Awan kelabu bintang yang tinggal sedikit jumlahnya berkelip.
Bayang lampu di ujung horizon
serta ombak yangg tak kunjung berhenti.
Menerpa, menerjang.
Berisik, gemericik.
menghancurkan dan buih lah hasilnya.
Bibir pantai terkoyak.
Angin malam meronta-ronta di udara.
Aroma asinnya lautan memenuhi rongga hidung ini.
Deburan demi deburan,
hilangkan penat hilangkan beban.
Kuteriakkan seruan:
Aaaa!
(oleh-oleh dari Pantai Carita 18 Juli 2009)
Pena yang menari, menorehkan kata menjadi kalimat, menyusun bait. Kumpulan tulisan, jurnal, renungan, cerita, perwujudan perasaan
Tuesday, July 21, 2009
Subscribe to:
Posts (Atom)
17 Agustus
Empat ratus lima puluh tahun masa kolonisasi Empat setengah tahun dalam siksa dan penuh derita Penuh pergolakan demi kedaulatan negeri Akh...
-
arr. L. Putut Pudyantoro Kala kudengar panggilan Tuhan Ku persembahkan seluruh hidupku Lalu ku arungi samudera luas Berpegang pada k...
-
“Ambillah Tuhan dan terimalah seluruh kemerdekaanku, ingatanku, pikiranku dan segenap kehendakku, segala kepunyaan dan milikku. Engkaulah ...
-
Hari ini aku service ponsel Huawei yg paketan sama Esia. Jam 8-an sampai di gedung Bakrie, Esia Center - Rasuna Said. Eh..ternyata kalo pera...