Pena yang menari, menorehkan kata menjadi kalimat, menyusun bait. Kumpulan tulisan, jurnal, renungan, cerita, perwujudan perasaan
Monday, July 30, 2012
Sepucuk puisi untuk malam
Bulan menampakkan separuh wajahnya
Di bibir langit yg kelam
Memberi secercah cahaya di tengah gelap
Cerah,pucat tapi tanpa kehidupan.
KuJejakan langkah
di atas padang rumput yg terhampar luas
Jangkrik bersorak tak beraturan
Bunyi serangga menimpalinya
Malam tak selamanya sunyi
Puncak,
H-1 Pilkada Jakarta
Subscribe to:
Posts (Atom)
17 Agustus
Empat ratus lima puluh tahun masa kolonisasi Empat setengah tahun dalam siksa dan penuh derita Penuh pergolakan demi kedaulatan negeri Akh...
-
arr. L. Putut Pudyantoro Kala kudengar panggilan Tuhan Ku persembahkan seluruh hidupku Lalu ku arungi samudera luas Berpegang pada k...
-
“Ambillah Tuhan dan terimalah seluruh kemerdekaanku, ingatanku, pikiranku dan segenap kehendakku, segala kepunyaan dan milikku. Engkaulah ...
-
Hari ini aku service ponsel Huawei yg paketan sama Esia. Jam 8-an sampai di gedung Bakrie, Esia Center - Rasuna Said. Eh..ternyata kalo pera...