Musik merupakan salah satu hal yang mempunyai pengaruh pada kehidupan manusia, mulai dari bayi hingga seseorang menjadi dewasa. Hal ini telah diteliti oleh para ilmuwan. Penelitian membuktikan bahwa musik, terutama musik klasik sangat mempengaruhi perkembangan IQ (Intelegent Quotien) dan EQ (Emotional Quotien). Seorang anak yang sejak kecil terbiasa mendengarkan musik akan lebih berkembang kecerdasan emosional dan intelegensinya dibandingkan dengan anak yang jarang mendengarkan musik. Yang dimaksud musik di sini adalah musik yang memiliki irama teratur dan nada-nada yang teratur, bukan nada-nada "miring". Tingkat kedisiplinan anak yang sering mendengarkan musik juga lebih baik dibanding dengan anak yang jarang mendengarkan musik.
Grace Sudargo, seorang musisi dan pendidik mengatakan, "Dasar-dasar musik klasik secara umum berasal dari ritme denyut nadi manusia sehingga ia berperan besar dalam perkembangan otak, pembentukan jiwa, karakter, bahkan raga manusia". Penelitian menunjukkan, musik klasik yang mengandung komposisi nada berfluktuasi antara nada tinggi dan nada rendah akan merangsang kuadran C pada otak. Sampai usia 4 tahun, kuadran B dan C pada otak anak-anak akan berkembang hingga 80 % dengan musik.
"Musik sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Musik memiliki 3 bagian penting yaitu beat, ritme, dan harmony", demikian kata Ev. Andreas Christanday dalam suatu ceramah musik. "Beat mempengaruhi tubuh, ritme mempengaruhi jiwa, sedangkan harmony mempengaruhi roh". Contoh paling nyata bahwa beat sangat mempengaruhi tubuh adalah dalam konser musik rock. Bisa dipastikan tidak ada penonton maupun pemain dalam konser musik rock yang tubuhnya tidak bergerak. Semuanya bergoyang dengan dahsyat, bahkan cenderung lepas kontrol. Ada suatu istilah yang disebut "head banger", yaitu suatu gerakan memutar-mutar kepala mengikuti irama music rock yang kencang. Dan tubuh itu mengikutinya seakan tanpa rasa lelah. Jika hati kita sedang susah, cobalah mendengarkan musik yang indah, yang memiliki irama (ritme) yang teratur. Perasaan kita akan lebih enak dan enteng.
Di luar negeri, sebagian rumah sakit memperdengarkan lagu-lagu indah untuk membantu penyembuhan para pasiennya. Itu suatu bukti, bahwa ritme sangat mempengaruhi jiwa manusia. Sedangkan harmony sangat mempengaruhi roh. Jika kita menonton film horor, selalu terdengar harmony (melodi) yang menyayat hati, yang membuat bulu kuduk kita berdiri. Dalam ritual-ritual keagamaan juga banyak digunakan harmony yang membawa roh manusia masuk ke dalam alam penyembahan. Di dalam meditasi, manusia mendengar harmony dari suara-suara alam disekelilingnya. "Musik yang baik bagi kehidupan manusia adalah musik yang seimbang antara beat, ritme, dan harmony", ujar Ev. Andreas Christanday.
Seorang ahli biofisika telah melakukan suatu percobaan tentang pengaruh musik bagi kehidupan makhluk hidup. Dua tanaman dari jenis dan umur yang sama diletakkan pada tempat yang berbeda. Yang satu diletakkan dekat dengan pengeras suara (speaker) yang menyajikan lagu-lagu slow rock dan heavy rock, sedangkan tanaman yang lain diletakkan dekat dengan speaker yang memperdengarkan lagu-lagu yang indah dan berirama teratur. Dalam beberapa hari terjadi perbedaan yang sangat mencolok. Tanaman yang berada di dekat speaker lagu-lagu rock menjadi layu dan mati, sedangkan tanaman yang berada di dekat speaker lagu-lagu indah tumbuh segar dan berbunga. Suatu bukti nyata bahwa musik sangat mempengaruhi kehidupan makhluk hidup.
