Showing posts with label religion. Show all posts
Showing posts with label religion. Show all posts

Thursday, January 16, 2025

Learn-Do-Teach

Renungan Harian
Selasa, 10 Maret 2020
(repost)


"Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya." - Matius 23:3


Learn-Do-Teach


Dalam sebuah komunitas bisnis, diajarkan sebuah pola "Learn-Do-Teach." Maksudnya sederhana, sebagai murid pastinya perlu banyak belajar. Kemudian setelah belajar; melihat mentornya melakukan, maka murid tadi akan melakukannya sendiri, mentornya yang akan melihat/memperhatikan. Lama-kelamaan murid tadi makin mahir melakukan dan akan mempunyai murid yang akan dia ajari.
Tidak boleh orang hanya melakukan "Learn-Teach" Atau "Do-Teach", serangkaian 3 aksi itu harus dilakukan berurutan dan terus menerus.
Learn-Do: tidak bisa menciptakan murid.
Learn-Teach: seperti kaum Farisi, tidak ada contoh tindakan, tidak ada integritas.
Do-Teach: lack of knowledge/kurang ilmu.

Ayat ini sarat dengan nilai integritas. Yesus mengecam kelakuan orang-orang Farisi yang tidak "walk the talk," kelakuan/perbuatan dan kata-katanya tidak selaras.


Kita perlu banget loh memiliki sikap integritas. Contoh simpel buat janji. Misalnya Anda buat janji ketemu dengan temen jam 11, tapi Anda datangnya jam 12. Bagaimana kira-kira temen Anda menilai Anda?

Ada contoh mudah tentang integritas, saat kampanye, janjinya apa, pas terpilih, kerjanya bagaimana. Muak 'kan
Anda melihat itu?
Black Eyed Peas dalam lagunya "Where is the Love" berucap "Can you practice what you preach?"
Kita perlu belajar untuk punya integritas, melakukan apa yang kita katakan, terlebih apa yang kita ajarkan. Agar orang lain bisa melihat karakter Kristus dalam kita.

Doa
Bapa, mampukan aku untuk punya karakter integritas seperti diri-Mu, agar semakin hari karakterku semakin menyerupai karakter Kristus sendiri. Amin.
(syd)

Friday, July 31, 2020

Kenapa Aku Suka Serikat Jesus?

Sewaktu pertama kali menginjakkan kaki di tanah Girisonta, sembari berdiri di tengah-tengah makam para Jesuit/Romo-romo Jesuit, aku berkhayal “Kalau tiba waktuku nanti, ingin aku disemayamkan di sini, bersama-sama dengan para anggota serikat.”

Sekolah Menengah Atas, itulah saat aku mengenal para Jesuit dan perlahan aku mulai mengidolakan mereka.

Ketika imanku masih mencari-cari, aku ditawarkan ikut Kursus Evangelisasi Pribadi (KEP) di gereja Blok Q (Paroki Santa Perawan Maria Ratu), di sana romo-romonya adalah Jesuit.  Dari sikap, pemikiran, tingkah laku, kata-kata mereka, membuat aku semakin menyukai Jesuit.  Padahal ini bukan parokiku.

Kembali ke jaman SMA, seorang guru Bahasa Indonesia memberi tugas untuk meresensi buku.  “Jangan novel-novel picisan yang kalian baca, coba sekali-sekali baca Anthony de Mello, xxx, yyy” seru Sang Guru dengan nada yang tinggi.  Anthony de Mello, apa itu?  Dengan rasa ingin tahu yang besar, aku sambangi perpustakaan sekolah dan menanyakan buku itu.  Doa Sang Katak #1 diberikan padaku.  Seekor katak sedang menengadah ke langit dengan dasar kolam dan langit biru, begitulah covernya.  Mulai aku membacanya.  Kata pengantarnya menulis “jangan membaca langsung semua buku ini, nanti manfaatnya kurang, tapi bacalah 1-2 cerita” kurang lebih seperti itu.  Aneh pikirku, kok baca buku diatur-atur.  Cerita-cerita pendek di dalam buku itu penuh arti dan permenungan.  Banyak cerita yang aku malah tak mengerti apa maksudnya.  Seperti menemukan mutiara, aku langsung menyukai buku itu dan memutuskan untuk meresensi buku itu.  Belum pernah aku baca buku semacam itu sebelumnya.

