Menanti film Dead Snow di iNAFFF yg mulai pk. 19.30, aku berjalan-jalan di Alun Alun Indonesia, Grand Indonesia. Sedang ada pameran batik. Di tiap stand menampilkan batik yang berbeda daerah asalnya. Di bagian depan ada sebuah booth yg memperbolehkan pengunjung mencoba menggunakan canting. Malam (bahan utk membuat batik, isi dari canting) juga disediakan, terus menerus dipanaskan sehingga aromanya terasa. Ada batik yang berasal dari serat tanaman, ada yang diwarnai dengan pewarna alami seperti tanah liat, buah-buahan yang direbus. Sempat aku dijelaskan proses membuat batik. Membuat batik bisa sampai 1 bulan, tergantung motif dan kesulitannya. Untuk 1 warna saja, bisa sampai 8 kali pencelupan warna yang sama. Wew....
Warna alami itu hasilnya agak pucat, menurutku, tapi menurut penuturan dari Mas Jatun, seorang profesor dari UGM yang meneliti warna, kain-kain yang dicuci menggunakan lerak, lama kelamaan warnanya akan semakin keluar. Hebat yah !
Pena yang menari, menorehkan kata menjadi kalimat, menyusun bait. Kumpulan tulisan, jurnal, renungan, cerita, perwujudan perasaan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
17 Agustus
Empat ratus lima puluh tahun masa kolonisasi Empat setengah tahun dalam siksa dan penuh derita Penuh pergolakan demi kedaulatan negeri Akh...
-
arr. L. Putut Pudyantoro Kala kudengar panggilan Tuhan Ku persembahkan seluruh hidupku Lalu ku arungi samudera luas Berpegang pada k...
-
“Ambillah Tuhan dan terimalah seluruh kemerdekaanku, ingatanku, pikiranku dan segenap kehendakku, segala kepunyaan dan milikku. Engkaulah ...
-
Hari ini aku service ponsel Huawei yg paketan sama Esia. Jam 8-an sampai di gedung Bakrie, Esia Center - Rasuna Said. Eh..ternyata kalo pera...
No comments:
Post a Comment