Showing posts with label renungan. Show all posts
Showing posts with label renungan. Show all posts

Thursday, January 16, 2025

Learn-Do-Teach

Renungan Harian
Selasa, 10 Maret 2020
(repost)


"Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya." - Matius 23:3


Learn-Do-Teach


Dalam sebuah komunitas bisnis, diajarkan sebuah pola "Learn-Do-Teach." Maksudnya sederhana, sebagai murid pastinya perlu banyak belajar. Kemudian setelah belajar; melihat mentornya melakukan, maka murid tadi akan melakukannya sendiri, mentornya yang akan melihat/memperhatikan. Lama-kelamaan murid tadi makin mahir melakukan dan akan mempunyai murid yang akan dia ajari.
Tidak boleh orang hanya melakukan "Learn-Teach" Atau "Do-Teach", serangkaian 3 aksi itu harus dilakukan berurutan dan terus menerus.
Learn-Do: tidak bisa menciptakan murid.
Learn-Teach: seperti kaum Farisi, tidak ada contoh tindakan, tidak ada integritas.
Do-Teach: lack of knowledge/kurang ilmu.

Ayat ini sarat dengan nilai integritas. Yesus mengecam kelakuan orang-orang Farisi yang tidak "walk the talk," kelakuan/perbuatan dan kata-katanya tidak selaras.


Kita perlu banget loh memiliki sikap integritas. Contoh simpel buat janji. Misalnya Anda buat janji ketemu dengan temen jam 11, tapi Anda datangnya jam 12. Bagaimana kira-kira temen Anda menilai Anda?

Ada contoh mudah tentang integritas, saat kampanye, janjinya apa, pas terpilih, kerjanya bagaimana. Muak 'kan
Anda melihat itu?
Black Eyed Peas dalam lagunya "Where is the Love" berucap "Can you practice what you preach?"
Kita perlu belajar untuk punya integritas, melakukan apa yang kita katakan, terlebih apa yang kita ajarkan. Agar orang lain bisa melihat karakter Kristus dalam kita.

Doa
Bapa, mampukan aku untuk punya karakter integritas seperti diri-Mu, agar semakin hari karakterku semakin menyerupai karakter Kristus sendiri. Amin.
(syd)

Saturday, December 12, 2020

Sisa Daun

Memperhatikan pohon persis di depanku
Saat meminum kelapa di bibir pantai Pandawa
Aku baru tersadar bahwa 90% daun dari pohon ini sudah tiada
Sisanya di bagian kiri bawah, masih tumbuh dengan subur
Jadi muncul pertanyaan “Kok bisa?”
“Kenapa bisa begitu?” “Mengapa ya?
Sontak aku mengaitkan dengan kehidupan manusia
Ada orang yang sudah berkali-kali terpukul dengan bermacam-macam kesulitan/masalah,
Tapi ia tetap bertahan hidup/surviving
Orang yang lain lagi lahir dengan disabilitas, berjuang tiap hari dalam hidupnya dan bisa hidup mandiri
Pohon ini meski daunnya sebagian besar sudah rontok tapi ia masih bertahan hidup
Ia tidak menyerah dan terus berjuang untuk hidup (syd)
 

Pantai Pandawa, Bali
3 November 2020

Thursday, December 3, 2020

Renungan Harian 3 Desember 2020

Renungan Harian 

Kamis, 3 Desember 2020

Pesta S. Fransiskus Xaverius, Imam & Pelindung Karya Misi

“Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil.Matius 28:17-18

"Tidak pernah ada seorangpun yang dapat unggul dalam hal-hal besar, bila pertama-tama tidak unggul dalam hal kecil" (St. Fransiskus Xaverius)

“Pergi ke seluruh dunia, wartakanlah Injil,” lirik Mazmur yang ngga asing ‘kan, gaess? Sadar ngga gaess kalau kalimat ini adalah kalimat terakhir yang diucapkan Tuhan Yesus sebelum meninggalkan murid-muridnya? Bisa dibilang ini adalah wasiatnya Tuhan Yesus. Kalau wasiat itu berarti penting apa engga ya? Trus mewartakan Injil tuh bagaimana sih? Berdiri di depan banyak orang dan mengupas Kitab Suci? Pergi ke orang-orang sakit kusta, merawat mereka seperti St. Theresa dari Calcutta? Pergi ke daerah-daerah misi dan ngomongin tentang Yesus? Sebelum menjawab pertanyaan ini, ada baiknya kita simak kisah hidup tokoh ini.