Terima kasih Bu Irma, yang mengenalkanku dengan karya Pater Anthony de Mello SJ.  Belasan tahun ke depan aku tahu ternyata beliau adalah seorang Jesuit dari India yang belajar berbagai macam ilmu, spiritualitas, agama, aliran kepercayaan, meditasi, kemudian meracik semuanya, membentuk spiritualitas Sadhana, yang berdasarkan iman Katolik.  Beliau mendirikan Pusat Studi Spiritualitas Sadhana di India kemudian mengundang para Jesuit dari seluruh provinsi di dunia untuk belajar.  Termasuk Indonesia.  Rp Alex Dirja SJ secara khusus diminta oleh Pater Toni karena ia belum punya murid dari Indonesia.   Romo Alex pernah menjadi adik kelas Pater Toni sewaktu di India.  Maka berangkatlah Romo Alex, sekembalinya di Indonesia Romo Alex mengajarkan apa-apa yang ia pelajari di sana, sampai sekarang.  Saya pernah beberapa kali ikut pengajarannya, sangat menarik.  Orangnya tenang, berwawasan luas, kaya pengalaman, humoris.  Sewaktu ikut rekoleksi, saya berkesempatan makan semeja dengan Romo Alex.  Kesempatan emas ini kugunakan untuk bertanya kenapa memilih Jesuit, bagaimana bisa belajar dengan Pater Anthony de Mello.  Mendapat jawaban dari narasumber sungguh memuaskan jiwaku.  Usia beliau sudah 80+, kacamata super tebal didtambah kaca pembesar untuk membaca.  Beliau juga pernah menjalani operasi mata.  Bahkan untuk misa, beliau harus menghafal bacaan Injil sebelumnya karena kesulitan membaca.

Jesuit itu ada di pinggir batas, tidak bisa di atur, sering melakukan hal yang berbeda/nyentrik dan berani ambil resiko.

Beberapa ciri khas spiritualitas Ignatian:

  1. Berusahakan menemukan Tuhan dalam segala (Finding God in all things)
  2. Melakukan discrement (pembedaan roh); bila dihadapkan dengan 2 pilihan: hitam dan putih, kita mudah memilih, pasti yg putih.  Namun bila pilihannya putih dan putih, mana yang kita akan ambil? Dengan pembedaan roh, melibatkan Tuhan, tidak sekedar pertimbangan logika namun pilihan mana yang makin mendekatkan kita dengan Tuhan.
  3. Agere contra: melakukan hal yang sebaliknya.
  4. Meneliti batin/refleksi harian Ignatian: hari ini tidak berlalu begitu saja dengan merefleksi peristiwa-peristiwa apa yang terjadi, puncak emosi, perasaan-perasaan apa yang saya alami hari ini, apakah saya lebih dekat dengan Tuhan atau sebaliknya.
  5. Ad Maoirem Dei Gloriam: Demi kemuliaan Tuhan yang lebih besar.


31 Juli 2020
Pesta Santo Ignatius dari Loyola

Tuesday, June 23, 2020

Tuhan Menggerakkan Tangan-Nya


Renungan Harian
Selasa, 23 Juni 2020

"Maka pada malam itu keluarlah Malaikat Tuhan, lalu dibunuh-Nyalah seratus delapan puluh lima ribu orang di dalam perkemahan Asyur." - 2 Raja-raja 19:35a

Tuhan Menggerakkan Tangan-Nya

Kalau Anda simak Bacaan Pertama hari ini, kita bisa lihat bagaimana Hizkia, raja Yehuda, berdoa pada Tuhan memohon perlindungan-Nya dari ancaman Sanherib, raja Asyur, yang telah mengepung Yerusalem. Doa Hizkia didengar Tuhan, melalui Yesaya bin Amos, Ia berkata akan menyelamatkan Yerusalem. Pada malam hari itu juga, Malaikat Tuhan keluar & membantai 180.000 orang Asyur, sehingga mundurlah Sanherib.

“Tuhan Menggerakkan Tangan-Nya”, judul renungan ini, itulah yang terjadi pada nas yang kita baca. Di atas kertas, tidak mungkin Hizkia menang dalam perang melawan raja Asyur, bangsa Asyur pada saat itu sangat kuat dan bala tentaranya sangat banyak. Tetapi Yesaya 55:8 berkata “Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman Tuhan.” Rencana manusia bisa jadi berbeda dengan rencana ilahi.

