Sunday, March 4, 2012

Pintu Kamar Mandi


“Jangan dipakai !  Jangan dibersihkan!”
Dua kalimat seru  itu di print di atas karton yang di-laminating dan ditempel di depan pintu kamar mandi.  Ketika diundang ke salah satu Rumah Sakit swasta di bilangan Tangerang, saya masuk ke ruang direktur dan bicara dengan penghuni ruangan itu.  Disitulah saya menjumpai tulisan ‘aneh‘ itu.

Mungkin anda bingung, kenapa tulisan itu ada. Sama seperti saya, saya terus menerus memandangi tulisan itu. Sampai direktur itu menyadarinya dan berkata dengan perlahan, “Bapak bingung ya kenapa ada tulisan itu? Hampir semua orang yang bertamu ke sini, pasti menanyakan hal itu.  Bila saya perlu ke kamar mandi, saya pasti keluar dari ruangan ini dan pakai toilet di depan.  Toilet karyawan.  Agar saya bisa berbaur dengan yang lain, bisa ngobrol dengan mereka.  Tapi, kontraktor pembuat Rumah Sakit sudah terlanjut membuat kamar mandi di dalam ruangan direksi ini.  Unutk itu saya taruh tulisan itu, saya tidak mau ruangan toilet ini dipakai oleh SIAPA PUN, pakai yang diluar saja.  Saya tidak mau sombong, mentang-mentang pangkat tertinggi, toilet pun exclusive, harus terpisah dari yang lain. Karena tidak digunakan, maka tidak usah dibersihkan pula.”

WOW !
Satu kata, reaksi saya hanya satu kata.  Dalam perjalanan pulang, saya teringat akan teori manajemen yang pernah saya baca dalam sebuah literatur.  Orang Jepang yang pertama kali mengemukakan itu, tentang “pintu kamar mandi”.
Apa yang dikejar? Pembauran ? Down-to-earth? Efisiensi? Atau sekedar cari sensasi?

Eklusivitas mau dihapuskan, pembauran dilakukan.  Agar gap yang ada di antara top management dengan middle management maupun low management bisa diminimalisir.  Kebanyakan manusia di muka bumi ini bila sudah punya posisi, kekuasaan, kekuatan, mereka merasa “lebih” dari orang lain.  Tidak mau disamakan.  Punya harga yang tinggi.  Tapi itu semua mau dipatahkan dengan “pintu kamar mandi”
Semoga menginspirasi.  Tetap semangat !!

No comments:

Post a Comment

17 Agustus

  Empat ratus lima puluh tahun masa kolonisasi Empat setengah tahun dalam siksa dan penuh derita Penuh pergolakan demi kedaulatan negeri Akh...