Thursday, August 28, 2008

Berbisnis beras

Seorang teman kuliah yang sekarang tinggal di Jawa Tengah sempat ngobrol di YM tentang bisnis nya di komoditi, spesifiknya beras. Ternyata bisnis ini memiliki kesamaan dengan teman SMA ku yg sedang kuliah di Atma Jaya. Semoga pembahasan berikut dapat membantu teman-2, don't hesitate to comment or critics my opinion...

Bisnis barang komoditi seperti beras haruslah melihat sektor makro ekonomi. Karena, biasanya di barang komoditi, tidak bisa main harga. Harga kebanyakan sudah dipatok. Karena supplier di daerah Jawa Tengah dan Jogja, sawahnya juga di daerah sana maka perlu dipertimbangkan transportasinya. Karena dampak pemilihan media transport akan sangat mempengaruhi ongkos transport. Seperti kita tahu, jalur Pantura Jawa-DKI Jakarta cukup jauh, dan kendaraan yg cocok untuk mengangkut beras sepertinya adalah truk ukuran besar. Untuk efisiensi, ada baiknya dalam pengiriman barang 1x, barang yg diisi dalam muatan truk adalah FULL. Jangan biarkan kemasan menghalangi perjalanan. Maksudnya, beli lah dalam kemasan yg paling besar, kalau perlu TIDAK usah pakai kemasan. Ini mengurangi biaya produksi. Jadi nanti packaging nya di lakukan di tempat Anda.
Contoh kasus: ngirim beras 1 truk, di packaging 5 liter per plastik dari Jawa Tengah ke DKI Jogja akan sangat berbeda dengan pengiriman (misal) 5 kwintal beras tanpa kemasan dari JaTeng ke DKI.
Pertama, supplier tidak perlu pusing tentang packaging. Ongkos bisa berkurang. Kemudian, bila tanpa kemasan, kita bisa dengan mudah menentukan sendiri kemasan yg ingin kita jual. Apakah mau jual eceran, semi grosir atau partai besar. Misalnya: 1lt, 5 lt, 10 lt, 1 kwintal. Jangan sampai terpatok pada kemasan yg diberi oleh supplier.
Kedua, plastik atau kemasan apa pun pasti memiliki berat. Kalau 1 truk muat 100 plastik @ 5 liter, andaikan saja 1 plastik = 100 gram. Berarti sudah ada 10 kg penambahan muatan bukan produk utamanya. What a waste ?

Target Market yg paling mungkin disasar adalah:
  • retail
  • corporate
  • pasar
~to be conclude~

7 comments:

  1. Nice analysis di.. :D

    tapi itung lagi ongkos packing mahalan mana jakarta ama daerah ;)

    ReplyDelete
  2. Nanti gw tambah lagi nung, ini tulisan blom selesai semua. Sabar ya..

    ReplyDelete
  3. Wow, ahli ekonomi kita.
    Lanjutin yad, menarik nih. :D

    ReplyDelete
  4. males ah nge lanjutinnya... langsung survey lapangan ajah.. wong tgl 27 sept nanti gw mau ke Surabaya, jam 9 pagi naik bus AC. Bareng pembokat gw, sekalian dia mudik. Ternyata suami dia petani cuiy.. What a tremendous coincidence ? Gw uda dapat order 10 kg beras/hari. Jadi... ngapain nulis lagi... ACTION !!

    ReplyDelete
  5. menyikapi perubahan iklim yg drastis, dampak pemanasan global yg semakin menjadi, pertumbuhan penduduk Indonesia yg tidak terbendung dan lahan pertanian yg semakin menipis, juga setelah menonton "The Interview" (MetroTV) yg menyarankan utk kita mencari pengganti beras, maka gw memutuskan utk tidak berbisnis beras. Semoga penonton semua tidak kecewa

    ReplyDelete

17 Agustus

  Empat ratus lima puluh tahun masa kolonisasi Empat setengah tahun dalam siksa dan penuh derita Penuh pergolakan demi kedaulatan negeri Akh...