Fransiskus seorang bangsawan kelahiran Spanyol, saat studi di universitas di Paris, ia sekamar dengan Ignatius Loyola yang kemudian menjadi pengaruh besar terhadap jalan hidup Fransiskus di kemudian hari.  Bersama Ignatius Loyola dan 5 rekan yang lain, termasuk Petrus Faber, Fransiskus mengikrarkan kaulnya pada tanggal 15 Agustus 1534, menandai awal berdirinya Serikat Yesus. Pertanyaan dasar yang membuka lembaran hidupnya yang baru ialah, “Apa gunanya seseorang memperoleh seluruh dunia, namun kehilangan jiwanya?” Yang akhirnya mengilhai jalan hidupnya sehingga ia berani mengabdikan seluruh hidupnya sebagai seorang Abdi Allah bagi penyebaran Injil dan pembangunan Kerajaan Allah di dunia.

Santo Fransiskus Xaverius (FX) yang pestanya kita peringati hari ini merupakan teladan dalam pewartaan Injil.  Sebagai seorang Imam Jesuit dan Pelindung Karya Misi, ia melaksanakan perintah Yesus ini secara luar biasa.  FX benar-benar pergi ke seluruh dunia, ke banyak negara lebih tepatnya, Goa-India;  Jepang; Malaka; sampai ke Indonesia bagian Timur (Maluku dan Ternate), demi pewartaan Injil. Bahasa-bahasa daerah setempat juga ia pelajari agar lebih mudah diterima oleh warga setempat.

Melanjutkan pembahasan awal, “Mewartakan Injil?  Harus jadi pewarta dong?” Engga gitu juga, Ferguso. Dengan kita melakukan apa yang benar dalam Injil, berbuat cinta kasih, melakukan studi/pekerjaan/usaha kita dengan benar & taat kepada Injil, tidak korupsi (waktu, uang, apapun), itu sudah mewartakan Injil loch!  Lakukan saja hal-hal kecil dengan hati yang tulus.  Dan coba tanyakan ini ke diri sendiri: Apakah perbuatanku, kata-kataku sesuai dengan apa yang Tuhan mau? Apakah orang lain melihat Tuhan dalam diriku? Jika jawabannya iya, berarti gaess sudah mewartakan Injil. Bagaimana bisa mewartakan berita baik ke orang lain, kalau kitanya sendiri engga melakukan hal yang baik, ya ga sich? Gaess percaya sama sales motor X yang datangnya naik motor Y? Dia sendiri ngga pakai produk yang dia jual, mana bisa kita percaya sama dia?

Apakah kita menghadirkan kebaikan kepada sesama kita, lingkungan alam dan segala ciptaan Tuhan? Masa adventus menjadi kesempatan indah bagi kita untuk mewujudkan tanggung jawab kita sebagai murid-murid Tuhan untuk mewartakan kebaikan kebaikan di mana pun juga. (syd)


*ditayangkan di Instagram @katolikvidgram

Monday, November 30, 2020

Mendengar hanya mendengar

Betapa sulitnya mendengar hanya mendengar

Tanpa pakai otak, berpikir, asumsi

Melepaskan kegiatan mendengarkan dengan berpikir

Mendengar bunyi suara bising knalpot motor

Tidak mengumpat berisik!

Kenapa sih mesti berisik gitu ?  Motornya diapain sih ?

Siapa sih itu ?  Pake knalpot apa sih ?

Bereaksi terhadap apa yang didengar, bukan itu

Suara tabrakan di jalan

Kepala mencari sumber bunyi

Mencari tahu ada apa

Penasaran.  Ingin tahu.  Padahal, bukan urusannya.

Mendengar hanya mendengar.

Sunday, November 22, 2020

Dia jadikan baik dari yang buruk sekalipun

Bangun siang hari, matahari tegak di atas

Cakap yang berisik dari teman sekamar

Menjadi bekerku

Kencang kali suaranya, batinku

Baru bangun, langsung kesal perasaan ini

Bukan awal hari yang kuinginkan.

 

Melancong kesana-sini

Urusan bisnis hari ini didahulukan

 

Sore-sore melaju cepat

Malah bertumbukan

Senggol dikit jozz!

Kasus deh, telpon sana telpon sini, urus asuransi

Namun Tuhan masih di pihakku, memang selalu sih

Orangnya baik, tidak marah seperti banyaknya orang di jalanan yang kesenggol

SIM kuberi sebagai jaminan

Besok pagi bertemu di bengkel

 

Anehnya, lepas dari pertemuan itu hatiku tidak kesal

Kulaju kendaraan ke Hartono Mall

Danz Base jadi tempat pelarianku

Kutolak semua telepon dan chat

Hanya ingin sendiri

This is my me time

 

Lima game berlalu, keringat mengalir tiada akhlak

Lapar yang kutahan dari tadi

Perlu dicari pelampiasan

Tengok kiri, tengok kanan

Secercah kudengar lantunan gitar

Live music jerit hatiku girang!

