Monday, November 23, 2009

Kompetisi

Mengobrol dengan kakak pertamaku ternyata membuka wawasan baru tentang sengitnya kompetisi di bisnis retail, khususnya hobi yang dulu sempat ia tekuni. Ya mungkin tidak semuja benda/barang dapat memiliki karakteristik yang sama dengan yang akan saya bahas disini. Barang tersebut diproduksi massal di suatu negara kemudian dengan alur distribusi distributor tunggal, barulah benda itu sampai di negara tertentu. Dari distirbutor tunggal tiap negara, berlanjut ke tangan-tangan berikutnya, seperti retail store atau toko.
Ambil suatu contoh, bila harga barang A di retail adalah 100, maka pabrik menjual ke distributor tunggal dengan diskon 50%. Kemudian toko diberi diskon 30% dari harga retail. Nah, mengapa dibilang sengit, ada sebuah kasus yg cukup menarik seperti ini. Sebuah distributor tunggal di negara X menjual barang di harga 60 untuk retailnya. Memang profit dia hanya 10, tapi dia pasti menarik semua konsumen bahkan dari negara tetangga, dia sukses sekali merusak harga pasar. Dan distributor ini tidak lagi memberi potongan harga, bahkan jika ada konsumen yang membeli dalam partai besar sekalipun.
Bayangkan di negara Y, sebuah toko hobby mendapatkan harga modal dari barang A adalah 70 (100 diskon 30%), harga modal jika dibandingkan dengan harga jual distributor tunggal X saja lebih murah di X. Bagaimana bisa bersaing ?
Dalam konteks ini, toko-toko memeiliki layanan e-commerce, jadi pelanggan dari manca negara dapat membeli barangnya dengan mudah. Walaupun kena ongkos kirim, tetap saja jatuhnya lebih murah. Sebutlah ongkos kirim 6, sehingga total Harga Jual adalah 66. Sedangkan toko A menjual di harga 80 (dengan berasumsi ia mengambil marjin 10), selisih 14. Anda sebagai customer, pilih yang mana ? (Tentunya dengan mengesampingkan service yg diberikan, kecepatan pelayanan. Hanya price-based)

Setelah mendengar penuturan dari kakakku, aku teringat akan perkataan seorang teman pengusaha dalam komunitas entrepreneur di kampusku dulu. "Di bisnis tuh kompetisinya gila. Bahkan ada yg strategi bunuh diri. Dia jual di bawah harga modal. Rugi gak apa-apa, yang penting lu mati!" kira-kira begitu penuturannya. Dan pernyataan ini diamini oleh kakakku. "Adu kuat modal", katanya. Jadi, saat toko yang modalnya gede jual di bawah harga modal, otomatis pembeli lari semua ke dia. Toko yang modalnya sedikit, lama kelamaan akan gulung tikar, tidak ada pembeli. Setelah menyingkirkan pesaing, barulah harga perlahan dikembalikan.
Well, business is business. Ada cara kejam, tak masuk akal bahkan tergolong gila untuk memenangkan persaingan. Maka, bagi Anda para pebisnis berhati-hatilah dalam menentukan strategi guna memenangkan kompetisi di bisnis anda.
Sebagai penutup, saya ingin mengutip seorang pakar di bidang business competition, Handito Hadi Joewono "Kompetisi itu indah. Jangan matikan kompetisi. Biarkan kompetitor tetap hidup, bahkan tidak perlu dipermasalahkan bila kompetitor terus maju, asalkan kita jauh lebih maju"

5 comments:

  1. that's true.. tp kekurangannya pembelian dr luar negeri adalah wajibnya kartu kredit dan jaman skrg masih kurang aman..
    gw jg msh wondering gmn caranya saingan sama org gila yg dmen jual rugi... ^^
    any suggestion?

    ReplyDelete
  2. @MHT
    Kalau masalah payment, coba dijajaki kemungkinan untuk pemakaian Paypal. Karena sekarang kan Paypal sudah bisa digunakan di Indonesia. Doi kan support kartu kredit. Setau gw, itu harus kerjasama sama salah satu bank. Memang agak ribet, tapi kalau akhirnya memudahkan customer, kenapa kacang ?(baca: why not ?)
    Suggestion ? Sengaja tidak gw kasih konklusi yang jelas pada artikel ini, supaya ada yg minat kasih solusi. Hehe
    Yah... selain adu modal, coba alternatif produk lain sih. Atau jika lawannya adalah penjiplak, coba serang di HAKI nya. Coba kontak konsultan HAKI.

    ReplyDelete
  3. oh bukan, maksud gw, walo di luar negeri lebih murah, org tetep lebih prefer beli yg dari dalem negeri (klo di indo) karena klo beli dr luar mostly perlu CC.. walo skrg paypal udah menjamur, tapi 80% org indo msh ga percaya pembelian online pake CC.. carder indo banyak sih huehehe..

    ReplyDelete
  4. @Che
    ic... bentar.. gw pikir dulu... hahaha

    ReplyDelete
  5. Untuk yang demen jual rugi, gak ada solusi nya. Dia modalnya lebih kuat. Bahkan gw pernah denger, ada yg datangkan barang dari luar, ongkos kirim ke jakartanya gratis.
    How come ? Karena dia punya perusahaan export import, yang notabene punya container sendiri. Jadi, waktu dia datengin barang itu, diselipin lah barang2 itu ke container dia. Beres dah !
    Tinggal deh si kompetitor yang lain yg kelabakan. Selamat berusaha yah pemain retail ^^ !

    Saran dari gw, jangan main di retail. Makan ati ! Layani customer yg kecil-2, nampung sekian banyak makian, ya gak sih ? Sama kaya Customer Service provider telpon aja kan ?

    Baiknya, jadi distributor, masukin ke toko-2 lain. Jadi lah 2nd level. Jangan langsung ke customer, cape loch
    Semoga bermanfaat yah !

    ReplyDelete

17 Agustus

  Empat ratus lima puluh tahun masa kolonisasi Empat setengah tahun dalam siksa dan penuh derita Penuh pergolakan demi kedaulatan negeri Akh...