Alam semesta tercipta dengan musik alam yang sangat indah. Gemuruh ombak di laut, deru angin di gunung, dan rintik hujan merupakan musik alam yang sangat indah. Dan sudah terbukti, bagaimana pengaruh musik alam itu bagi kehidupan manusia. Jikalau kita merasa hari ini begitu berat, coba periksa lagi hidup Anda pada hari ini. Jangan-jangan kita belum mendengarkan musik dan bernyanyi".
Pena yang menari, menorehkan kata menjadi kalimat, menyusun bait. Kumpulan tulisan, jurnal, renungan, cerita, perwujudan perasaan
Tuesday, September 9, 2008
Bermain Musik Bisa Mencerdaskan
TEMAN-teman sudah tahu belum, tanggal 9 Maret lalu kita memperingati hari musik nasional? Yup, sejak tahun 2003, kita mengadakan ”peringatan” hari musik nasional setiap tanggal tersebut.
Tanggal itu diambil dari kelahiran pencipta lagu Indonesia Raya, Pak W.R. Soepratman. Wow, keren kan berarti Indonesia menambah satu hari pentingnya. Ini juga menunjukkan bahwa bermusik sudah menjadi satu kegiatan positif yang diakui manfaatnya di negara kita.
Padahal dulu waktu zaman ortu kalian, musik masih dianggap ”kegiatan sampingan”. Karena dianggap kegiatan tak berguna, banyak nenek dan kakek kalian yang tidak membolehkan mama atau papa menjadi pemain musik. Kalau nggak percaya tanya deh ortu kalian.
Menjadi pemusik atau penyanyi pada zaman dulu dianggap pekerjaan yang memalukan. Belum lagi penghasilannya, tak menentu alias tak bisa dijadikan untuk biaya hidup. Dulu memang pemusik hidup pas-pasan. Lebih terhormat menjadi dokter atau insinyur. Tapi waktu membuktikan bahwa bermusik merupakan kegiatan yang bermanfaat.
Seperti yang pernah dibahas Percil beberapa waktu lalu, penelitian menunjukkan bahwa dengan bermusik jiwa seseorang bisa tenang. Ada perbedaan lho, bagi orang yang suka mendengarkan musik dan yang tidak. Mereka yang biasa mendengarkan musik tenang punya pembawaan yang tenang juga, tidak suka marah-marah.
Eit, tapi musiknya juga bukan musik sembarang. Selain itu penelitian juga menunjukkan bermusik bisa mencerdaskan kita. Ceritanya begini, fungsi otak kanan berkaitan dengan emosi, seni dan musik, sedangkan fungsi otak kiri kanan untuk berbicara, berhitung, dan membaca.
Jika dua-duanya digunakan, maka akan terjadi keseimbangan dan otomatis akan membuat kita cerdas. Begitu banyak pembahasan tentang gunanya musik, ternyata menyadarkan ortu bahwa musik juga kegiatan yang oke punya.
Nah sekarang malah banyak ortu yang membekali anak-anaknya dengan pelajaran bermusik. Coba tengok deh les-les musik yang banyak bertebaran di sekitar kita sekarang ini. Mulai dari yang dikelola oleh pemusik yang terkenal seperti Purwacaraka hingga les-les privat yang dilakukan di rumah guru atau di rumah murid.
Bukan anak-anak usia SD saja, bahkan adik-adik kita yang berusia dua tahun pun sudah mulai diperkenalkan musik di klub musik balita! Bahkan, beberapa orang tua yang sadar tentang pentingnya musik mulai mendengarkan musik ketika bayinya masih di dalam kandungan lho ....
Nah dalam dunia hiburan atau oleh orang dewasa disebut dunia entertain, musik juga kini menjadi andalan untuk mencari uang. Kita pasti akan tercengang-cengang deh kalau tahu honor seorang penyanyi atau pemusik terkenal. Sekali manggung bayarannya bisa berlipat-lipat dari gaji ayah kita selama sebulan lho.
”Ih, tapi les musik kan mahal. Mana punya mamaku uang untuk membayar les,” ada juga teman kita yang bilang begitu. Eh, banyak jalan lho menuju Roma. Pelajaran menyanyi di kelas bisa menjadi tempat belajar untukmu.
Karaoke di rumah bisa dimanfaatkan. Atau lihat deh sekeliling, pasti banyak kakak-kakak tetangga yang bisa main gitar atau musik lain. Nah, banyak kok yang tidak keberatan kalian belajar musik gratis.