Tuhan memang sungguh baik

Ia menjadikan hal baik sekalipun dari perkara yang buruk

 

Diberinya aku menikmati live music sambil makan

Gitar akustik, bass dan vocalist kaum hawa

Bukan perutku yang melulu perlu diberi asupan

Jiwaku ini butuh asupan bergizi

Musik-musik indah pas sekali untuk jiwa yang lelah ini

 

Jogjakarta, 7 September 2020

Sunday, November 15, 2020

Langit saja menangis

Kalau kau sedih, merasa terasing

Tidak tahu harus melangkah ke mana

Tidak ada yang mau mendengarkanmu

Hilang pengharapan, bahkan depresi

Itu sah-sah saja

Adalah wajar tidak selalu dalam keadaan baik

Saturday, August 8, 2020

The Exile Diaries - Episode #03: Penantian

Sudah lama ku tak rasakan ini
Air mata saat memuji-Mu
Hati yang begitu bersuka, terharu, terenyuk, damai
Dalam satu waktu
Bersamaan
Tetes air mata yang lama kali tak mengalir di pipi
Ternyata, rindu aku merasakannya kembali
Perasaan di hati tak dapat terungkap oleh sang kata

Meski aku kadang jauh, kadang dekat
Kadang sering jalin komunikasi denganMu, tentunya aku banyak yang bicara
FirmanMu pun kubaca, kuteliti
Memuji-Mu, menyembah-Mu
Ada pula masa, aku tinggalkan-Mu
Doa hanya formalitas
Sebelum tidur dan waktu bangun
Hambar kuucap, tanpa penghayatan, tanpa rasa
Meski begitu, Engkau selalu ada
Selalu duduk dekatku, menunggu
Menanti anakMu yang durhaka ini
Setia menanti
Tidak pernah tidak
Sungguh Engkau panjang sabar
Tidak pernah satu detikpun Kau hilang harapan akanku
Memang Kau Bapa Yang Maharahim
Tangan-Mu siap terentang
Menanti
Memelukku bilamana ku sudah berpaling lagi

Lalu Kau peluk erat aku
Hangat, penuh kasih
Kau tepuk punggungku perlahan
Kau bisikkan dengan suara lembut
“Yang sudah,ya sudah
Tidak apa-apa.
Engkau aman bersama-Ku sekarang”

Semarang, 7 Juli 2020

Friday, July 31, 2020

Kenapa Aku Suka Serikat Jesus?

Sewaktu pertama kali menginjakkan kaki di tanah Girisonta, sembari berdiri di tengah-tengah makam para Jesuit/Romo-romo Jesuit, aku berkhayal “Kalau tiba waktuku nanti, ingin aku disemayamkan di sini, bersama-sama dengan para anggota serikat.”

Sekolah Menengah Atas, itulah saat aku mengenal para Jesuit dan perlahan aku mulai mengidolakan mereka.

Ketika imanku masih mencari-cari, aku ditawarkan ikut Kursus Evangelisasi Pribadi (KEP) di gereja Blok Q (Paroki Santa Perawan Maria Ratu), di sana romo-romonya adalah Jesuit.  Dari sikap, pemikiran, tingkah laku, kata-kata mereka, membuat aku semakin menyukai Jesuit.  Padahal ini bukan parokiku.

Kembali ke jaman SMA, seorang guru Bahasa Indonesia memberi tugas untuk meresensi buku.  “Jangan novel-novel picisan yang kalian baca, coba sekali-sekali baca Anthony de Mello, xxx, yyy” seru Sang Guru dengan nada yang tinggi.  Anthony de Mello, apa itu?  Dengan rasa ingin tahu yang besar, aku sambangi perpustakaan sekolah dan menanyakan buku itu.  Doa Sang Katak #1 diberikan padaku.  Seekor katak sedang menengadah ke langit dengan dasar kolam dan langit biru, begitulah covernya.  Mulai aku membacanya.  Kata pengantarnya menulis “jangan membaca langsung semua buku ini, nanti manfaatnya kurang, tapi bacalah 1-2 cerita” kurang lebih seperti itu.  Aneh pikirku, kok baca buku diatur-atur.  Cerita-cerita pendek di dalam buku itu penuh arti dan permenungan.  Banyak cerita yang aku malah tak mengerti apa maksudnya.  Seperti menemukan mutiara, aku langsung menyukai buku itu dan memutuskan untuk meresensi buku itu.  Belum pernah aku baca buku semacam itu sebelumnya.

