku acara, website atau papan pengumuman, bakal ngiri ini full action anime. Dan salah besar ! NOL BESAR ! Malah ada karakter CG berupa kakek-kakek gak jelas tiba2 ngomong gak jelas, dalam bahasa Jepang tentunya. Dan tidak pakai English subtitle. Yes banget !!! Non English Subtitle for Japanese anime. Oooo please.....

Film 2: MW, karya Osamu Tezuka ini kok agak mengecewakan yah ? Mungkin karena Osamu Tezuka hanya berperan di story nya saja. Dan selama film berlangsung, cukup terganggu (sama dengan penonton lainnya) dengan jeritan-2 cewek-2 ABG0-@l4y-gak-penting yang jerit2 kalau tokoh cowonya muncul. Apalagi ditambah adegan2 berbau bishounen. Tidakkkkkkkkk

Mimpikah ?

Mendengar dentuman drum berpadu gitar dan hentakan bass yang berpadu dengan keras hingga jantung ikut berdetak dengan kencang. Darahku terasa mengalir lebih cepat dari biasa. Membuat kenangan masa lalu kembali terlintas. Sebersit keinginan kembali mengadakan event.

Musik. Band. Panggung. Crowd

Akankah impian itu menjadi nyata ?
Time will answer....

14 November 2009 @ Gonzaga Festival

Go iNAFFF Go !!

"Can I have your attention please.
I have an announcement to make.
The following scene is not suitable for young audience.
It contains violation and bad language.
Thank you"

Bintang

Malam ini kutatap langit
Berharap menatap bintang yg berkedip
Di tengah kegelapan malam
Yang sunyi dan tenang
Menemani rembulan yang memantulkan
Cahaya sang surya
Harapanku hanya jadi sekedar harapan
Bintang tak tampak hari ini
Mungkin bukan malam ini
Sama seperti hati ini
Belum menemukan bintang
Karena belum tepat waktunya

Oktober 2009

Jakarta hari ini

Hari ini Jakarta dingin
Sepanjang waktu awan menjadi tameng
Akan sang surya yang kadang begitu terik
Tadi sore hujan
Lebat. Angin. Badai.
Pandanganku dibuat kabur olehnya
Deras sekali menghantam apapun di bawahnya
Pohon-pohon berguncang
Daun-daunnya menarikan tarian perang
Kiri dan kanan tidak beraturan
Pohon itu seperti menjerit ketakutan
Tapi tanah di bawahnya menenangkan

Ibu Kota lebih kejam dari ibu tiri
Kata sebagian orang
Tidak selamanya seperti itu
Hari ini Jakarta dingin

12 November 2009,
Yadi

Sunday, November 8, 2009

Don't Stop Me Now

Kempinski Grand Ballroom - Grand Indonesia menggelar konser bertajuk Queen It's a Kinda Magic ! dengar performer dari negeri asal Australia, di klaim sebagai The Best Queen Tribute Show Ever, yaitu band "It's a Kinda Magic!"
Pada konser yang digelar 2 hari ini (5-6 November 2009), saya menonton pada hari pertama, dengan merogoh kocek Rp 300.000,- (tiket Silver) minus discount 25% untuk pemilik kartu kredit BCA saya sangat terhibur dan terkesan.

Pk 19.30 kerumuman penonton sudah memenuhi depan pintu masuk venue di lantai 11 itu. Tampak juga VJ Daniel dan Tompi. Pintu dibuka jam 8 kurang 5. Penonton langsung berhamburan masuk, tiap kelas dengan pintu masing2. Tentu saja kelas kambing (baca: Silver) paling banyak peminatnya.
Konser yang digelar Signature Production ini terbilang kurang sukses untuk hari pertama. Terlihat lebih dari 30 kursi kosong di depan kelas Silver.
Drum set menghiasi tengah panggung dengan tinggi lk. 1 meter itu. Di sisi kiri tampak grand piano putih yang sangat elegan. Smoke machine terus mengepulkan asap disertai lampu sorot merah. Tampak 3 giant screen di belakang panggung.
Sekitar 20.30 lampu dimatikan, tampak sekelebat semua personel berlari ke posisi masing-2. Penonton pun heboh bertepuk tangan.

