Seorang ayah, putranya dan seekor keledai berjalan beriringan dari desa A menuju desa E. Ketika memasuki desa B, orang-orang bersungut-sungut dan berkata sinis, "Kasihan sekali anak laki-laki itu, pasti capai berjalan. Dasar ayah tidak tahu diri, kenapa dibiarkan anak kecil itu berjalan jauh, bukannya dinaikkan saja ke atas keledai." Karena itu, keluar dari desa B, si ayah mendudukkan anak laki-laki itu di atas keledai dan melanjutkan perjalanan.Sesampainya di desa C, di sepanjang jalan orang banyak menunjuk-nunjuk dan berkata, "Dasar anak tak tahu diri ! Pasti ayahnya capai sekali berjalan jauh. Anak tak tahu diuntung ! Bukannya ayahnya saja yang duduk di keledai." Merasa terusik, keluar dari desa C, si anak turun dan mempersilakan ayahnya naik ke atas keledai.Tiba di desa D, orang-orang sekitar mereka memandang penuh iba dan berkata, "Wah ! Pasti keledainya kecapaian, beban yang ditanggung berat, seorang laki-laki dewasa. Mana perjalanannya jauh pula." Keluar dari desa D, ayah dan anak itu kemudian memanggul keledai tersebut dan melanjutkan perjalanan.
Pena yang menari, menorehkan kata menjadi kalimat, menyusun bait. Kumpulan tulisan, jurnal, renungan, cerita, perwujudan perasaan
Wednesday, October 13, 2010
Apa kata orang ?
Doa
twitching
Monday, August 30, 2010
Nafas alam
Wednesday, August 18, 2010
Hujan
Tuesday, August 17, 2010
Pena dan cappucino
Belenggu Pintu Cinta
Penginapan Pintu Naga
Tuesday, June 1, 2010
birthday surprise party
Kejutan berbuah senyuman
Hiburan di hari bahagia
Momen tak terlupakan
Terima kasih teman
Monday, March 22, 2010
Jangan Pernah "Menghakimi" Orang Sebelum Anda Mengenakan Sepatunya
Mungkin tanpa sadar Anda pernah mencibir rekan kerja Anda,"Ih, mau cari muka di depan Bos, biar keliatan sibuk," saat melihat dia lembur nyaris tiap hari di kantor. Atau mencelanya, "Makanya, kerja yang bener. Kalo emang gak becus dan gak kepake, pecat saja sekalian, Pak..!" waktu dia didamprat Bos karena dinilai pekerjaannya tidak becus.
Seorang rekan saya pernah mengatakan sebuah idiom, "Don't judge people before you step on their shoes." Idiom ini memiliki arti yang sangat luas.Seringkali kita mencibir atau menilai orang hanya dari apa yang tampak. Tapi apa pernah kiita mencoba untuk mendalami penyebabnya?
Tiga tahun yang lalu, saya bekerja di sebuah pabrik garmen di Bandung. Posisi saya waktu itu adalah Follow Up Supervisor. Dengan pengalaman 7 tahun di sana, rasanya saya pernah menghadapi dan melewati begitu banyak masalah.
Satu waktu, ada seorang rekan kerja - sebut saja Hendri - yang juga punya posisi seperti saya. Dia hanya memegang 1 Buyer dengan 5 orang asisten. Dan nyaris setiap hari pulang larut malam. Bahkan Sabtu - di mana kami hanya kerja dari pukul 8 hingga 13.30 - dia dan para timnya masih kerja hingga larut malam. Padahal tim lain yang pegang lebih dari 3 Buyer, bisa pulang on-time setiap hari.
Tentu saja timnya selalu menjadi sorotan Manajemen dan selalu menjadi TOP OF THE TOP ISSUE. Kos lembur stafnya (& listrik) terlalu tinggi. Dalam setiap kesempatan, Pimpinan selalu mengeluhkan cara kerja timnya, "Saya tidak ngerti dengan cara kerja Tim Hendri. Cuman pegang 1 Buyer, tapi lembur terus. Apa kalian tidak bisa kerja lebih efisien?"
Saya segera menemukan jawabannya ketika Pimpinan meminta saya membantu Hendri. Saat itu saya berpikir sanggup memperbaiki kinerja Hendri, agar prestasi Hendri bisa lebih baik di mata Managemen. Rupanya, pendapat saya keliru.
Segera setelah memegang order Hendri, saya menyadari kalau Buyer yang dipegang Hendri bukan Buyer "biasa". Deadline delivery Buyer memang 3 bulan, seperti yang lain. Tapi detil informasi yang diberikan sering terlambat. Biasanya 1 bulan setelah confirm order. Kadang2 di tengah jalan, ada beberapa informasi yang diubah Buyer, yang membuat kami harus mengulangi proses proofing lagi. Akibatnya waktu menjadi semakin sempit.
