Friday, September 20, 2019

Jejak kaki di tanah Borneo

Kali pertamaku di tanah Borneo, disambut kabut asap, di cancel penerbangannya, yap! Sungguh tak terlupakan...

Tepat pukul 17.30 Bagian Barat Waktu Indonesia burung besi yang kutunggangi merapatkan roda-roda panasnya di landasan Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat. Senang bercampur lega, bagaimana tidak, penerbanganku pk 10.20 yang telah di-delay kemudian di-cancel, akhirnya mendapat reschedule ke 16.20. Dewi Fortuna masih berpihak padaku, penumpang-penumpang yang antre di counter customer service untuk reschedule penerbangan mereka tidak mendapat ganti penerbangan di hari yang sama, minimal keesokan harinya, untukku? hari itu juga aku sampai di tanah Borneo. God is good, indeed.

Adalah Conference on Exorcism, sebuah konferensi pertama yang diselenggarakan di Indonesia mengenai pengusiran setan, yang membuatku terbang sampai kesini. Minatku yang tinggi di topik ini, menghilangkan rasa malas, jarak dan biaya. Sudah lama rasanya aku menikmati kesukaanku pada topik exorcism, dari mulai film-film Hollywood yang kutonton, padahalnya aku sangat sangat tidak menyukai film horror, terkecuali ada unsur exorcist -nya; seminar bertema sama yang kuikuti; sampai pelayanan berunsur sama. So, ketika e-flyernya itu sampai di monitor smartphone-ku, tidak lama sampai keputusan utk mengikutinya kuambil. Biayanya terbilang cukup lumayan, melebihi UMR Jakarta utk tiket seminar dan tiket pp.

~Sengaja aku datang ke kotamu~ ehh kok jadi nyanyi tembang kenangan...
Sengaja aku datang lebih cepat, tgl 17 sep, untuk mengunjungi customer dan menjajal kuliner2 di sini. Dua orang teman dan satu customer, menemani 2 hari ku untuk mencicip beberapa tempat makan khas daerah Ponti.

Taman Alun Kapuas menjadi tujuanku setelah menyantap Chai Kue di Gleam Cafe. Jalan kaki kupilih jadi moda transportasinya, karena jaraknya hanya 500 meter saja. Taman itu biasa saja, tapi karena terletak di pinggir Sungai Kapuas, jadi rasanya wajib kusambangi. Ada perahu yang bisa berlayar bolak balik untuk merasakan Sungai Kapuas, hanya dengan Rp 15.000,- saja. Terlihat beberapa perahu kecil menjual penganan dan minuman instan. Jembatan yang artistik menjulang untuk menyebrang. Kususuri tepi Sungai Kapuas sampai belok ke daerah pertokoan yang sudah tutup, maklum saja sudah lewat pk 20.30, sampai tembus ke jalan raya Tanjung Pura.

Tak kusangka ketika berjalan kaki pulang ke hostel tempat istirahat, ada sebuah boardgame cafe di sini, pas banget sejalan pulang, tidak sampai 2 km dari hostelku. Ternyata (dedicated) boardgame cafe itu yang pertama di Ponti dan baru 1 bulan usianya. dari 21.30 - 01.20 kuhabiskan di sana. Di Meeple Indonesia (instagram @meeple.indonesia) berkenalan dengan teman-teman baru, bermain beberapa permainan baru, sangat mengasyikkan dan re-charge energiku.
Paket mainnya unik deh, ada 3
A. Premium 48rb
Games + Special Menu + Ice Tea (refill)
or
Games + Basic Menu + Any Drink

B. Basic 38rb
Games + Basic Men/Drink

C. Economic 28rb
Games + Ice Tea (refill)
Mainnya seharian, ngga jam-jam an gitu.

Game yang sempet kujajal:
1. Santorini: game terkenal yang baru kumainkan, lucu sih, bangun membangun, seperti waktu kubangun jembatan ke hatimu (#eaaa)

2. Patchwork: game ala2 penjahit dengan ada kancing, padahal kaga ada hubungan sama jahitan, hahahha

3. Katamino Family: 2 player, puzzle, pattern building, seruu ! bisa utk anak2 bocah

4. Betrayal at house on the hill: seru abis ! 6 orang main, ngga kerasa 1,5 jam lebih blom kelar. RPG, buka tile baru setiap jalan, macam dungeon2 gitu.

Cerita tentang hostelku, ini sangat menarik. The Colour Hostel
1. Harga
+ Rp 65.000,-/malam
WOW banget kan !!! Traveloka-in aja
Harga sudah sangat support, karena ketika kubuka Airbnb, paling murah itu USD 10/night, bandingin sama 65rb IDR (around 5 USD)

2. Kebersihan
Bersih ! That's it

3. Experience
Ini capsule hotel, hostel type, jangan harapkan 1 kamar cuma 2 orang, kamar mandi dalam, 65rb jek, come on! 1 kamar isi 14 orang, bunk bed, ranjang atas dan bawah, bagasi/koper bisa disimpan di lemari bawah dengan kunci masing-masing. Alas kaki disimpan di lemari khusus setelah pintu masuk, jadi dalam gedung itu tdk menggunakan alas kaki.
Tegur sapa dengan sesama tamu pasti terjadi, pengalaman ngobrol dengan expat: yes, tepatnya dari 3 negara berbeda dalam 2 malam (Inggris, Malaysia, India).
Cuci piring sendiri, bisa sewa sepeda, ada informasi makanan2 recommended se Pontianak, ada informasi wisata di kota ini.