Cuma, ya itu... harus tekun dan serius. Tak percaya? Ada tuh buktinya, Kak Vinny Reno yang sudah duduk di bangku SMP Assalaam Bandung. Waktu SD dia belajar drum gratis pada teman ayahnya yang kebetulan juga tetangganya.
Sekarang dia sudah punya grup band sendiri. Keren kan ... Kalau ada pensi alias pentas seni, dengan kerennya Kak Vinny yang cantik ini menabuh drumnya di antara pemain lainnya ganteng-ganteng alias laki-laki semua.
”Tetapi kadang-kadang aku bosan kok harus terus les biola. Cape,” keluh Bunga, 8, teman kita yang ikut les biola. Ya untuk menjadi pemusik serius memang tidak mudah. Kita harus melalui banyak rintangan, di antaranya bosan berlatih. Kalau rajin membaca profil atau biografi pemusik terkenal akan ketahuan betapa sulitnya untuk menjadi penyanyi atau pemusik terkenal.
Lihat saja Michael Jackson. Masa kecilnya benar-benar habis oleh latihan. Hampir tak ada kesempatan untuk bermain. Tapi imbalannya kini ... heem dia menjadi begitu tenar dan kaya.
Tapi tentu saja bukan itu tujuan utama kita bermusik ya? Minimal kita punya hiburan kalau kita lagi stres akibat kebanyakan PR alias pekerjaan rumah ... Beres belajar, gesek deh biola atau nyalakan VCD karaoke bernyanyi; so, la, si, doooooo.(Kak Uci).***
Tanggal itu diambil dari kelahiran pencipta lagu Indonesia Raya, Pak W.R. Soepratman. Wow, keren kan berarti Indonesia menambah satu hari pentingnya. Ini juga menunjukkan bahwa bermusik sudah menjadi satu kegiatan positif yang diakui manfaatnya di negara kita.
Padahal dulu waktu zaman ortu kalian, musik masih dianggap ”kegiatan sampingan”. Karena dianggap kegiatan tak berguna, banyak nenek dan kakek kalian yang tidak membolehkan mama atau papa menjadi pemain musik. Kalau nggak percaya tanya deh ortu kalian.
Menjadi pemusik atau penyanyi pada zaman dulu dianggap pekerjaan yang memalukan. Belum lagi penghasilannya, tak menentu alias tak bisa dijadikan untuk biaya hidup. Dulu memang pemusik hidup pas-pasan. Lebih terhormat menjadi dokter atau insinyur. Tapi waktu membuktikan bahwa bermusik merupakan kegiatan yang bermanfaat.
Seperti yang pernah dibahas Percil beberapa waktu lalu, penelitian menunjukkan bahwa dengan bermusik jiwa seseorang bisa tenang. Ada perbedaan lho, bagi orang yang suka mendengarkan musik dan yang tidak. Mereka yang biasa mendengarkan musik tenang punya pembawaan yang tenang juga, tidak suka marah-marah.
Eit, tapi musiknya juga bukan musik sembarang. Selain itu penelitian juga menunjukkan bermusik bisa mencerdaskan kita. Ceritanya begini, fungsi otak kanan berkaitan dengan emosi, seni dan musik, sedangkan fungsi otak kiri kanan untuk berbicara, berhitung, dan membaca.
Jika dua-duanya digunakan, maka akan terjadi keseimbangan dan otomatis akan membuat kita cerdas. Begitu banyak pembahasan tentang gunanya musik, ternyata menyadarkan ortu bahwa musik juga kegiatan yang oke punya.
Nah sekarang malah banyak ortu yang membekali anak-anaknya dengan pelajaran bermusik. Coba tengok deh les-les musik yang banyak bertebaran di sekitar kita sekarang ini. Mulai dari yang dikelola oleh pemusik yang terkenal seperti Purwacaraka hingga les-les privat yang dilakukan di rumah guru atau di rumah murid.
Bukan anak-anak usia SD saja, bahkan adik-adik kita yang berusia dua tahun pun sudah mulai diperkenalkan musik di klub musik balita! Bahkan, beberapa orang tua yang sadar tentang pentingnya musik mulai mendengarkan musik ketika bayinya masih di dalam kandungan lho ....