Tak lama, "It's a Kinda Magic" pun membuka konser dengan apik. Vocalis dengan potongan rambut dan gaya yang mirip dengan Freddie Mercury sangat mencuri perhatian. Semoga tidak sama gay nya..... Gitarist dan bassist berbalut kemeja dan celana putih, drummer dengan kaos garis-2 hitam putih. Freddie Mercury eh... maksudnya vocalist memakai kaos dalam putih ditutup dengan jaket kuning mentereng. Giant screen menampilkan live dari Queen yang asli, hebatnya kostum di live Queen itu sama persis dengan yang ada di panggung. Mereka benar-2 ingin membawa jiwa Queen dalam konser ini.
Pada lagu ke-2 tampak sang vocalist di belakang piano. Lalu mereka bersama memulai tembang selanjutnya, "Play the Game". Sayang sekali mic vocal-nya tiba-2 kehilangan suara, untung cepat ditangani oleh Sound Engineer. Paduan band dengan piano itu ternyata indah loh kalau dilihat langsung.... Tidak disangka-sangka, lagu ini belum selesai langsung di medley degnan "Killer Queen". Duh... alunan gitarnya itu mantap banget !

Setelah sukses membangkitkan semangat penonton, band pun memberi salam pada Jakarta. Ternyata mereka sedang menggelar konser keliling dunia.

"Radio Ga Ga" melantun selanjutnya. Penonton diminta berdiri. Terlihat sebagian penonton berjoget menikmati irama. Kebayang dong reffrain Radio Ga Ga yang ada clap nya ? Penonton pun menirukan lagu aslinya dengan clap 2x. Hidup banget deh !! Yang keren di lagu ini, guitarist also play keyboard. Ck ck ck
Lanjut lagu ke 4, "Another Bites of Dust". Begitu dentuman bass intro melantun, penonton langsung mengenali dan bersorak gembira tidak lupa bertepuk tangan. Di tengah lagu, solo bass yang mantap gokil langsung menyedot perhatian penonton, hanya bassist dan drummer yang tinggal di panggung. Solo bass yang menyihir penonton itu langsung disambut oleh gemuruh tepukan dari penonton. Kemudian vocalist muncul kembali dengan hanya kaos dalam putihnya. Sambil meneruskan lagu tersebut, paduan lighting yellow, orange, red sangat memukau dan menyajikan sebuah performance yang unforgettable.
Setelah lagu berakhir, vocalis mengajak penonton menirukan suara yang dibunyikannya. Kemudian crew datang memberi vocalist sebuah gitar akustik.

"Crazy Little Things Called Love" tampil sebagai lagu selanjutnya. Memang di lagu ini ada petikan gitar akustiknya. Drum yang berada di lantai yang lebih tinggi, dengan tangga di bagian bawahnya, nah di tangga itu dipasang lampu. Lampu itu menyala senada dengan tepukan yang dihasilkan penonton.
Lagu selanjutnya memiliki lirik awal "Aaaaaah, you gonna take me home tonight?" Yup ! "Fat Bottomed Girl". Dengan lampu putih, band bermain dengan rapih, vocalist pun melepas kaosnya dan all the ladies scream. ^^ Mendekati akhir lagu, screen menampilkan clip beberapa gadis muda telanjang bersepeda bersama. Wew.... benar-benar pengalih perhatian... Penonton pun terdengar tertawa kecil. Disambung dengan solo drum yang mengesankan. Dihiasi permainan 1 tangan, memukul bass drum dari depan. Ditambah permainan lampu warna-warni yang disorot ke arah drummer secara bergantian, semakin membuat penonton tak berkedip.

Tampil sebagai lagu ke 7 adalah "One Vision". Vocalist memainkan gitar. 2 guitarist dan bassist bermain sejajar, keren deh !
Lagu selanjutnya mungkin salah satu yang menimbulkan paling banyak kehebohan dan tepuk tangan dari penonton, Don't Stop Me Now. "Burning to the sky yeah !" Guitarist beralih profesi menjadi pianist. Memang di awal lagu sampai pertengahan, tidak ada suara gitar, hanya ada alunan piano. Nah, di tengah lagu (tepatnya menit ke 2) kan ada bagian yang menyanyikan "Don't Stop Me Don't Stop Me" hanya diiringi drum, saat itulah pianist kembali menjadi guitarist dan vocalist ke piano. Keren banget ! Kerapihannya, kemampuannya membawa penonton larut dalam irama.

Lanjut adalah "Tie Your Mother Down". Sebenernya pas lagi denger konsernya, saya tidak tahu lagu ini, belum pernah dengar sebelumnya. Hanya catat liriknya sedikit, kemudian googling, dapet deh judul ini. Hehe... maap kosakata lagu Queen gak lengkap nih.
Setelah itu ada istirahat selama 20 menit.

