Saturday, October 20, 2018

Api ku tak pernah padam

Pagi ini aku mengontak kenalan baru, sebut saja dia Tulip, ingin koordinasi mengenai rencana sharing bazaar utk event akhir oktober. Ternyata gadis ini seorang sanguin yang baru mulai usaha sendiri, minuman yang ia racik sendiri, thai tea, green tea dll.

Hasratku begitu besar kalau mendengar ada seorang yang baru merintis usaha, biasanya mereka belum punya planning matang, belum punya strategi dan tujuan yang jelas. Langsung saja kuajak bertemu utk ngobrol-ngobrol tentang bisnisnya.

Singkat cerita, malam sabtu pukul 7 (kok kaya lagu Benjamin S....), kami janjian di Katedral Jakarta, wait... I know what you think, "ngobrolin bisnis, orang baru kenal kenapa di gereja ? Sok suci banget sih !" Pikiranku juga sama, kulontarkan pendapat yang sama, ternyata oh ternyata dia ada latihan drama musikal di Sanur yg  notabene sebelahan dengan Gereja Katedral Jakarta.

Latihannya ternyata memanjang, setelah bertemu dan mencari tempat ngobrol, cafe & resto di gedung Pos Pasar Baru, mulailah aku dengan semangat 45 menulis diagram SWOT analysis, 4P marketing.
Ia ada janji meeting online selama 15 menit, setelah selesai, ia langsung serius menulis di kertas itu. Setelah selesai, aku baca dengan teliti.

Sebelum mulai membahas, aku ceritakan dulu tentang latar belakang ku, sejak kuliah, merintis usaha sendiri, bareng2 teman buat PT, keluar dari perusahaan sendidri, melihat perkembangan perusahan yang aku rintis, kerja di 3 tempat, sekarang full time di usaha sendiri dan membantu usaha keluarga. Jadi, dia tau background ku, mestinya sih ini di awal, kalau ngga, bisa-bisa dia pikir "siapa elu mau kasih masukan bisnis buat gw? "

Mulailah membeda Strength, Weakness, Opportunity, Threat satu-satu, masukan demi masukan dengan mudah meluncur dari mulut, bukan asal celetuk, tapi berdasarkan pengalaman dan bahan yang pernah kupelajari dari seorang Business Coach yang kukenal, Bapak Vence Ginting.
Masuk ke 4P marketing, Product Price Place Promotion, maafkan jika urutan keliru..
Lalu aku beri contoh kasus Family Mart yang pernah kudengar langsung dari CEO Family Mart yang pernah sharing di event Komisi (Komunitas Sales Indonesia); strategi Air Asia; GoJek, dll.
Masuk ke offline dan online. Semua pengalaman dan pengetahuan yang kutahu, habis kubicarakan dengan gamblang dan kutulis2 di 2 kertas bolak balik.

Masuklah ke timeline, bekal dari komunitas pengusaha dan profesional di mana aku bergabung, aku share ke dia. Tak dinyana, gadis 32 tahun ini punya impian yang jelas, 9 impian dengan mudah Tulip singkap dengan tegas, sampai nilai-nilai impiannya pun ia bisa tuliskan. Oh iya, Tulip ini freelance property agent dari sebuah perusahan properti lokal. Ten years timeline aku share, bagaimana nilai impiannya, 3 prioritas kehidupan, bagaimana mendapatkan visi, semua aku share.

Aku share juga bagaimana aku menemukan impian terbesarku, yang awalnya aku pakai impian papiku untuk jadi bagian dari dreams ku, sampai aku mendapatkannya sendiri. Cerita tentang mentorku yang bicara di sebuah event tentang hubungan beliau dan ayahnya. Ketika ayahnya meninggal, beliau bicara bahwa tidak ada penyesalan karena ia sudah memberikan yang terbaik, yaitu punya hubungan dan waktu yang berkualitas dengan ayahnya. Parent spell love with T, I, M, E.