4. Staff
Kind, helpful, agile, cheerful

5. Facility
Kamar mandi luar, wastafel panjang di samping kamar mandi, ada 3 lantai di gedung (ruko sih sebenernya mah), lt 1 resepsionis + lounge/tempat duduk ngobrol or makan + pantry/dapur + ruang main game/musik/laptop. Ada PS3 di lounge, gitar listrik (2) dan ampli, 1 keyboard, I bet the owner is a musician.... di kamar AC dingin, tiap ranjang dilengkapi lampu, 1 colokan listrik, meja lipat utk nulis dll, gantungan baju, space di samping ranjang utk taro barang dan tentunya gorden.

I give 9 out of 10 for this hostel. When I going back to Pontianak, I'll get back here.

So... there's two more days, many food I want to try... wait for me !

Sunday, July 28, 2019

Perjumpaan dengan Gagal Ginjal

Teringat pesan ayah saya utk mengisi tekanan angin, dalam perjalanan dinas ke arah Poris, Tangerang, saya sempatkan mampir pom bensin Pertamina.  Rencana hanya mengisi tekanan angin biasa, akhirnya jadi mengisi angin dengan Nitrogen, atas masukan dari partner bisnis saya yg duduk di sebelah.  Sebagai pemula di bidang pengisi angin dengan Nitrogen, ternyata jika ingin mengisi Nitrogen, ban yg ada harus dikosongkan terlebih dahulu, kemudian baru diisi dengan Nitrogen.  Satu ban (mobil) harganya Rp 10.000,- untuk pertama kali isi. 4 ban jadi memakan waktu lama.

Kantong kemih rasanya sudah meluap, sehingga saya minta tolong partner bisnis saya utk menggantikan saya di bangku pengemudi selagi saya menunaikan panggilan alam. Saat kembali ke mobil, saya tidak enak hati melihat 2-3 antrian motor di belakang saya, kontan saya ajak ngobrol bapak setengah baya dengan kaos putih yang persis antri di belakang saya.

“maaf ya pak, nunggu lama, saya baru pertama kali isi”
“oh ngga apa2”
“bapak sering isi nitrogen pak ?”
“sejak tahun 2000”
“WOW”

Saya menanyakan perbedaan angin biasa dengan angin nitrogen, ia menjelaskan berbeda dan terasa ketika mengemudi di jalan tol dan beberapa keunggulan lainnya. Asik ngobrol, saya tanya dia kerja dimana, bagaimana keluarganya (pakai jurus FORM: Family, Occupation, Recreation, Message). Beliau kerja di daerah jakarta barat.  Anaknya 3, laki-laki semua. Anak pertamanya, saat kenaikan SMA 3, terdiagnosa gagal ginjal, dan meninggal dunia setelah 10 hari dirawat di Harapan Kita
Shock sekali saya mendengarnya, setelah mengucapkan turut berduka, saya alihkan pembicaraan dengan menanyakan anak ke 2 dan ke 3. Ternyata anak ke 2 baru lulus SMA kelas 3, sedang menunggu pengumuman sekolah penerbangan. Anak ke 3, baru umur 6 tahun. “wah jauh ya jaraknya”, celetuk saya.

Keingintahuan saya mengalahkan rasa malu, akhirnya saya beranikan diri untuk menanyakan kenapa anak pertamanya bisa kena gagal ginjal, dengan tidak lupa menambah kata-kata “maaf ya pak saya nanya ini, kalau boleh tau kenapa anak bapak yg pertama bisa kena gagal ginjal ? apakah minumnya kurang ? Saya bergerak di bidang filter air minum”

Sang Bapak sama sekali tidak keberatan menjawab pertanyaan itu, kemudian ia menuturkan kisahnya...
Ketika anak pertama itu didiagnosa gagal ginjal, seluruh rumah sakit di daerah Tangerang tdk ada yg mau menerimanya, dugaan saya karena peralatan yg belum mumpuni. Akhirnya ke Harapan Kita. Di RS itu, sang bapak melihat banyak anak-anak mudah (di bawah 20 tahun) yang terkena gagal ginjal, karena penasaran sang bapak menanyakan kpd orang tua pasien kenapa bisa terjadi.  Semua menjawab karena anak-anak itu terlalu sering minum-minuman dalam kemasan/jajanan pasar.  Dokter yang menangani putra sang  bapak juga berpesan agar minuman-minuman itu jangan diminum.  Sontak saya kaget luar biasa, karena baru saya tahu akan informasi ini, sepengetahuan saya orang yang kena gagal ginjal adalah para senior/lansia (lanjut usia) yang karena faktor umur, ginjalnya sudah berkurang fungsinya; penderita diabetes/darah tinggi/penyakit degeneratif yang harus minum obat seumur hidup.

Salah satu passion saya adalah kesehatan, selain untuk diri sendiri tapi saya senang sekali bila bisa membantu orang lain hidup lebih sehat. Saya pernah belajar tentang air yang berkualitas untuk kesehatan, membaca-baca literatur yang ada, dan saya bersyukur bisa bertemu dengan sang bapak...

Bila saja saya tau ilmu tentang air dan kesehatan jauh lebih awal, dan saya bisa share ke banyak orang, mungkin saya bisa menyelamatkan nyawa orang hari ini...

17 Agustus

  Empat ratus lima puluh tahun masa kolonisasi Empat setengah tahun dalam siksa dan penuh derita Penuh pergolakan demi kedaulatan negeri Akh...