Sesi ke dua dibuka dengan "I Want It All". Si Freddie Mercury Wanna Be (FMWB) tampil dengan gaya gay abis. Coba dibayangkan sebagai berikut: telanjang dada, dasi hitam, celana kulit hitam mengkilat plus nge-press, topi ala g@y (di film-2 sering dipakai di club-2 gay), tambah kacamata hitam. G@y, MAHO bercampur jadi satu.
Vocalist ke piano untuk melantunkan lagu selanjutnya "In the Lap of The Gods Revisited", ini juga hasil googling.

Sekilas tentang panggung, ada 8 set lampu 6 (karena 1 setnya lampu ada 6) di sebelah kanan. Di kiri juga serupa.

"It's a Hard Life" menjadi lagu yang dimainkan selanjutnya. Kemudian "You're My Best Friend" yang tidak dimainkan secara lengkap. Intro-nya itu mantap banget, memorable abis. "Spread Your Wings" menjadi tembang selanjutnya. Vocalist masih di piano.

Nah, lagu ke 15 ini gak tau judulnya apa, yang jelas drummer yang nyanyi lagunya. Dengan screen menampilkan clip mobil F1 jadul.

Lagu ke enam belas adalah "I Want to be Free", pernah lihat video clip nya ? Kalau pernah, pasti kebayang bagaimana tampilan Freddie Mercury disitu. Nah begitulah juga dandanan vocalistnya, pakai pakaian cewe lengkap blush-on pink di kedua pipi. Suara keyboard yang membahana menambah keren lagu ini. Vocalist dengan heboh muter-muter mengelilingi venue, sempet joget dengan seorang penonton cewe di barisan depan juga.
Guitarist pun kebagian solo. Tapi menurutku solo-nya kurang bagus, apa karena sering denger Balawan dan Steve Vai ? Hmm....

"Keep Yourself Alive" tampil selanjutnya. Sekarang vocalist memakai celana kulit merah dengan garis biru di bagian dengkul sambil membawa Sang Merah Putih (bendera Indonesia) yang dipakai menjadi sayapnya.
Lagu berikutnya pasti dikenali dari intro nya yang unforgettable, "Under Pressure". Poll banget dah disini. Screen menampilkan masa Amerika terkena Great Depression.
Disambung "Somebody to Love", vocalist kembali merangkap pianist.

Selanjutnya adalah lagu yang biasa diputar saat selesainya Final Liga Champion, "We Are the Champion". When the reffrain being play, all hands up and slowly moved to the right and left. Menjelang akhir lagu, vocalist terlihat menenggak air, kemudian dia berbalik badan, menengadah dan menyemburkan air ke atas. Wow !!
"We Will Rock You" tampil berikutnya. Tentu saja dengan tepuk tangan yang khas dari lagu ini. Semua penonton melakukannya loch !

Sesi akustik, lagu pertama gak tau, lagu kedua adalah "Love of My Life" yang legendaris. Kemudian konser ditutup dengan lagu Track 1 di album Queen Greatest Hits 1: "Bohemian Rhapsody". Permainan lighting yang berganti-2 saat vocalist bersahut-sahutan menambah feel dari lagu ini.

Thursday, November 5, 2009

Petenis cantik

Sebagai lelaki normal yang senang melihat yang indah-indah, saya pun berinisiatif membuat postingan ini. Semoga berkenan

Maria Sharapova




Daniela Hantuchova


Maria Kirilen
ko



Ana Ivanovic



Anna Kournikova

All-Star Table Tennis Tournament

Martina Hingis




terima kasih kepada: Google Image

Wednesday, November 4, 2009

Konser Musik Kontemporer Karya Epi Martison
Hentakan Papua
Graha Bhakti Budaya
13-14 November 2009
HTM : Rp. 50.000,- & Rp. 30.000,-

“Kembali Merasa tercuri …. kembaIi merasa akan kehilangan kembali merasa terancam”. Maka kembali seharusnya kepada nurani kami …. apakah selama ini kami mengenalnya ? Apakah selama ini kami menjaganya ? … yang hanya kami ketahui bahwa kami memilikinya untuk waktu yang tidak terhingga. Ketika yang menjadi milik kami direbut dengan propaganda, yang kami lakukan hanya teriak dan marah serta menuntut dikembalikan. Milik kami itu adalah khasanah seni dan budaya yang merupakan bentuk warisan nenek moyang kami. Yang menjadi sumber inspirasi kami untuk berkarya.