Saya pernah protes pada Buyer dan Pimpinan soal ini. Tapi Pimpinan selalu membela Buyer. Selidik punya selidik, saya akhirnya tahu kalo Buyer yang dipegang Hendri adalah project presticious Owner perusahaan. Jadi apapun yang terjadi, kita tidak boleh membuat Buyer "kecewa". Kalau Buyer terlambat (apalagi salah), apapun yang terjadi, kita tidak boleh terlambat dan salah.
Dan untuk "meng-cover" keterlambatan Buyer, kami harus jadi korban. Planning kami selalu berantakan. Belum lagi kalau ada rapat2 internal... wah, bisa lebih berantakan lagi schedule kami. Saya sering menolak ikutan rapat karena ngejar deadline gawean. Akibatnya, saya di-"black list" Pimpinan dan gak pernah diajak meeting lagi.
Lebih parah, Buyer mengutus Agen mereka untuk datang minimal 2X seminggu ke kantor mengecek order. Bagi saya ini beban, karena mereka senantiasa merecoki kami dengan pertanyaan dan permintaan2 yang harus kami lakukan saat itu juga. Tidak perduli kami sedang sibuk apa, kalo mereka sudah minta, itu harus ada saat itu juga. Agen ini tidak datang 1-2 jam, tapi bisa sampai tengah malam (kadang pernah 5 hari full, ketika Buyer mau datang berkunjung). Dan jika sudah demikian, kami terpaksa meninggalkan pekerjaan rutin kami demi mereka.
Mata saya terbuka dan menyadari, betapa frustrasinya Hendri. Dengan pola kerja demikian, mana mungkin dia bisa kerja efisien, terfokus, dan bisa pulang awal? Bagaimana kami bisa kerja dengan baik jika sistem kerjanya membela kepentingan Buyer, dan mengorbankan kami? Nyaris setiap hari kami harus lembur sampai lebih dari jam 21.00. Beberapa kali malah pernah pulang subuh antara jam 01.00 - 03.00. Terakhir, saat ada masalah pengiriman bulan Oktober tahun lalu, kami malah pernah kerja 24 jam NONSTOP TANPA TIDUR.
Tiga tahun bekerja dengan tim Hendri, kehidupan saya sontak jungkir-balik. Penyakit2 yang tidak pernah saya alami sebelumnya (vertigo, bell's palsy, disorientation, nerve breakdown, dll) menyerang bergantian. Prestasi saya menurun drastis. Saya merasakan kelelahan, frustrasi, dan depresi yang luar biasa. Keluarga saya pun nyaris berantakan karena saya jarang di rumah. Tidak hanya saya, tapi beberapa asisten kami pun mengalami hal yang sama. Kala itu, dua orang mengundurkan diri karena tidak tahan. Harusnya 3 orang, tapi yang satu ditahan "mati-matian", sehingga tidak jadi keluar.
Saat itu, diam-diam saya mengacungi jempol pada Hendri. Dia punya "anger management" dan kontrol diri yang luar biasa. Jika tidak, tentu dia sudah gila dengan kondisi kerja yang demikian.
Saat ini saya memang sudah tidak bekerja di perusahaan itu. Tapi pengalaman itu mengajarkan saya untuk tidak langsung menghakimi orang lain hanya karena melihat apa yang tampak. Saya mencoba belajar melihat masalah dari perspektif dirinya. Dengan demikian, saya tahu apa yang menjadi bebannya, sehingga tidak akan mencelanya di depan umum. Saya sudah melakukannya beberapa kali di perusahaan baru. Dan seringkali saya "amaze" melihat asisten saya mampu menyelesaikan masalah mereka lebih baik dari yang saya duga. Hanya saja, hasilnya tidak selalu "happy ending" seperti yang diharapkan semua orang. Tapi itulah hasil yang "the best they can do". Belum tentu kita mendapatkan hasil yang lebih baik jika kita sendiri yang melakukannya.
Mudah-mudahan berguna.