Raja Hizkia berdoa dengan rendah hati, sangat mungkin disertai ketakutan karena sudah dikepung Sanherib, dan ia menaruh pengharapannya hanya pada Tuhan. Di awal doa Hizkia, ia tidak langsung memanjatkan permohonannya tapi terlebih dahulu memuji Tuhan, di akhir doanya pun ia memohon agar Tuhan menyelamatkan negerinya agar semakin besar kemuliaan Tuhan (Ad Maiorem Dei Gloriam), bukan untuk kehendaknya sendiri.

Tetapi perlu diingat tidak setiap doa kita akan dijawab/dikabulkan Tuhan, maka KVGmates coba dengerin lagu “Even If” dari Mercy Me, ada lirik yang bagus banget di reffrainnya.
(Terjemahan)
“Aku tahu Kau bisa dan aku tahu Kau mampu

Menyelamatkanku dari api dengan tangan-Mu yang perkasa

Namun, jika pun Kau tidak melakukannya

Harapanku hanya pada-Mu saja” (syd)

Friday, April 17, 2020

Jangan Takut Menderita

Renungan Harian
Sabtu, 25 Januari 2020
Pesta Bertobatnya S. Paulus, Rasul

"Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya,
betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung
oleh karena nama-Ku."
(Kis 9:16)

Jangan Takut Menderita


Kita semua pasti pernah baca tentang Saulus kan? Seorang ahli Taurat yg mengejar-ngejar pengikut Jalan Tuhan, menyiksa dan menangkap-nangkapi mereka. Dari yang ekstreme gitu, dipakai Tuhan menjadi rasulnya, sampai menulis kitab paling banyak di Perjanjian Baru. Kalau mau dipikir, Gila ga sih? Perubahannya ekstreme banget.

Memang begitu kalau Tuhan mau pakai seseorang. Coba kita lihat
Musa yang tidak pandai bicara, dipakai mengeluarkan bangsa Israel dari Mesir.
Yakub yg menipu ayahnya sendiri, jadi bapa Bangsa Israel.
Yusuf yg dibuang saudara-saudaranya dan dijual jadi budak, jadi pemimpin no 2 di Mesir.
Kalau Tuhan mau pakai, semua kekurangan orang tidak jadi masalah. Justru dengan adanya kekurangan/kelemahan, kita jadi semakin aware dan bergantung sama Tuhan yg menguatkan kita.

"Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya,
betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung
oleh karena nama-Ku." (Ayat 16)
Ayat ini menarik banget untuk dibahas. Ada orang yang menganggap kalau sudah jadi orang Kristen, hidupnya bakal jadi enak, berkat melimpah. Tidak semudah itu Ferguso. Ada tertulis di Luk 24:26 "Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemulianNya?"
Bahkan Allah sendiri yg menjadi manusia harus MENDERITA, sebelum masuk ke dalam kemuliaanNya. Trus, kita ini siapa gaes... Manusia yang dari kulit dan daging. Justru kita yang telah mengenal sabda Allah, harus semakin hari semakin mendekatkan diri pd Tuhan dengan membaca firmanNya agar kita makin dikuatkan. Jangan berdoa minta dimudahkan, tapi mintalah kekuatan untuk menghadapi tantangan.
(syd)


dimuat di Instagram @katolikvidgram

Tuesday, April 14, 2020

Action Cures Fears!

Renungan Harian 
Minggu, 6 Oktober 2019


“Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.” – 2 Timotius 1:7


Action Cures Fears!


Pernah ngga sih Anda ngerasa takut dalam hidup ini ?

Takut salah pilih pasangan ? Takut salah pilih jurusan kuliah ? Takut ngga bisa bayar tagihan/cicilan ? Takut menghadapi masa depan ? Takut kehilangan posisi/pekerjaan ?

Takut memang merupakan salah satu perasaan yang wajar muncul dalam kehidupan manusia, bahkan Tuhan Yesus aja pernah loh ngerasa takut saat berdoa di Taman Getsemani menjelang ajal-Nya. Tetapi Tuhan Yesus menyerahkan ketakutanNya dan memohon agar kehendak Allah saja yang terlaksana dalam hidup-Nya.  Kita juga perlu belajar dari pengalaman Yesus sendiri, meskipun perasaan takut meliputi diri, tetapi tetaplah berdoa dan percaya sama Allah, Dia tahu apa yang terbaik untuk kita.