Pertunjukan ini didukung oleh Michael H. Jakarimilena (Micky Idol) & seniman-seniman generasi muda Papua di anjungan Papua TMII, berkolaborasi dengan musisi kontemporer : Armen, Henry, Fahmi Alatas, Pilatus, Wempit dan Sersius Wabiser

ps: saya nonton yang hari jum'at (13 nov)

Pentas Teater TRAGEDI MACHBETH


Pentas Teater
TRAGEDI MACHBETH
Karya : William Shakespeare
Produksi : Teater Sastra UI
Graha Bhakti Budaya
20-22 November 2009
Pkl. 20.00 wib
HTM : Rp 75.000,- Rp. 50.000,- & Rp. 30.000,-





“Salam, Macbeth! Salam untukmu, panglima Glamis! Salam, Macbeth, salam untukmu, panglima Cawdor!

Salam, Macbeth, kau kelak 'kan jadi raja!"

Demikian bunyi ramalan yang disampaikan oleh tiga penyihir kepada Macbeth, sang pahlawan yang baru gemilang menumpas pemberontakan. Ketika datang utusan raja Duncan untuk menyampaikan bahwa Macbeth, sang Panglima Glamis, dianugerahi gelar Panglima Cawdor karena jasanya untuk negara, ia pun mulai percaya pada kebenaran ramalan itu. Ambisi mulai membakar hati dan pikirannya.

Tapi bagaimana? Raja masih hidup, dan putra mahkota telah disiapkan. Raja baru tak akan ada selama raja lama masih ada.

Dengan desakan istrinya, Macbeth pun membunuh raja. Dan demi mengamankan tahta yang sudah didudukinya, serangkaian pembunuhan pun harus dilakukan. Sang pahlawan berubah menjadi penjahat. Kekuasaan yang diambil dengan kekerasan harus dijaga dengan kekerasan. Berbagai kejahatan pun harus dilakukan demi menutupi kejahatan yang pertama. Korban pun berjatuhan dan kekacauan tercipta.

Tapi sampai kapan? Sedang hati nuraninya memberontak, rasa bersalah membuat hidupnya tak tentram dan rasa takut membuat tidur menjadi musuhnya.

Pemain : I. Yudhi Soenarto, Annisa Putri Ayudya, Iqbal Abdillah, Nosa Normanda, Pradana Setya, Muhammad Yoga Zulfa, Rahadian Adetya, Olivia Sandra, Maftuh Ihsan, Baron Sebayang, Wanihaq Yuhamus, Rozan Fauzan, Mulyadi Iskandar, Anca Dudy Setiadi, Wanodya Bangun Pertiwi, Tika Primandari, Nazilla, Dethi S. Gani, Herlin Putri, Christian, Mulyadi Iskandar, Anca Dudy Setiadi, Oloan Simbolon, Yoel Fermi Kaban, Vicky, Agrita Widiasari | Manajer Produksi : Maftuh Ihsan

Sekretaris Produksi : Tika Primandari | Bendahara Produksi : Annisa Putri Ayudya
Koordinator Latihan : Baron Permeysan Nisura Sebayang |Sutradara : I. Yudhi Soenarto
Manajer Panggung : Airlangga Gambreng | Penata Musik : Rachman C. Muklas | Penata Lampu : Deray Setiadi
Penata Panggung & Rias : Budi Klontonk | Penata Efek Visual : Nosa Normanda

Pementasan ini merupakan kerjasama antara PKJ-Taman Ismail Marzuki, Teater Sastra UI dan Universitas Indonesia

ps: saya nonton tgl 21 Nov

Tuesday, November 3, 2009

Setrika itu ku ambil juga....

Setelah keki atas kejadian yang lalu (baca: blog lalu), karena hari ini kebetulan ada meeting di daerah Pantai Indah Kapuk, saat pulang ke kantor, nyempetin ngambil hadiah ini. Sebagai orang yang bangga atas barang gratisan apalagi hadiah, saya cukup bangga memamerkan foto-2 nya di blog. Ha ha ha

Monday, November 2, 2009

1 tiket nonton 2 film

Jum'at. Weekend. Hari terakhir masuk kantor. Rasanya memang benar slogan "Thanks God it's Friday". Pulang kantor beli tiket konser Queen (ksh link) yg silver utk 2 orang, temen Choice ada yg mau ngikut. Lalu untuk kegiatan killing time, naiklah ke Blitz, utk menggunakan Blitz card pertama kalinya di Blitz Game Sphere. Ternyata tidak seperti di Pacific Palce, Blitz GI hanya menyediakan XBOX 360. Game pertama Street Fighter IV. 30 menit. Game play nya mantap gan !