Terima kasih Bu Irma, yang mengenalkanku dengan karya Pater Anthony de Mello SJ.  Belasan tahun ke depan aku tahu ternyata beliau adalah seorang Jesuit dari India yang belajar berbagai macam ilmu, spiritualitas, agama, aliran kepercayaan, meditasi, kemudian meracik semuanya, membentuk spiritualitas Sadhana, yang berdasarkan iman Katolik.  Beliau mendirikan Pusat Studi Spiritualitas Sadhana di India kemudian mengundang para Jesuit dari seluruh provinsi di dunia untuk belajar.  Termasuk Indonesia.  Rp Alex Dirja SJ secara khusus diminta oleh Pater Toni karena ia belum punya murid dari Indonesia.   Romo Alex pernah menjadi adik kelas Pater Toni sewaktu di India.  Maka berangkatlah Romo Alex, sekembalinya di Indonesia Romo Alex mengajarkan apa-apa yang ia pelajari di sana, sampai sekarang.  Saya pernah beberapa kali ikut pengajarannya, sangat menarik.  Orangnya tenang, berwawasan luas, kaya pengalaman, humoris.  Sewaktu ikut rekoleksi, saya berkesempatan makan semeja dengan Romo Alex.  Kesempatan emas ini kugunakan untuk bertanya kenapa memilih Jesuit, bagaimana bisa belajar dengan Pater Anthony de Mello.  Mendapat jawaban dari narasumber sungguh memuaskan jiwaku.  Usia beliau sudah 80+, kacamata super tebal didtambah kaca pembesar untuk membaca.  Beliau juga pernah menjalani operasi mata.  Bahkan untuk misa, beliau harus menghafal bacaan Injil sebelumnya karena kesulitan membaca.

Jesuit itu ada di pinggir batas, tidak bisa di atur, sering melakukan hal yang berbeda/nyentrik dan berani ambil resiko.

Beberapa ciri khas spiritualitas Ignatian:

  1. Berusahakan menemukan Tuhan dalam segala (Finding God in all things)
  2. Melakukan discrement (pembedaan roh); bila dihadapkan dengan 2 pilihan: hitam dan putih, kita mudah memilih, pasti yg putih.  Namun bila pilihannya putih dan putih, mana yang kita akan ambil? Dengan pembedaan roh, melibatkan Tuhan, tidak sekedar pertimbangan logika namun pilihan mana yang makin mendekatkan kita dengan Tuhan.
  3. Agere contra: melakukan hal yang sebaliknya.
  4. Meneliti batin/refleksi harian Ignatian: hari ini tidak berlalu begitu saja dengan merefleksi peristiwa-peristiwa apa yang terjadi, puncak emosi, perasaan-perasaan apa yang saya alami hari ini, apakah saya lebih dekat dengan Tuhan atau sebaliknya.
  5. Ad Maoirem Dei Gloriam: Demi kemuliaan Tuhan yang lebih besar.


31 Juli 2020
Pesta Santo Ignatius dari Loyola

Tuesday, June 23, 2020

Tuhan Menggerakkan Tangan-Nya


Renungan Harian
Selasa, 23 Juni 2020

"Maka pada malam itu keluarlah Malaikat Tuhan, lalu dibunuh-Nyalah seratus delapan puluh lima ribu orang di dalam perkemahan Asyur." - 2 Raja-raja 19:35a

Tuhan Menggerakkan Tangan-Nya

Kalau Anda simak Bacaan Pertama hari ini, kita bisa lihat bagaimana Hizkia, raja Yehuda, berdoa pada Tuhan memohon perlindungan-Nya dari ancaman Sanherib, raja Asyur, yang telah mengepung Yerusalem. Doa Hizkia didengar Tuhan, melalui Yesaya bin Amos, Ia berkata akan menyelamatkan Yerusalem. Pada malam hari itu juga, Malaikat Tuhan keluar & membantai 180.000 orang Asyur, sehingga mundurlah Sanherib.

“Tuhan Menggerakkan Tangan-Nya”, judul renungan ini, itulah yang terjadi pada nas yang kita baca. Di atas kertas, tidak mungkin Hizkia menang dalam perang melawan raja Asyur, bangsa Asyur pada saat itu sangat kuat dan bala tentaranya sangat banyak. Tetapi Yesaya 55:8 berkata “Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman Tuhan.” Rencana manusia bisa jadi berbeda dengan rencana ilahi.

Raja Hizkia berdoa dengan rendah hati, sangat mungkin disertai ketakutan karena sudah dikepung Sanherib, dan ia menaruh pengharapannya hanya pada Tuhan. Di awal doa Hizkia, ia tidak langsung memanjatkan permohonannya tapi terlebih dahulu memuji Tuhan, di akhir doanya pun ia memohon agar Tuhan menyelamatkan negerinya agar semakin besar kemuliaan Tuhan (Ad Maiorem Dei Gloriam), bukan untuk kehendaknya sendiri.