Friday, March 19, 2010
Awan
Terang benderang pantulkan
Cahaya sang surya
Bagai lautan es antartika
Tidak teratur tapi menghanyutkan
Menggunung-gunung dan bergelombang
Bergerak perlahan
Ke mana angin meniup
Kecil dan besar
Tipis dan tebal
Kelabu dan putih
Dirimu menggantung di langit
4 maret 2010, langit Jakarta - Surabaya
Mobil & Wanita
Karena aku suka menyetir
Ku juga kenal betul mobilku
Tidak hanya tahu menekan pedal gas
Dalam-dalam sampai mesinnya meraung
Tiap orang bisa melakukan itu
Tetapi aku tahu betul kapan harus membejek
Melepas dan menekan dengan halus pedal gas
Laju mobil yang kuharapkan sesuai
Dengan irama kedua kakiku yang bermain
Dengan hati tenang dan pikiran yang lurus
Terkadang emosi menguasai jiwa
Kakiku pun tak terkontrol
Liukan-liukan maut kutempuh
Tak kenal bahaya
Tak peduli maut mengancam
Adrenalin yang menguasai
Jantung berdegup kencang
Darah merahku mengalir deras
Laksana oli yang melumasi rongga mesin
Aku mencintai wanita
Sebagai lelaki sudah kodratnya begitu
Mereka begitu indah
Aku memerlukan keindahan itu
Menyatu menjadi kesatuan yang tak terceraikan lagi
Walau badai silih berganti dalam hidupku
Aku tahu mobilku bermasalah
Tanpa harus bertanya kepada montir ulung
Tiap kali ku-starter, ia akan menjerit
Jikalau ada problem
Sama seperti wanita
Ketika sudah mengenal dengan baik
Engkau tidak perlu mendengar keluhan
Keluar dari mulutnya
Cukup mendengarkan saja
Tarikan nafas yang tak semestinya
Merasakan apa yang kau rasa ketika dekatnya
Rasakan denyut jantung
Kekhawatiran juga kecemasannya
Dari bola matanya yang jujur
Tak perlu lagi kata-kata dan bahasa
Mobil sama saja dengan wanita
Ketika kau cukup mengerti dan mengenal dia dengan baik
Cukup didengar dan dirasa
Lalu perbuatlah apa yang hatimu katakan
bising KOTA
Derung gas motor di jalan raya
Decit rem mobil di persimpangan
Gelegar mesin diesel bus kota
Obrolan santai di kedai kopi
Percakapan serius di ruang rapat
Celoteh anak gaul di smoking area
Tawa riang menemani di rumah makan
Air mengalir ke dalam kloset
Piring makan saling beradu dalam tempat cuci
Gonggongan anjing di rumah sebelah
Kucing berantem di loteng rumah
Suara. Bising. Berisik.
Desibel. Frekuensi. Amplitudo.
Jalan raya. Tempat umum. Rumah.
Kota metropolitan.
Sejenak pejamkan mata
Tenangkan pikiran
Cobalah nafas teratur
Dengarkan segala suara itu
Jangan kau tolak
Jangan berkomentar
Cukup dengarkan
Kenali suara-suara itu
Pikirkan
Dengarkan
Rasakan
Sadarilah semua bunyi itu
hijau
Melompat berpindah dahan
Suara alam yang tenang
Terkoyak seketika !
Dengar bunyi dahan yang dipijaknya
Ekornya panjang menjuntai
Tampak terganggu dengan kawanan
Manusia kota yang sedang berwisata
Sampai ia berpindah lagi
Tak kelihatan jejaknya
Kicau burung pegunungan di kejauhan
Gemerisik daun tersapu semilir angin
Aliran sungai tampak juga
Alam memainkan harmoninya
Komposisi hijau nan tenang
Tanpa kepalsuan dan bunyi rekaan
Serangga menjadi pendengar setia
Manusia kadang mendengar
Banyak yang merusak
Desing tawon melesat di telinga
Sempat kekhawatiran hinggap di hati
Tapi... ia tak maksud jahat
Buat apa mengusir dan menyerangnya
Ia hanya terbang, mencari makan
Guna menambah panjang kehidupan
Hanya manusia yang membunuh
Demi kepuasan
Ya... makhluk yang serupa dengan penciptanya
Punya akal budi, hati nurani dan jiwa
Bak biji tanaman yang jatuh ke atas tanah
Tergantung tanah dan keadaan sekitarnya
Bagaimana tanaman itu akan tumbuh
Terasa kaki kiriku geli
Ada yang merayap
Mungkin ia terganggu dengan kehadiranku
Insting binatang adalah untuk bertahan hidup
Manusia sebagai kasta tertinggi
Baiknya bersahabat dengan alam
Mengambil tidak lupa memberi
Ambil seperlunya bukan eksploitasi
13 maret 2010, cibodas
Topeng
Tapi buka dulu topengmu
Buka dulu topengmu
Biar ku lihat warnamu
Kan kulihat warnamu
Sepenggal bait dari syair lagu yang sempat booming di awal tahun 2000-an, dipopulerkan oleh band kenamaan Peterpan, judulnya singkat "Topeng"
Seorang kawan yang pelukis memiliki kegemaran melukis di kanvas dalam ukuran yang besar. Lebih kurang 1,5 x 1,5 meter, bisa lebih besar dari itu. Ciri khas dalam tiap lukisannya adalah selalu ada topeng dan bunga kamboja. Beberapa lukisannya, yang masih tertata rapi di rumahnya, pernah ia tunjukkan padaku.