Pakai Ryu, karena yg afal jurusnya doi doank. Buset itu lawan Sagat susah bener yah...sampai continue 2x... emang udah lama gak main game, gak ada bakat main game juga.
Tiba2 layar TV LCD nya mati sendiri, kontak jadi panik dan manggil yang jaga "Mas... mas.. kok layarnya mati ??"
"Sudah habis mas"
Oh iya... kan cuma 30 menit, emang kalau main game, lupa waktu. Lihat arloji, pk 18.15, janji di gereja 19.30, bagus langsung ke gereja, biar gak telat. Saat melangkah keluar, di sepanjang jalan Blitz Game ada TV yg nyala, menampilkan Guitar Heroes. Setan pun berbisik "Main lagi ajah 30 menit lagi, dari sini naik Trans Jakarta mah cepet, masih keburu" Belum sempat malaikat balas ngomong, gw udah ngeluarin Blitz Card "Mas nambah setengah jam lagi, game nya yang itu", sambil nunjuk TV yg masih nampilin Guitar Heroes. Dan setan itu pun sukses membuat gw telat janji. Janji jam 7 malam, akhirnya sampe di gereja 19.45, itupun di bus sudah di telpon sama temen janjian.

Gak pake lama, begitu gw masuk ke halaman gereja, mobil temen gw udah mengarah keluar. Langsung meluncur ke Plaza Senayan.

20.40 sudah di depan loket penjual tiket XXI Plaza Senayan.

M (si Mbak yg jaga): "FIlm apa Mas ?"
Y (Yadi): "Inglorius Bastard, studio 5"
(milih kursi, bayar, bilang terima kasih)

Gw langsung ambil tuh tiket trus gw kantongin, karena udah tinggal 20 menit, gak keburu makan, padahal si Oom S laper, kita gak berani beli makan di luar, beli makan dan minum di kantin (buset... kantin ! Berasa masih sekolah ajah). Hot dog, French Fruit Tea, Chocolate, Soft drink dibeli kemudian masuklah ke studio. Gw cek tiket, studio 6, langsung menuju studio 6, setelah kencing tentunya, ternyata studio sudah buka.

Kemudian gw cari tempat duduk sesuai tiket.
Nampaklah trailer "Serigala Terakhir" dan "Avatar", dua film yang layak tonton terutama yg kedua. Setelah itu lampu mulai diredupkan, kemudian di layar tampil lulus sensor untuk film "The Ugly Truth". Gw dan 2 teman langsung saling liat-liatan. Dengan santai, gw setengah berseru "Gw mau nonton filmnya Quentin, bukannya Drama!"

Lalu layar gelap, keluar background sound dari lagu Katy Perry - Hot 'n Cold, yg seperti ini "You change your mind. Like a girl changes clothes" Lagu yg gw sering dengar, gw suka, dan gw yakin bukan tipikal lagu utk background music nya film Quentin. Panik. Gw rogoh saku belakang celana dan menatap tiket kuning itu "The Ugly Truth, studio 6" ANJRIT !! SALAH TIKET !! How come ??

Gw langsung melihat temen gw dan pamit keluar utk berusaha tukar tiket.
Dengan lari ala sprinter di olimpiade 100 meter putra, gw secepat mungkin tiba di depan Mbak yang tadi.

Y: "Mbak salah tiket, saya beli Inglorius Bastard, malah dikasih yang ini" (sambil menyodorkan tiket)
M: "Oh salah yah ? potongan nya mana Mas ?" (mengambil tiket itu dari tangan gw)
Y: "Di yang jaga tadi"
M (melihat tiket)
Y: "Bisa ditukar gak yah ?"
M: " Tapi tinggal ini kursinya (memperlihatkan denah sisa kursi, gw milih kursi) Sebentar yah" (dia ke dalam ruangan, dan sekitar 3 menit yang berasa 30 menit itu dia baru keluar)
M: "Ini kasih aja ke Mbak nya, kursinya disini" (menuliskan kursi di tiap tiket dengan pulpen, kemudian kasih tiketnya ke gw)
Y: " Makasih Mbak"

Ya, lari lagi ke studio 6 sambil telepon temen gw di dalam.
Y: "Salah studio. Mestinya studio 6. Keluar sekarang. Bawain minum gw yach"

Setelah sampai di depan pintu studio 6, gw buka pintu, temen gw langsung nongol

Oom S: "First time nih kaya gini"

Hahahahahaha dia juga yang mengusulkan judul artikelnya seperti sekarang. Memang pengalaman nonton yang fenomenal dan spektakuler

17 Agustus

  Empat ratus lima puluh tahun masa kolonisasi Empat setengah tahun dalam siksa dan penuh derita Penuh pergolakan demi kedaulatan negeri Akh...