Tetapi perlu diingat tidak setiap doa kita akan dijawab/dikabulkan Tuhan, maka KVGmates coba dengerin lagu “Even If” dari Mercy Me, ada lirik yang bagus banget di reffrainnya.
(Terjemahan)
“Aku tahu Kau bisa dan aku tahu Kau mampu

Menyelamatkanku dari api dengan tangan-Mu yang perkasa

Namun, jika pun Kau tidak melakukannya

Harapanku hanya pada-Mu saja” (syd)

Friday, April 17, 2020

Jangan Takut Menderita

Renungan Harian
Sabtu, 25 Januari 2020
Pesta Bertobatnya S. Paulus, Rasul

"Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya,
betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung
oleh karena nama-Ku."
(Kis 9:16)

Jangan Takut Menderita


Kita semua pasti pernah baca tentang Saulus kan? Seorang ahli Taurat yg mengejar-ngejar pengikut Jalan Tuhan, menyiksa dan menangkap-nangkapi mereka. Dari yang ekstreme gitu, dipakai Tuhan menjadi rasulnya, sampai menulis kitab paling banyak di Perjanjian Baru. Kalau mau dipikir, Gila ga sih? Perubahannya ekstreme banget.

Memang begitu kalau Tuhan mau pakai seseorang. Coba kita lihat
Musa yang tidak pandai bicara, dipakai mengeluarkan bangsa Israel dari Mesir.
Yakub yg menipu ayahnya sendiri, jadi bapa Bangsa Israel.
Yusuf yg dibuang saudara-saudaranya dan dijual jadi budak, jadi pemimpin no 2 di Mesir.
Kalau Tuhan mau pakai, semua kekurangan orang tidak jadi masalah. Justru dengan adanya kekurangan/kelemahan, kita jadi semakin aware dan bergantung sama Tuhan yg menguatkan kita.

"Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya,
betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung
oleh karena nama-Ku." (Ayat 16)
Ayat ini menarik banget untuk dibahas. Ada orang yang menganggap kalau sudah jadi orang Kristen, hidupnya bakal jadi enak, berkat melimpah. Tidak semudah itu Ferguso. Ada tertulis di Luk 24:26 "Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemulianNya?"
Bahkan Allah sendiri yg menjadi manusia harus MENDERITA, sebelum masuk ke dalam kemuliaanNya. Trus, kita ini siapa gaes... Manusia yang dari kulit dan daging. Justru kita yang telah mengenal sabda Allah, harus semakin hari semakin mendekatkan diri pd Tuhan dengan membaca firmanNya agar kita makin dikuatkan. Jangan berdoa minta dimudahkan, tapi mintalah kekuatan untuk menghadapi tantangan.
(syd)


dimuat di Instagram @katolikvidgram

Tuesday, April 14, 2020

Action Cures Fears!

Renungan Harian 
Minggu, 6 Oktober 2019


“Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.” – 2 Timotius 1:7


Action Cures Fears!


Pernah ngga sih Anda ngerasa takut dalam hidup ini ?

Takut salah pilih pasangan ? Takut salah pilih jurusan kuliah ? Takut ngga bisa bayar tagihan/cicilan ? Takut menghadapi masa depan ? Takut kehilangan posisi/pekerjaan ?

Takut memang merupakan salah satu perasaan yang wajar muncul dalam kehidupan manusia, bahkan Tuhan Yesus aja pernah loh ngerasa takut saat berdoa di Taman Getsemani menjelang ajal-Nya. Tetapi Tuhan Yesus menyerahkan ketakutanNya dan memohon agar kehendak Allah saja yang terlaksana dalam hidup-Nya.  Kita juga perlu belajar dari pengalaman Yesus sendiri, meskipun perasaan takut meliputi diri, tetapi tetaplah berdoa dan percaya sama Allah, Dia tahu apa yang terbaik untuk kita.

Agar sukses kita harus berani. Kita memiliki kapasitas untuk mengatasi ketakutan. Bila rasa takut dituruti, sikap mental yang positif dan kreatif akan berubah menjadi sikap yang tidak produktif dan negatif, dan hal itu berakiibat fatal terhadap pencapaian. Rasa takut bersifat pesimistis, sementara keyakinan bersifat optimistis.  Daripada KVGMates menyerah pada ketakutan, mendingan tunjukin sikap penuh harapan dan optimistis.  Keberanian dimulai dengan mengatasi rasa takut dan berarti mengambil resiko – dengan uang kita, masa depan kita, bahkan hidup kita.

“Lakukan hal-hal yang Anda takutkan dan rasa Anda pasti hilang” (Emerson). Action cures fears, tindakan mengalahkan ketakutan.  Satu-satunya cara menghilangkan rasa takut adalah dengan menghadapinya. Bila KVGMates takut bicara di depan banyak orang, lakukan saja, setelah bicara beberapa patah kata, ketakutan itu pasti akan hilang sendiri. Rasul Paulus mengatakan dalam suratnya kepada Timotius, roh yang diberikan Allah bagi kita orang percaya adalah roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.  Berarti ketakutan itu bukan berasal dari Allah, kita harus berani untuk melawan ketakutan, jangan malah memberi kekuatan kepada ketakutan itu sendiri, nanti kalau kita fokus pada ketakutan kita, yakin deh ketakutan itu malah menjadi besar, what you focus on, will grow, pilih mana: fokus sama kekuatan kita atau ketakutan kita ? You decide, you ACT ! (syd)



dimuat di Instagram @katolikvidgram

Saturday, April 11, 2020

Renungan Ams 8:12-14

Kutipan
Aku, hikmat, tinggal bersama-sama dengan kecerdasan, dan aku mendapat pengetahuan dan kebijaksanaan.Takut akan Tuhan ialah membenci kejahatan; aku benci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat.Padaku ada nasihat dan pertimbangan, akulah pengertian, padakulah kekuatan. (Ams 8:12-14)