Di setiap lukisan bertokoh manusia, pasti manusia itu mengenakan topeng. Rasa penasaran yang begitu meluap akhirnya tersalurkan ketika aku bertanya "Mengapa selalu ada topeng ?"
Lebih kurang penuturannya seperti ini, manusia ketika ia keluar dari rumahnya ia menggunakan 'topeng', sebut saja topeng A. Ketika sampai di kantor, ia pakai topeng B. Ketika pulang, mampir ke rumah ibadahnya maka topeng C yang dikenakannya. Kembali ke rumah, topeng D ia pakai.
Manusia pada umumnya, seolah-olah sedang menjalankan aturan permainan dari sebuah, atau beberapa permainan dengan pola tingkah laku tertentu, yang dalam artikel ini disebut dengan topeng.
Mungkin sekali kita tak bermaksud untuk memakainya, atau bahkan tak sadar bahwa kita bertopeng.
Topeng merupakan tembok yang memisahkan kita dari orang lain, sekaligus berfungsi sebagai perisai yang mencegah orang lain untuk lebih mendekati kita.
Di balik topeng itu, kita menyembunyikan diri di dalam dunia kita yang kecil, terpisah dari yang lain.
Jangan bertanya mengapa kita bertopeng ! Tapi sadarilah kita sering memakai topeng ketika menghadapi orang lain. Konsekuensi dari bertopeng sunggu besar bagi kehidupan kita dan relasi kita.
Tuesday, March 2, 2010
Jakarta bukan tempat sampah
(dinyanyikan dengan menggunakan irama "Nidji - Laskar Pelangi")
sampah adalah kunci
untuk kita menaklukkan dunia
buanglah dia pada tempatnya
jangan engkau sembarangan
reff.
jakarta bukanlah tempat sampah
jangan engkau mengotori dia
sadarkah kau akan pengaruhnya
tempat kita tinggal dan mencinta
hidup di alam dunia
harus bisa menjaga dan merawat
jangan engkau mengambilnya
demi keuntunganmu saja
Tired spirit
Can you imagine it ? Hmm...oo sorry, perhaps you had the same experience ^^
Kita inginkan A, keluarga kita inginkan kita jadi B karena alasan X, Y, Z. Teman-teman kita bilang bagusnya kita jadi C. So... what should you choose ?
Memang benar hidup adalah pilihan. Tapi gw tersadarkan dengan tulisan awal pada buku Catch the Spirit yang ditulis oleh Agus Budiman terbitan Tifa Publishing House
Kita melupakan mimpi kita yang dulu membuat jiwa kita bergairah dan mata kita penuh cahaya harap. Sementara kita hidup dikelilingi oleh orang-orang yang gagal. Orang-orang yang tidak merealisasikan mimpi mereka.Mereka, orang-orang yang tak percaya
One big question from me ? What do you want ?
Pernah gak merenungkan, memikirkan masa depan lu ? Lu mau jadi apa, mau membina keluarga dengan siapa, tinggal di mana, anaknya berapa, nanti mau kerja atau usaha atau bahkan jadi biarawan/biarawati ?
Yes, life is a choice. Think about it !
Sebagai penutup, lirik lagu berikut sangat memberi inspirasi dan memotivasi loch... enjoy it
Lirik J-Rocks - Spirit
Takkan pernah lelah ku berlari
lewati semua rintangan yang menghalangi langkahku
dan membatasi mimpi-mimpiku
Ku takkan menyerah
meski lelah jiwa ‘tuk hadapi
Sampai mati ‘ku takkan berhenti
Setiap detik yang t’lah berlalu
Takkan pernah menunggu kita ‘tuk bisa pahami hidup
dan sesali semua yang t’lah lalu
Hadapi saja jangan kau ragu ‘tuk jalani hidup ini
Just spread all of your wings
And always chase your dreams
Leave all the pain and make our life begin
And when it seems to be hard to live in our ways
But we must go on and always struggling
To make all of our dreams come true
[solo]
Just spread all of your wings
And always chase your dreams
Leave all the pain and make our life begin
And when it seems to be hard to live in our ways
But we must go on and always struggling
To make all of our dreams come true
Just spread all of your wings
And always chase your dreams
Leave all the pain and make our life begin
And when it seems to be hard to live in our ways
But we must go on and always struggling
To make all of our dreams come true
To make our dream comes true!
special thanks to: lirik lagu indonesia
Wednesday, February 17, 2010
Resignation Info
Pleased be informed that I will no longer working at PT. Datacaraka Solusindo (Winning-Soft). My last service for Winning-Soft will be on Thursday, February 25, 2010. As well as my previous job will be handled by Mr. Bong Defendy. Kindly contact he at defendy@winning-soft.com .
Working for Winning-Soft and meeting you has been a wonderful experience. I have grown in many ways while working with you all,
and will always treasure the opportunities of having cooperation with you. However, this is not the end of our friendship. See you on the next cooperation.