Agar sukses kita harus berani. Kita memiliki kapasitas untuk mengatasi ketakutan. Bila rasa takut dituruti, sikap mental yang positif dan kreatif akan berubah menjadi sikap yang tidak produktif dan negatif, dan hal itu berakiibat fatal terhadap pencapaian. Rasa takut bersifat pesimistis, sementara keyakinan bersifat optimistis.  Daripada KVGMates menyerah pada ketakutan, mendingan tunjukin sikap penuh harapan dan optimistis.  Keberanian dimulai dengan mengatasi rasa takut dan berarti mengambil resiko – dengan uang kita, masa depan kita, bahkan hidup kita.

“Lakukan hal-hal yang Anda takutkan dan rasa Anda pasti hilang” (Emerson). Action cures fears, tindakan mengalahkan ketakutan.  Satu-satunya cara menghilangkan rasa takut adalah dengan menghadapinya. Bila KVGMates takut bicara di depan banyak orang, lakukan saja, setelah bicara beberapa patah kata, ketakutan itu pasti akan hilang sendiri. Rasul Paulus mengatakan dalam suratnya kepada Timotius, roh yang diberikan Allah bagi kita orang percaya adalah roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.  Berarti ketakutan itu bukan berasal dari Allah, kita harus berani untuk melawan ketakutan, jangan malah memberi kekuatan kepada ketakutan itu sendiri, nanti kalau kita fokus pada ketakutan kita, yakin deh ketakutan itu malah menjadi besar, what you focus on, will grow, pilih mana: fokus sama kekuatan kita atau ketakutan kita ? You decide, you ACT ! (syd)



dimuat di Instagram @katolikvidgram

Saturday, April 11, 2020

Renungan Ams 8:12-14

Kutipan
Aku, hikmat, tinggal bersama-sama dengan kecerdasan, dan aku mendapat pengetahuan dan kebijaksanaan.Takut akan Tuhan ialah membenci kejahatan; aku benci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat.Padaku ada nasihat dan pertimbangan, akulah pengertian, padakulah kekuatan. (Ams 8:12-14)

Catatan
Saya disadarkan dan diingatkan kembali bahwa memiliki / mengusahakan memperoleh hikmat adalah salah satu prioritas kita sbg murid Tuhan. Bila kita benar2 takut akan Tuhan, yg berarti mengerti apa yg Tuhan mau kita lakukan di dunia ini, apa yg Tuhan tdk ingin kita lakukan, maka kita pasti membenci kejahatan (kesombongan, congkak, bohong/mulut penuh tipu muslihat/bicara, curang, tdk adil, bertindak semena mena, tingkah laku jahat). Terima kasih Tuhan hr ini aku diingatkan utk selalu memohon hikmat kpdmu, berusaha utk hidup sesuai ajaranmu dan mjd semakij serupa dgn dikau, demi kemuliaan Tuhan yg lebih besar.

Wednesday, April 8, 2020

Renungan Mat 4:4

Kutipan
Tetapi Yesus menjawab: “Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.” (Mat 4:4)

Catatan
Jadi ingat sharing seorang teman di komsel yg saya ikuti, ketika tema pada pertemuan itu adalah ttg puasa, sahabat dalam iman sy itu menceritakan pengalaman dia dalam menjalani masa Pra Paskah (masa Puasa). Memang seringkali dia lupa hari kapan harus puasa / pantang. Ketika diingatkan teman/saudara, barulah dia sadar seharusnya hr itu dia puasa, padahal dia sedang makan saat itu.... 😅
Tetapi yang paling membekas di hati saya adalah ketika dia mengisahkan bagaimana ia menahan diri ketika lapar, ia ingat "manusia hidup bukan dari roti saja", seketika itu juga ia bisa mengendalikan diri utk menahan laparnya.
Sharing simple tapi sangat menyentuh hati saya. Terkadang kita manusia mudah tergoda dengan apa pun juga, apalagi menyangkut kebutuhan pokok, memang " Daging itu lemah, tetapi Roh kuat"; dan kita memang itu benar. Kita perlu banyak baca Firtu, berdoa, saat teduh, tapi yang paling penting kita perlu maintain relationship kita dgn Tuhan. Bukan sekedar formalitas: rutin ikut misa harian, dtg persekutuan doa, rajin doa, pelayanan kesana kesini. Pertanyaan nya adalah "Bagaimana relasi saya dgn Tuhan?"
Apakah Firtu yg saya baca, telah saya terapkan dalam kehidupan sehari-hari ?
Apakah saya sebagai pribadi mencerminkan seorang kristiani ?  Tiap orang dinilai dari buah2 nya (Gal 5:22-23)
Semoga menjadi refleksi bagi kita semua
(syd)