Catatan
Saya disadarkan dan diingatkan kembali bahwa memiliki / mengusahakan memperoleh hikmat adalah salah satu prioritas kita sbg murid Tuhan. Bila kita benar2 takut akan Tuhan, yg berarti mengerti apa yg Tuhan mau kita lakukan di dunia ini, apa yg Tuhan tdk ingin kita lakukan, maka kita pasti membenci kejahatan (kesombongan, congkak, bohong/mulut penuh tipu muslihat/bicara, curang, tdk adil, bertindak semena mena, tingkah laku jahat). Terima kasih Tuhan hr ini aku diingatkan utk selalu memohon hikmat kpdmu, berusaha utk hidup sesuai ajaranmu dan mjd semakij serupa dgn dikau, demi kemuliaan Tuhan yg lebih besar.

Wednesday, April 8, 2020

Renungan Mat 4:4

Kutipan
Tetapi Yesus menjawab: “Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.” (Mat 4:4)

Catatan
Jadi ingat sharing seorang teman di komsel yg saya ikuti, ketika tema pada pertemuan itu adalah ttg puasa, sahabat dalam iman sy itu menceritakan pengalaman dia dalam menjalani masa Pra Paskah (masa Puasa). Memang seringkali dia lupa hari kapan harus puasa / pantang. Ketika diingatkan teman/saudara, barulah dia sadar seharusnya hr itu dia puasa, padahal dia sedang makan saat itu.... 😅
Tetapi yang paling membekas di hati saya adalah ketika dia mengisahkan bagaimana ia menahan diri ketika lapar, ia ingat "manusia hidup bukan dari roti saja", seketika itu juga ia bisa mengendalikan diri utk menahan laparnya.
Sharing simple tapi sangat menyentuh hati saya. Terkadang kita manusia mudah tergoda dengan apa pun juga, apalagi menyangkut kebutuhan pokok, memang " Daging itu lemah, tetapi Roh kuat"; dan kita memang itu benar. Kita perlu banyak baca Firtu, berdoa, saat teduh, tapi yang paling penting kita perlu maintain relationship kita dgn Tuhan. Bukan sekedar formalitas: rutin ikut misa harian, dtg persekutuan doa, rajin doa, pelayanan kesana kesini. Pertanyaan nya adalah "Bagaimana relasi saya dgn Tuhan?"
Apakah Firtu yg saya baca, telah saya terapkan dalam kehidupan sehari-hari ?
Apakah saya sebagai pribadi mencerminkan seorang kristiani ?  Tiap orang dinilai dari buah2 nya (Gal 5:22-23)
Semoga menjadi refleksi bagi kita semua
(syd)

Sunday, April 5, 2020

Renungan Mrk 13:35,37

Kutipan
Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu bilamanakah tuan rumah itu pulang, menjelang malam, atau tengah malam, atau larut malam, atau pagi-pagi buta,Apa yang Kukatakan kepada kamu, Kukatakan kepada semua orang: berjaga-jagalah!” (Mrk 13:35,37)

Catatan
Ketika saya baca perikop Markus 13 ini yg berkisah, Khotbah Tentang Akhir Zaman, beberapa ayat menarik utk digali lebih dalam, tapi yg paling menarik bagi saya adalah ayat 35-37. "Berjaga-jagalah" Dalam perikop "Nasihat supaya berjaga-jaga" (Ayat 33-37) ditulis 3x. Biasanya dlm kitab Suci, bila Yesus mengatakan sesuatu hal yg sama sampai 3x, itu adalah hal yg PENTING.
Saya periksa di konkordasi alkitab, ternyata "berjaga" Muncul 4x dalam Perjanjian Lama (Kej 31:49; Mazm 127:1; 141:3; yer 31:28)
Di Perjanjian Baru muncul 23x

Refleksi saya adalah Tuhan ingin kita "berjaga-jaga" Setiap waktu. Maksudnya, menjaga hati kita (apakah hati kita semakin menyerupai Hati Kudus Yesus/Hati Maria Tak Bernoda), menjaga relasi kita denganNya, menjaga perbuatan kita agar selalu sesuai dgn ajaran2 Nya, berdoa dgn tidak jemu2, dll.
Supaya ketika saatnya kita dipanggil Tuhan, kapan pun itu, kita sudah siap utk pulang. Karena tujuan hidup adalah untuk mati, untuk pulang ke rumah Bapa.
Ketika kita "pulang", tubuh sirna, tidak ada yg kita bawa "pulang" (Materi, uang, rumah, keluarga, anak2, posisi, jabatan, dll) hanya Roh yg kembali pd Bapa.