I’d love to stay in touch, so please feel free to contact me at mintujuh@gmail.com.
I wish you all the best in your future.
Nookie: Nasi Uduk Kasih Ibu
Tak terhingga sepanjang masa
Hanya memberi
Tak harap kembali
Bagai sang surya
Menyinari dunia
Naskah sebuah lagu yang penuh makna ini mendasariku untuk menuliskan sebuah ide atas peluang usaha baruku. Nasi Uduk Kasih Ibu, itulah brand name-nya.
Jadi begini ceritanya, dini hari ini aku bertandang ke rumah tetanggaku guna menyaksikan pertandingan Liga Champion Milan vs MU pk 02.45 di RCTI. Sebagai Milanisti yang setia dan fanatik pembenci MU, jelas tayangan kali ini tidak boleh dilewatkan. Dengan penuh semangat kupergi ke rumah tetangga dengan berbekal beberapa penganan untuk pengisi perut selama pertandingan. Terlambat 10 menit ternyata sudah 1 gol diperoleh Milan, Ronaldinho pada menit ke 3 sudah berhasil mengoyak gawang MU. Tapi sayang, skor akhir 2-3 utk kemenangan MU.
Dalam tengah pertandingan, aku dan temanku terlibat percakapan yang menyangkut tentang usaha makanan, yaitu nasi uduk. Temanku berujar bahwa salah seorang temannya ada keinginan membuka tempat makan, kemudian ketika aku berkata ada keinginan membuka usaha makanan, ia mengusulkan nasi uduk.
Sontak teringat ibu seorang sahabatku yang pernah bercerita tentang pengalaman dia diajarkan memasak nasi uduk oleh tetangganya. Rasanya enak tenan, ujar ibu sahabatku itu. Pikiranku langsung konsentrasi ke membuka warung nasi uduk.
Ditambah, ibu sahabatku itu dulu pernah usaha Chinese Restaurant yang berakhir dengan tidak baik, tetapi beberapa peralatannya masih ada di rumah dia. Seperti etalase kaca besar, piring-piring saji, sendok garpu dalam jumlah banyak, gelas sampai wine glass. Peralatan, pengalaman, resep sudah ada, pikirku. Tinggal diramu sedikit, jadilah usaha nasi uduk yang baik.
Mengapa Kasih Ibu? Yah karena ibu dari sahabatku yang memulai cerita ini. Aku malah berencana untuk mengajak ibuku yang sangat keibuan itu untuk bekerja sama dengan ibu sahabatku dalam mengelola usaha ini. Baru rencana sih...
Marketing Mix-nya adalah sebagai berikut:
PRODUCT
nasi uduk homemade
PLACE
1. di rumah sahabatku, bilangan Pasar Minggu
Pros: Reduce cost
Cons: Pasar yang disasar tidak flexible
atau
2. sewa tempat di daerah Pejaten Barat
Pros: ramai dikunjungi orang, bisa menyasar segmen yang tepat
Cons: cost tinggi
PRICE
- Menyesuaikan dengan harga sajian makan siang di daerah sekitar
(berlaku di kedua opsi tempat)
PROMOTION
Tidak mengandalkan orang datang dan beli, tapi jemput bola.
-Menu catering makan siang (kantor)
-Menu catering harian (ke rumah)
-Free delivery utk lokasi tertentu
-Soft launching (misal 3 hari pertama): makan sepuasnya, bayar semaunya --> berlaku makan di tempat.
- Dari hari ke 4-hari ke 7: bayar 1 porsi, gratis 1 porsi (buy 1 get 1) utk makan di tempat
BRANDING STRATEGY
Nookie --> dibaca: NUKI = Nasi Uduk Kasih Ibu
Menyasar Target Market anak muda dengan branding NOOKIE yang kelihatan stylish dan berjiwa muda. Makna dari brand ini adalah penghargaan terhadap ibu yang mengasihi anaknya tanpa batas DAN menghargai cita rasa tradisional. Jadi selain family oriented, juga nasionalis. Orang makan disini bukan hanya karena harga murah dan rasanya enak saja, tapi makan nasi uduk di NOOKIE karena menghargai ibu dan mencintai cita rasa asli Indonesia.
Monday, February 15, 2010
Tanpamu #2
tanpamu, hari tetap indah
cerah, penuh arti
tanpamu, aku tetap melihat dunia
utuh, penuh
tanpamu, tak hanya bersenandung tapi bernyanyi
riang gembira
tanpamu, tetap ada mimpi
tujuan hidupku
tanpamu, aku terus berkarya
melangkah maju
tanpamu, aku terus hidup
bahagia
tapi tanpa-Nya, aku pasti mati
hampa, menderita
karena aku bukan milikmu tapi milik-Nya.
