Monday, February 2, 2009

Review: Bride Wars

Hari ini gw dan beberapa teman gereja janjian mau nonton Bride Wars di Plaza Senayan. Penonton tidak lah ramai, jam 19.30 kami masuk ke studio 3, tidak lama kemudian film dimulai. Warna yang kontras untuk sebuah film drama komedi langsung mewarnai layer bioskop. Aku pun menikmati dengan tenang. Humor-humor segar menyempil dalam sebuah cerita tentang persahabatan kental dua orang wanita yang memiliki mimpi yang sama untuk pernikahan yang sempurna di sebuah tempat pada bulan Juni. Berawal dari kenangan masa kecil mereka yang melihat sebuah pernikahan yang kemudian sangat membekas di hati.

Dalam 30 menit pertama, terlihat dua wanita itu sangat kompak, saling menolong, saling support dan saling mengisi dalam tiap tingkah laku mereka. Kemudian, ketika seorang asisten dari Wedding planner salah mencatatkan jadwal pernikahan mereka, pertikaian pun tak dapat dielakkan. Mereka terjadwalkan menikah pada hari yang sama. Awalnya mereka masih baik-baik membicarakan, bahwa harus ada salah satu yang mengalah. Tapi dua-duanya sama keras kepala. Akhirnya, mereka pun bertengkar hebat.

Satu sama lain saling merusak rencana lawannya. Ada yang menukar warna cat rambut, merusak acara bachelor party, sampai mengubah warna tanning badan (cat badan) sehingga badan si Emma menjadi warna orange à asli aneh banget !!

Akhirnya hari yang dinanti pun tiba, keduanya menikah. Dengan akhir cerita yang tidak bisa ditebak, film ini sangat memberi kesan yang mendalam tentang arti persahabatan yang sejati.

Sang wedding planner tampil sebagai narator berbicara dengan bijaknya “Sometimes in life there really are bonds formed that can never be broken. Sometimes you really can find that one person who will stand by you no matter what. Maybe you'll find it in a spouse and celebrate it with your dream wedding, but theres also the chance that the one person you can count on for a lifetime, the one person who knows you sometimes better than you know yourself is the same person who's been standing beside you all along.”

Dan inilah inti yang mau disampaikan para sineas di belakang layar.

No comments:

Post a Comment

17 Agustus

  Empat ratus lima puluh tahun masa kolonisasi Empat setengah tahun dalam siksa dan penuh derita Penuh pergolakan demi kedaulatan negeri Akh...