Pertanyaannya adalah apakah kita sudah siap bila waktunya tiba?

Semoga menjadi renungan yg menginspirasi dan menguatkan di pagi yg mendung ini.
Selamat pagi dan tetap semangat !
(syd)

Thursday, April 2, 2020

Renungan Hagai 2:13-15

Kutipan
Andaikata seseorang membawa daging kudus dalam punca bajunya, lalu dengan puncanya itu ia menyentuh roti atau sesuatu masakan atau anggur atau minyak atau sesuatu yang dapat dimakan, menjadi kuduskah yang disentuh itu?” Lalu para imam itu menjawab, katanya: “Tidak!”Berkatalah pula Hagai: “Jika seseorang yang najis oleh mayat menyentuh semuanya ini, menjadi najiskah yang disentuh itu?” Lalu para imam itu menjawab, katanya: “Tentu!”Maka berbicaralah Hagai, katanya: “Begitu juga dengan umat ini dan dengan bangsa ini di hadapan-Ku, demikianlah firman Tuhan, dan dengan segala yang dibuat tangan mereka; dan yang dipersembahkan mereka di sana adalah najis.” (Hag 2:13-15)

Catatan
Gak ada "conditional obedience"
Selective hearing

Pd jaman kitab ditulis, pd saat mempersembahkan ngga main2. Sebelum mempersembahkan sesuatu, para imam harus menguduskan diri sblm memberikan persembahan.
Ketaatan bukan sesuatu yg bisa kita pilah pilih. Taat "kalau". Ketaatan 100℅/ sepenuh hati. Tuhan melihat hati kita. Hamba Tuhan ngga tau bgmn hati kita (syd)

Thursday, March 26, 2020

Jalanku bukan JalanMu

Tak pernah kumengerti jalanMu
RencanaMu dalam hidupku, tak kunjung kulihat
Layaknya prajurit di garis depan
Hanya tahu bertempur dengan lawan di depan mata
Tak pernah tahu strategi besarnya
Mana sanggup aku mengerti pikiranMu
Engkau yang menciptaku, bumi dan alam semesta
Apalah aku di hadapanMu
Hanya berjalan, mohon bimbinganMu saja

Tuesday, September 25, 2018

Sebuah refleksi #33

Shibuya crossing street
Hikari-e, sky hall
Dari atas kulepaskan pandangan
Sungguh indah karya manusia
Gedung berlomba bermegah
Lampu warna warni bertebaran
TV LED cerah ceria
Malam jadi siang
Berbagai merk mobil dan motor besar
Indah semua ciptaan manusia fana
Berdecak kagum memandangnya

Namun....
Siapa pencipta manusia?
Adakah Dia lebih agung dan hebat?



Senandung pengganti usia:

~ Bila tanpa campur tanganNya
Tak berguna
Saat-saat kuputus asa
Tuhan datang menghiburku~

~ I just come to praise the Lord ~


~ Ooo, damainya hatiku

kala mentari, bersinar lagi ~

~ Give thanks to the Holy One

Give thanks with a grateful heart ~

Wednesday, September 7, 2011

Paku


Pernah ada anak lelaki dengan watak buruk. Ayahnya memberi dia sekantung penuh paku, dan menyuruh memaku satu batang paku di pagar pekarangan setiap kali dia kehilangan kesabarannya atau berselisih paham dengan orang lain. Hari pertama dia memaku 37 batang di pagar. Pada minggu-minggu berikutnya dia belajar untuk menahan diri, dan jumlah paku yang dipakainya berkurang dari hari ke hari. Dia mendapatkan bahwa lebih gampang menahan diri daripada memaku di pagar. 

Akhirnya tiba hari ketika dia tidak perlu lagi memaku sebatang paku pun dan dengan gembira disampaikannya hal itu kepada ayahnya. Ayahnya kemudian menyuruhnya mencabut sebatang paku dari pagar setiap hari bila dia berhasil menahan diri/bersabar. Hari-hari berlalu dan akhirnya tiba harinya dia bisa menyampaikan kepada ayahnya bahwa semua paku sudah tercabut dari pagar. 