Saat jalan kembali ke Katedral, aku bilang ke Tulip bahwa dalam bisnisku aku mencari orang dengan kriteria: ambisi, aktif, flexible dan teachable, dan aku melihat semua itu dalam diri Tulip. Sampai aku berujar "kalau saja kamu ada dalam tim bisnisku, bisnisku akan meledak"

Kemudian Tulip cerita, 4 aspek itu ada dalam diri dia karena ia mengidolakan 6 wanita dalam hidupnya: Kate Middleton, Sandra Dewi, Merry Riana, Chelsea Olivia, Oprah Winfrey dan 1 orang lagi (maklum yah sama ingatan saya...). Tulip bilang kisah hidup mereka sangat menginspirasi. Lalu ia juga share tentang passionnya di dunia seni peran. Dan sekarang ia membantu jadi volunteer di radio online KAJ.

Aku mengingatkannya, don't do like me, jangan kebanyakan mau semua dipegang dan dijalani, hasilnya nol besar! Fokus saja satu hal, sampai selesai. Well, ini seperti bicara pada cermin...

Aku share bagaiman aku pernah ikut serta dalam teater di gereja dan dapat kesempatan istimewa bisa mengunjungi markas teater terbesar dan tertua di Indonesia, Teater Koma, thanks to Kak Suntea. Sampai dirias oleh Make Up Artist dari Teater Koma.

Dia memberi kesaksian iman yang indah, ketika ia memiliki suatu keinginan yang kuat, ia ingin dapat peran utama di sebuah lakon, ia berdoa. Kemudian Tuhan memberikan itu dengan suatu cara yang 'ajaib'. Awalnya semua orang di sekitarnya tidak percaya bahwa ia capable memainkan peran utama itu, api Tuhan bekerja dengan cara dan waktunya sendiri. Dan ternyata orang-orang di sekitarnya tidak tuli, mereka memperhatikan apa passion Tulip, buktinya ketika ada informasi bahwa KAJ akan mengadakan drama musikal dan menyuruh Tulip untuk ikut serta. Tulip percaya bahwa Tuhan mengirimkan orang-orang yang ia butuhkan untuk menguatkan dan memberitahu jalan yang benar pada Tulip, termasuk saya. Sungguh terenyuh mendengarnya.

Di akhir pertemuan, saya memberanikan diri untuk menawarkan menjadi mentor dia, dan dia menerima. Tiap kali ketemu orang, sebelum ketemu, saya pasti berdoa untuk meminta kepadaNya agar apa yg saya bicarakan benar-benar untuk kebaikan orang itu, bukan untuk saya.

Ketika sudah berpisah, kami bertukar chat, dan memintanya mengerjakan PR, membuat dream book dan menulis 100 impian. Ia dulu sudah pernah buat dan akan refresh lagi, dan saya minta difotoin.

Saya selesai ketemu dia, kira-kira pk. 23.00, kemudian pesan taxi online. Ketika melangkahkan kaki berpisah dari Tulip, air mata tak terbendung, rasanya rasa syukur, bahagia, sukacita meluap-luap di hati. Perasaan yang tidak bisa dibayar oleh uang. Ketika memberi inspirasi, guide/coach seseorang untuk mendapat kehidupan yang lebih baik/bisnis yang lebih besar, hati ini begitu sukacita. Karena memang itulah panggilan saya, cita-cita terbesar saya....

I'm willing to do the hard work, for experience that again and again....

Sudah larut, dan sepanjang jalan dalam taksi online, saya langsung mengirim voice note sepanjang 6 menit lebih ke mentor-mentor saya, tentang pengalaman saya ini. Rasanya "there's a fire within my soul!" Aku share ke 2 ring teman dekat. beberapa bilang "jangan sampai padam ya apinya" atau "dijaga ya apinya" lalu aku berucap:
"Namaku Suryadi Halim
Surya = matahari
Apiku tak pernah padam"

Tulip, this is a beginning, keep the spirit and keep the faith !

Jakarta, 20 Okt 2018
02.22

No comments:

Post a Comment

17 Agustus

  Empat ratus lima puluh tahun masa kolonisasi Empat setengah tahun dalam siksa dan penuh derita Penuh pergolakan demi kedaulatan negeri Akh...