Mata Sabin menerawang menatap jendela. Pohon-pohon yang berjalan mundur berganti dengan rumah dengan berbagai macam gaya.
Seperti apa kisah di dalam rumah itu ya.. Apa mereka selalu pulang ketika mencari ”rumah” atau justru bepergian entah kemana sepertiku kini?
Sabin menahan tawa membayangkan betapa paradoks yang mungkin dirasa oleh manusia selama hidupnya.
Kemudian Sabin mengarahkan matanya ke kaca di tengah dua kursi di depannya. Ia menangkap mata sang Pengemudi sedang memperhatikannya kemudian membuang muka kembali lurus ke depan.
“Di mana kamu tinggal, Sabin?”
Pertanyaan sang Pengemudi bergema di pikirannya. Di mana sebenarnya aku tinggal? Tinggal. Tinggal. Tinggal.. Betapa tinggal bermakna dua dalam bahasa Inggris.
Stay atau leave. Sialan aku meracau lagi..
The world was on fire and no-one could save me but you
It's strange what desire will make foolish people do
I'd never dreamed that I'd meet somebody like you
And I'd never dreamed that I'd lose somebody like you
No, I don't wanna fall in love
(This world is only gonna break your heart)
No, I don't wanna fall in love
(This world is only gonna break your heart)
With you
Suara yang memenuhi keheningan di mobil selama mereka meluncur ke Sunter diam-diam menghentikan racauannya. Sabin percaya setiap pertemuan memiliki maksudnya masing-masing. Pun dengan perjalanannya siang ini. Ia perhatikan mata sang Pengemudi.
“Sudah Pak.. jalan saja.. saya ikut kemana mobil ini pergi,”
Kuserahkan perjalananku hari ini kepadamu. Kemana saja, tolong bawa aku. Aku menghabiskan waktuku menyerahkan hidup ke orang-orang yang kuanggap bisa kupercaya. Kuanggap rumah. Kuanggap keluarga. Tapi nyatanya masih juga kulakukan perjalanan-perjalanan menjauh dari rumah yang ternyata hanya tempat singgah. Hari ini kuserahkan hidupku ke sepasang tangan dan mata di pantulan kaca itu. Ganjar. Menurut bahasa Jawa dan Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti nama Ganjar adalah memberi hadiah atau imbalan. Karma. Ya Tuhan semoga betul ia adalah hadiah yang layak kudapat hari ini.