Sunday, April 5, 2020

Renungan Mrk 13:35,37

Kutipan
Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu bilamanakah tuan rumah itu pulang, menjelang malam, atau tengah malam, atau larut malam, atau pagi-pagi buta,Apa yang Kukatakan kepada kamu, Kukatakan kepada semua orang: berjaga-jagalah!” (Mrk 13:35,37)

Catatan
Ketika saya baca perikop Markus 13 ini yg berkisah, Khotbah Tentang Akhir Zaman, beberapa ayat menarik utk digali lebih dalam, tapi yg paling menarik bagi saya adalah ayat 35-37. "Berjaga-jagalah" Dalam perikop "Nasihat supaya berjaga-jaga" (Ayat 33-37) ditulis 3x. Biasanya dlm kitab Suci, bila Yesus mengatakan sesuatu hal yg sama sampai 3x, itu adalah hal yg PENTING.
Saya periksa di konkordasi alkitab, ternyata "berjaga" Muncul 4x dalam Perjanjian Lama (Kej 31:49; Mazm 127:1; 141:3; yer 31:28)
Di Perjanjian Baru muncul 23x

Refleksi saya adalah Tuhan ingin kita "berjaga-jaga" Setiap waktu. Maksudnya, menjaga hati kita (apakah hati kita semakin menyerupai Hati Kudus Yesus/Hati Maria Tak Bernoda), menjaga relasi kita denganNya, menjaga perbuatan kita agar selalu sesuai dgn ajaran2 Nya, berdoa dgn tidak jemu2, dll.
Supaya ketika saatnya kita dipanggil Tuhan, kapan pun itu, kita sudah siap utk pulang. Karena tujuan hidup adalah untuk mati, untuk pulang ke rumah Bapa.
Ketika kita "pulang", tubuh sirna, tidak ada yg kita bawa "pulang" (Materi, uang, rumah, keluarga, anak2, posisi, jabatan, dll) hanya Roh yg kembali pd Bapa.

Pertanyaannya adalah apakah kita sudah siap bila waktunya tiba?

Semoga menjadi renungan yg menginspirasi dan menguatkan di pagi yg mendung ini.
Selamat pagi dan tetap semangat !
(syd)

Thursday, April 2, 2020

Renungan Hagai 2:13-15

Kutipan
Andaikata seseorang membawa daging kudus dalam punca bajunya, lalu dengan puncanya itu ia menyentuh roti atau sesuatu masakan atau anggur atau minyak atau sesuatu yang dapat dimakan, menjadi kuduskah yang disentuh itu?” Lalu para imam itu menjawab, katanya: “Tidak!”Berkatalah pula Hagai: “Jika seseorang yang najis oleh mayat menyentuh semuanya ini, menjadi najiskah yang disentuh itu?” Lalu para imam itu menjawab, katanya: “Tentu!”Maka berbicaralah Hagai, katanya: “Begitu juga dengan umat ini dan dengan bangsa ini di hadapan-Ku, demikianlah firman Tuhan, dan dengan segala yang dibuat tangan mereka; dan yang dipersembahkan mereka di sana adalah najis.” (Hag 2:13-15)

Catatan
Gak ada "conditional obedience"
Selective hearing

Pd jaman kitab ditulis, pd saat mempersembahkan ngga main2. Sebelum mempersembahkan sesuatu, para imam harus menguduskan diri sblm memberikan persembahan.
Ketaatan bukan sesuatu yg bisa kita pilah pilih. Taat "kalau". Ketaatan 100℅/ sepenuh hati. Tuhan melihat hati kita. Hamba Tuhan ngga tau bgmn hati kita (syd)

Thursday, March 26, 2020

Jalanku bukan JalanMu

Tak pernah kumengerti jalanMu
RencanaMu dalam hidupku, tak kunjung kulihat
Layaknya prajurit di garis depan
Hanya tahu bertempur dengan lawan di depan mata
Tak pernah tahu strategi besarnya
Mana sanggup aku mengerti pikiranMu
Engkau yang menciptaku, bumi dan alam semesta
Apalah aku di hadapanMu
Hanya berjalan, mohon bimbinganMu saja