(ditulis oleh: Sisca)
Tanpamu
tanpamu, hari ini tak berasa
tak berarti, sepi
tanpamu,ku tak melihat dunia
merana, sunyi
tanpamu, ku tak bisa bersenandung
sedih, menangis
tanpamu, ku tak bisa bermimpi
melamun, kosong
tanpamu, ku tak bisa berkarya
bebal, bodoh
(ditulis oleh: Adji)
FUROSHIKI
The Japan Foundation akan memperkenalkan FUROSHIKI- kain pembungkus segala benda- dalam acara ;
EPIF (Eco- Product International Fair) 4 - 7 Maret 2010
di Assembly Hall, Jakarta Convention Center (JCC)
Jl. Jend. Gatot Subroto – Jakarta Selatan
Workshop: GRATIS +mendapatkan furoshiki dari Jepang
Pemateri :
Pakar furoshiki dari Jepang : Hiroko Handa, Satoko Ozaki, Shizue Murata.
l Hall JF, gd. Sumitmas I lt. 2, Jl. Jend.Sudirman kav.61-62 Jakarta Selatan.
Kamis, 4/3/2010 dan Jumat, 5/3/2010
(untuk guru-khusus UNDANGAN )
Sesi 1 : Pk. 10:00-11:30
Sesi 2 : Pk. 14:00 - 15:30
l JCC main stage, Jl. Jend. Gatot Subroto, Jakarta 10270
Sabtu, 6/3/2010 ( untuk UMUM )
Syarat peserta : siswa SMA ke atas
Sesi 1 : Pk. 11:15 - 12:45 ( 60 peserta )
Sesi 2 : Pk. 14:15 - 15:45 ( 60 peserta )
Minggu, 7/3/2010 ( untuk UMUM )
Syarat peserta : siswa SMA ke atas
Sesi 1 : Pk. 14:15 - 15:45 ( 60 peserta )
Tanda peserta dapat diperoleh GRATIS
mulai Senin, 15 Februari 2010
pk. 10:00-12:00 dan pk. 14:00-16:00 (Senin-Jumat/hari kerja) . Setiap peserta dapat juga mendaftarkan maksimum 2 (dua) peserta lainnya. Pendaftaran akan ditutup jika jumlah peserta telah mencapai kuota. Silakan datang langsung ke tempat pendaftaran :
Kantor the Japan Foundation, Jakarta
Gd. Summitmas I lt. 3
Jl. Jend. Sudirman kav.61-62
Jakarta Selatan
(Hanya melayani pendaftaran LANGSUNG, peserta yang sudah mendaftar tidak diperbolehkan pindah jadwal)
Pameran
Terbuka untuk UMUM & GRATIS
Booth AS57B, Assembly Hall – Jakarta Convention Center
Kamis 4/3/2010 11:00 - 21:00
Jumat 5/3/2010 10:00 - 21:00
Sabtu 6/3/2010 10:00 - 21:00
Minggu 7/3/2010 10:00 - 20:00
Apakah FUROSHIKI ?
Furoshiki adalah kain berbentuk segi empat dengan beragam warna dan corak yang kerap digunakan untuk mengemas, menjinjing dan menyimpan barang-barang. Kerap digunakan sebagai pembungkus hadiah, dibentangkan di lantai sebagai alas lantai atau pun sekedar menjadi dekorasi ruangan.
Awalnya furoshiki digunakan di rumah pemandian umum -pusat berkumpulnya masyarakat kalangan biasa – sebagai kain pembuntal pakaian dan perlengkapan mandi mereka yang pergi membersihkan diri di tahun 1600-an. Selanjutnya, penggunaan furoshiki sebagai kain pembuntal cepat tersebar seiring dengan meningkatnya aktifitas masyarakat di masa tersebut.
Pada perkembangan berikutnya, Furoshiki juga digunakan saat pesta pernikahan sebagai pembuntal seserahan. Kain yang digunakan umumnya bermotif burung bangau, kipas, pohon cemara dan ombak yang dipercaya akan membawa berkah dan kebahagiaan bagi penggunanya.
Belakangan ini pengunaan furoshiki untuk membuntal barang bawaan kembali dihidupkan sebagai gerakan untuk menjaga lingkungan sekaligus pengkajian kembali budaya tradisional Jepang. Sejumlah cara penggunaan yang inovatif pun bermunculan. Furoshiki menjadi lebih digemari dan semakin sering digunakan misalnya sebagai tas, sebagai pembungkus kado dan dekorasi interior.
Hal yang terpenting dari furoshiki ini adalah konsep ‘penggunaan’ yang berulang. Furoshiki tidak untuk digunakan sekali pakai. Menggunakan furoshiki juga berarti mengurangi penggunaan materi baru untuk pengemasan sekaligus mengurangi pengunaan kemasan yang berlebihan. Sebagai tambahan para penggunanya juga memberikan kontribusi bagi penghematan sumber energi.