Sang ayah membawa anaknya ke pagar dan berkata: "Anakku, kamu sudah berlaku baik, tetapi coba lihat betapa banyak lubang yang ada di pagar." Pagar ini tidak akan kembali seperti semula. Kalau kamu berselisih paham atau bertengkar dengan orang lain, hal itu selalu meninggalkan luka seperti pada pagar. Kau bisa menusukkan pisau di punggung orang dan mencabutnya kembali, tetapi akan meninggalkan luka.Tak peduli berapa kali kau meminta maaf/menyesal, lukanya tinggal. Luka melalui ucapan sama perihnya seperti luka fisik. 

Mohon maaf lahir dan batin

Sunday, September 4, 2011

Tulisan, Pikiran dan Kata-kata

Di saat pikiranmu berbahaya, tak nyaman ada di sekitar orang lain;
Di kala perkataanmu malah akan menyakitkan tiap telinga yang mendengarnya;
masuklah ke kamarmu dan biarkan hanya kesendirian ada di sekitarmu.

Ambilah pena dan tuangkan tiap bibit pikiran ke dalam tulisan.
Tulisan tidak akan berbahaya, kecuali dibaca sambil ditanggapi.
Tulisan tidak pernah tidak nyaman, kertas ada untuk ditulisi.
Tulisan tidak bisa menyakiti, kecuali dibaca dan dirasa.
Tulisan, tumpahkan segalanya dalam huruf dan guratn.
Sampai tenang rasamu

Kata-kata tidak punya perasaan
Kata-kata tidak berpihak
Kata-kata tidak menghakimi
Pikiranlah yang buat itu semua
Jika membaca, bacalah saja
Tanpa asumsi
Tanpa pikiran apa pun 

Monday, July 25, 2011

Sapi dan Babi

Alkisah seekor babi dan sapi sedang ngobrol satu sama lain.
Babi: "Eh sapi, kok kamu enak banget sih ? Di Bali jadi hewan yang diagung-agungkan, dimuliakan dan dipuja-puja. Padahal apa coba yang kamu beri ? Cuma susumu saja. Dibuat jadi mentega, krim atau keju. Coba lihat aku, aku berikan semuanya pada manusia ! Kakiku untuk mereka makan, bahkan kuping dan hidungku mereka santap juga. Kulit dan dagingku apalagi. Usus dan organ2 dalam pun mereka sikat semua. Aku berikan semua daripadaku, tapi mengapa kamu yang diperlakukan seperti itu ?"
Sapi: "Kamu memberikan semua itu waktu kamu mati. Sedangkan aku, ketika aku masih hidup"


Anekdot di atas aku dengar saat pendalaman iman bersama suatu komunitas anak muda tadi malam yang dibawakan oleh seorang frater. Ketika mendengar itu, aku sontak menjadi terharu dan terbawa pada refleksi diri. "Apa yang telah kuberikan pada sesamaku manusia ?" Apakah kita masih terkungkung pada ego kita? Atau kita juga mau saling memberi? Banyak orang yang berkata "Ngapain bertobat sekarang ? Nanti ajah kalau udah tua, waktu udah mau mati. Sekarang seneng-seneng dulu" Pertama, kita engga tau kapan kita dipanggil menghadapNya. Kedua, rasanya sulit kalau dalam keseharian kita, kita hidup dengan bersenang-senang, hedonis dan mementingkan diri sendiri, dan di akhir hayat kita, kita mengharapkan kematian yang baik.

Lakukan kebaikan dari awal, dari sekarang, dari keseharian kita. Berlaku baik itu tidak mudah. Jelas lebih mudah mengikuti nafsu dan keinginan kita sendiri. Tapi, berkorban demi kepentingan orang lain, itu yang menjadi nilai di mata-Nya. Maukah kita mengurangi kesenangan kita demi kepentingan bersama ?
Pimpinan di kantor saya pernah berkisah demikian, ia pernah bertanya kepada petani tentang rumput yang tumbuh di sekitar padi yang mereka tanam. Padahal hanya benih padi yang ditabur, rumput tidak. Tapi rumput tumbuh di sekitar mereka. Kepada petani rumput, ia bertanya "pernahkah padi tumbuh ketika menanam rumput". Petani rumput pun tertawa.

Apa yang mau dikatakan alam ? Ketika kita menabur kebaikan (padi), keburukan/kejahatan akan muncul dan berusaha merusak kebaikan (rumput). Tapi ketika kita melakukan kejahatan, tidak mungkin kebaikan ikut muncul. Seperti kejadian sehari-hari, ketika kita berusaha menolong orang lain, ada saja orang yang berkomentar "Cari perhatian" "Minta dipuji" dan lain-lain. Tergantung bagaimana kita menyikapinya, tentu alangkah lebih baik kalau kita mau terus tegak berjalan lurus melakukan kebaikan-kebaikan selanjutnya.

Terlatih Ditolak - sebuah parodi

Aku sudah mulai lupa Saat pertama kali ditolak Dari penolakanyang halus Hingga diusir dari rumahnya *Terima kasih kalian  Barisan penolakan ...