Wednesday, October 13, 2010

Doa

Tuhan tolonglah
HambaMu yang mengaduh
Datanglah dan jamahlah
Aku tidak mau menderita begini
Enyahkan semua pikiran, perasaan dan sakit
Dalam namaMu Tuhan
Aku pasrahkan diriku padaMu
Tuhan Allah, sang penyembuh ilahi

Wednesday, April 8, 2009

Keselamatan

Tuhan memberikan keselamatan
Kepada yang percaya pada-Nya
Ia brikan nyawa-Nya
'Tuk tebus kita
Patahkan dosa
Enyahkan iblis
Biar nama Tuhan diserukan
Di seluruh ujung bumi

Thursday, October 9, 2008

Tanda Salib

Oleh: P. John Lefteuw MSC

Kerapkali kita sebagai orang Katolik dianggap kolot, menyembah berhala dan sebagainya yang tak jarang dari kata-kata atau anggapan yang demikian membuat orang-orang Katolik itu sendiri menjadi goyah imannya
dan tak sedikit dari mereka yang berpindah agama.

Banggakah Anda menjadi orang Katolik? Kalau iya, mengapa Anda bangga menjadi orang Katolik? Apa sih istimewanya orang Katolik itu? Terlepas dari apa pun jawaban Anda, ada satu keistimewaan yang
kita punyai sebagai orang Katolik. Yaitu TANDA SALIB. Mengapa istimewa? Tanda salib merupakan suatu rangkaian doa yang walaupun singkat tetapi sangat padat dan dalam maknanya.

Berikut ini penjelasan dari masing-masing bagian tanda salib.

"Demi Nama Bapa" (di dahi)

Hal ini menandakan bahwa Allah Bapa merencanakan, menciptakan danmenyelenggarakan segala sesuatunya. Otak adalah pusat segalanya. Otak tempat kita berpikir, tempat kita merencanakan. Bapa
merencanakan Putra-Nya untuk datang ke dunia sebagai penyelamat yang menyelamatkan umat manusia. Dan Bapalah yang menyelenggarakan segala karya dan hidup Yesus. Oleh karena itu kita melanjutkan dengan:

"Dan Putra"

Di sini sering terjadi kesalahan karena banyak yang melakukan di dada (horizontal dengan Roh Kudus). Yang benar adalah di pusar, karena tali pusar adalah tali kehidupan, tali yang menyambung antara ibu dan anak di
sinilah janin mendapat makan dan mendapat curahan kehidupan. Dan Yesus lahir sebagai manusia untuk menyelamatkan manusia dan karya-Nya itu dimulai dari sejak kita masih berupa janin. Kita semua tahu bahwa Yesus kemudian harus meninggalkan dunia untuk kembali kepada Bapa-Nya.

"Dan Roh Kudus" (horizontal di dada)

Bapa sangat mencintai kita dan terus berusaha menyelenggarakan hidup kita sebaik-baiknya, maka Bapa mengirim Roh Kudus-Nya agar tetap mendampingi, melindungi, dan menjaga kita, sehingga kita akan senantiasa mengundang dan menghadirkan Allah Tri Tunggal kita dalam setiap kehidupan, untuk senantiasa menjagai kita sampai kedatangan Allah Putra kembali.

Dengan tanda salib tubuh kita telah dimeterai dan disucikan oleh Allah. Dalam segala kegiatan kita: sewaktu kita tidur, kita belajar, kita bekerja, kita melakukan pelayanan, kita makan, kita susah, kita senang, kita tertawa, kita menangis. Jika kita membuat tanda salib itu berarti kita mengundang Allah Tri Tunggal untuk menjaga, melindungi kita sehingga kita tidak melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan kehendak Bapa.

Tanda salib juga merupakan tanda persatuan kita dengan sesama umat Katolik, misalnya jika kita makan di rumah makan, kemudian melihat ada orang membuat tanda salib, kita pasti bilang : Oh, orang itu orang
Katolik, dia saudara saya yang seiman.

Terlatih Ditolak - sebuah parodi

Aku sudah mulai lupa Saat pertama kali ditolak Dari penolakanyang halus Hingga diusir dari rumahnya *Terima kasih kalian  Barisan penolakan ...