Tuesday, February 9, 2010
Business Sharing Experience
Seorang sahabat yang dependable, friendly, talkative, aktif organisasi, berjiwa pengusaha. Seluruh kriteria yang saya butuhkan dalam mencari partner bisnis ada di dalam diri C.
Singkat cerita kami membuat bizplan. Bisnis yang saya angkat pada waktu itu adalah Production House dengan brand X-Mood Production. Branding X-Mood adalah sekumpulan eksekutif muda (dibaca: eks-mud --> x-mood) yang kreatif dan berjiwa muda. Dari sekian puluh peserta yang diseleksi, kami lolos ke 10 besar. Senang campur bingung. Penjurian tahap ini adalah presentasi. Tim lain beranggotakan 3 orang, hanya kami yang berdua. Aku pada waktu itu belum menemukan orang ke-3 dan hanya berdua aku pikir sudah efektif dan efisien.
Di presentasi kami tidak tampil dengan maksimal. Kurang persiapan, apalagi kami berdua tidak ada yang kuat di dalam bidang finance (baca: hitung-hitungan). X-Mood Production berhenti sampai disini.
Tiga besar yang masuk babak akhir adalah bisnis IT Solution, majalah kampus digital dan free, clothing. Pemenangnya adalah bisnis IT Solution, X-Soft. Aku ingat betul waktu penjurian akhir, open presentation di depan para juri dan audience. Presentasi X-Soft yang dibawakan oleh saudara WP, HD dan satu orang temannya memberi inspirasi padaku. Dari sinilah timbul keinginan membuat hal yang serupa.
Inilah cikal bakal dari Winning-Soft (PT. Datacaraka Solusindo). Kudekati teman paling cerdas di angkatanku, sebutlah E. Waktu lulus ia mahasiswa berprestasi #2 di kampus, betapa beruntungnya aku mendapatkan E sebagai seorang partner bukan kompetitor.
Dalam waktu singkat E mengumpulkan tim yang terdiri dari D, Yu, W, G, A dan Yn. Yang disebut terakhir disebut-sebut sebagai salah satu dewa coding di kampus. Dia adalah salah satu dedengkot dari Fave Club, software house yang dibentuk di bawah naungan BNCC.
Lupa tanggal persisnya, sekitar Juli 2005 di foodcourt kampus Angrek, kami membentuk tim dan atas usul E, disepakati bernama Winning-Soft (WS). Project demi project kami terima dan kerjakan. Sampailah di penghujung kuliah. G dan A tidak melanjutkan perjalanan bersama dengan kami. Mereka memilih untuk bekerja di perusahaan lain. Sisa 6 orang sepakat meneruskan dan men-serius-kan WS. Kami cari ruko, mengurus ijin PT ke notaris dan surat-surat lainnya. Akhirnya PT. Datacaraka Solusindo resmi berdiri pada tanggal, bertempat Hayam Wuruk, bilangan Harmoni.
Sampai sekarang bisnis terus berkembang, portfolio makin bertambah, customer yang kami layani pun beraneka ragam. Dari banking, home industry, manufacture, hospital, international school sampai bakery. Syukurlah menjelang akhir tahun 2009 banyak peluang dan tawaran kerja sama yang datang menghampiri. Kira-kira itu sepenggal kisah pengalaman dari bisnis yang kami geluti. Semoga bisa memberi inspirasi bagi Anda.
Tuesday, January 26, 2010
Jakarta BUKAN tempat sampah
Tapi kenapa banyak sekali sampah yang tidak pada tempatnya di Jakarta tercinta ini ?
Jawabnya: KESADARAN.
Kalau orang mau menyadari bahwa tindakan membuang sampah itu salah dan berusaha untuk menghentikan tindakan merugikan itu, maka ke depannya akan lebih baik.
"Gw tau buang sampah di tempat sampah, tapi di daerah sini gak ada tempat sampah"
Oh ya ?? Just FYI, sejak SD gw mengantongi sampah yang gw produksi di kantong celana gw. Dan ketika jam istirahat, baru isi kantong itu gw buang di tempat sampah.
"Duh ujan.. Banjir deh… macet, becek, gak ada ojeekkk" My Q is whose fault ? Banjir di Jakarta tampaknya sudah langganan, bahkan Pemda DKI menggelontorkan uang yang tidak sedikit utk pembangunan Kanal Timur dll. TAPI itu semua gak ada gunanya kalau orang-2 yang bekerja, bermukim dan ada di Jakarta tetep buang sampah sembarangan.
Hey ! What's wrong with you ??
Apa sich susahnya membuang sampah itu ?? Coba jawab ??
Yang sudah gw lakukan adalah:
Memungut sampah orang lain dan membuang pada tempatnya
Coba deh perhatikan, tiap kali anda selesai nonton bioskop. Jangan langsung pulang, tapi perhatikan bangku-2 sekitar, jangan liat cewe cantik ato cowo gantengnya. Hitung berapa banyak bangku yang ada sampahnya. Di Cinema XXI tiap kali sudah selesai pemutaran filmnya.
Sudah menjadi kebiasaan, tiap kali nonton film di bioskop, gw akan menunggu sampai semua penonton keluar, kemudian para staff akan datang utk memunguti dan membersihkan tempat itu, gw akan berjalan dengan santai ke arah pintu keluar SAMBIL memungut sampah yang bisa gw ambil dengan kedua tangan gw ini. Kardus pop corn, botol plastik bekas minuman, potongan tiket nonton bioskop. Segera setelah menemukan tempat sampah terdekat, gw buang semua itu. Kadang gw masukkan ke dalam tong sampah yang dibawa oleh pegawai bioskop.
Apa yg gw rasakan setelah melakukan itu ? Gw bangga, bisa disiplin. Bisa buang sampah pada tempatnya, bisa memberi contoh pada tiap orang yang ngeliat perilaku gw, bisa membuat orang lain sadar akan kesalahan mereka dalam membuang sampah sembarangan.
Taukah Anda bahwa tumpukan sampah di Pulo Gebang itu bisa mendatangkan mobil Jaguar bagi pengelola nya ? Taukah Anda berapa harga 1 (satu) buah gelas plastik bekas air mineral ?
Sampah memang meresahkan dan jorok, TAPI jika kita bersahabat dengan mereka, mereka akan mendatangkan uang bagi kita.
Mengutip Michael Jackson-Heal the World
Heal The World
Make It A Better Place
For You And For Me
And The Entire Human Race
There Are People Dying
If You Care Enough
For The Living
Make A Better Place
For You And For Me
Thanks to azlyrics
Kampanye Go Green
Recycle means menggunakan kembali sampah. Seperti:
- Origami: lembar-lembar majalah yang sudah tidak dibaca dijadikan tempat sampah (origami) *gambar*
Replace means menggantikan benda / alat yang biasa kita pakai dengan yang lebih hemat energi/ramah linkungan. Contoh:
- Tiap pagi ke kantor/sekolah naik kendaraan pribadi (mobil atau motor) diubah menjadi:
Naik kendaraan umum (walau transportasi massal di DKI Jakarta belum berkualitas baik, tapi setidaknya mari kita mengurangi polusi udara di Jakarta ini)
Reduce means mengurangi jumlah sampah. Contoh:
Biasanya kalau ke WC umum (cth: toilet cinema XXI), kita ambil tisu sampai 4-5 lembar. Kurangilah menjadi 1 lembar. Ingat ! Tisu itu terbuat dari kayu, kayu itu dari pohon, pohon itu sudah jarang di muka bumi. Kalimantan yang jumlah hutannya terbilang yang paling luas di dunia saja sudah banyak pembakaran hutan. DAN bayangkan sampah yang dihasilkan oleh 3-4 lembar tisu itu (ambil selisihnya), mau dikemanain ?
Mengutip DJ Trax FM: "Which one do you prefer ? Earth in peace OR Earth in PIECES. You decide, you ACT !!"
*to be conclude*
Saturday, January 23, 2010
Jiwa Raga Rasa
Menenggak minuman isotonik manis
Mendengar seruan adzan di kejauhan
Lelah, penat dan keringat bercampur
Lagu keroncong menemani sore itu
Nafas perlahan kembali normal
Hidup pun terasa tenang
Jiwa, raga, rasa dikuasai
Kain sahabat
Merajut benang-benang pertemanan
Berharap menjadi kain persahabatan
Yang kuat, lembut dan tahan lama
Teringat tumpukan kaos sahabat
Yang usang dan sudah terkoyak
Bertransformasi jadi kain kasar
Tak layak pakai juga berlubang
Review: Raja Rani Hostel near TSM
1. Di lobby, AC tidak dinyalakan. Pengap dan agak bau. 2. Tulisan di apps Reddoorz, 24 jam front desk, nyatanya tidak. Saat jam 3 pagi mer...
-
arr. L. Putut Pudyantoro Kala kudengar panggilan Tuhan Ku persembahkan seluruh hidupku Lalu ku arungi samudera luas Berpegang pada k...
-
“Ambillah Tuhan dan terimalah seluruh kemerdekaanku, ingatanku, pikiranku dan segenap kehendakku, segala kepunyaan dan milikku. Engkaulah ...
-
(OST. Penginapan Pintu Naga) Hidup yang penuh rintangan Tercurah bak derasnya hujan Mengapa kita harus jumpa Bila tak tahu akan ke mana Rind...