Nah dalam dunia hiburan atau oleh orang dewasa disebut dunia entertain, musik juga kini menjadi andalan untuk mencari uang. Kita pasti akan tercengang-cengang deh kalau tahu honor seorang penyanyi atau pemusik terkenal. Sekali manggung bayarannya bisa berlipat-lipat dari gaji ayah kita selama sebulan lho.
”Ih, tapi les musik kan mahal. Mana punya mamaku uang untuk membayar les,” ada juga teman kita yang bilang begitu. Eh, banyak jalan lho menuju Roma. Pelajaran menyanyi di kelas bisa menjadi tempat belajar untukmu.
Karaoke di rumah bisa dimanfaatkan. Atau lihat deh sekeliling, pasti banyak kakak-kakak tetangga yang bisa main gitar atau musik lain. Nah, banyak kok yang tidak keberatan kalian belajar musik gratis.
Cuma, ya itu... harus tekun dan serius. Tak percaya? Ada tuh buktinya, Kak Vinny Reno yang sudah duduk di bangku SMP Assalaam Bandung. Waktu SD dia belajar drum gratis pada teman ayahnya yang kebetulan juga tetangganya.
Sekarang dia sudah punya grup band sendiri. Keren kan ... Kalau ada pensi alias pentas seni, dengan kerennya Kak Vinny yang cantik ini menabuh drumnya di antara pemain lainnya ganteng-ganteng alias laki-laki semua.
”Tetapi kadang-kadang aku bosan kok harus terus les biola. Cape,” keluh Bunga, 8, teman kita yang ikut les biola. Ya untuk menjadi pemusik serius memang tidak mudah. Kita harus melalui banyak rintangan, di antaranya bosan berlatih. Kalau rajin membaca profil atau biografi pemusik terkenal akan ketahuan betapa sulitnya untuk menjadi penyanyi atau pemusik terkenal.
Lihat saja Michael Jackson. Masa kecilnya benar-benar habis oleh latihan. Hampir tak ada kesempatan untuk bermain. Tapi imbalannya kini ... heem dia menjadi begitu tenar dan kaya.
Tapi tentu saja bukan itu tujuan utama kita bermusik ya? Minimal kita punya hiburan kalau kita lagi stres akibat kebanyakan PR alias pekerjaan rumah ... Beres belajar, gesek deh biola atau nyalakan VCD karaoke bernyanyi; so, la, si, doooooo.(Kak Uci).***
Pengaruh Musik pada Anak2
Penelitian membuktikan bahwa musik, terutama musik klasik sangat mempengaruhi perkembangan IQ (Inteligent Quotien) dan EQ (Emotional Quotien). Seorang anak yang sejak kecil terbiasa mendengarkan musik akan mempunyai kecerdasan emosional dan intelegensi yang lebih berkembang dibandingkan dengan anak yang jarang mendengarkan musik. Yang dimaksud musik di sini adalah musik yang memiliki irama teratur dan nada-nada yang teratur, bukan nada-nada "miring". Tingkat kedisiplinan anak yang sering mendengarkan musik juga lebih baik dibanding dengan anak yang jarang mendengarkan musik.
Grace Sudargo, seorang musisi dan pendidik mengatakan, "Dasar-dasar musik klasik secara umum berasal dari ritme denyut nadi manusia sehingga ia berperan besar dalam perkembangan otak, pembentukan jiwa, karakter, dan bahkan raga manusia."
Penelitian menunjukkan, musik klasik yang mengandung komposisi nada berfluktuasi antara nada tinggi dan nada rendah akan merangsang kuadran C pada otak. Sampai usia 4 tahun, kuadran B dan C pada otak anak-anak akan berkembang hingga 80% dengan musik.
"Musik sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Musik sendiri memiliki 3 bagian penting yaitu beat, ritme, dan harmony," demikian pendapat Ev. Andreas Christanday dalam suatu ceramah musik. "Beat mempengaruhi tubuh, ritme mempengaruhi jiwa, sedangkan harmony mempengaruhi roh." Contoh paling nyata bahwa beat sangat mempengaruhi tubuh adalah dalam konser musik rock. Bisa dipastikan tidak ada penonton maupun pemain dalam konser musik rock yang tubuhnya tidak bergerak. Semuanya bergoyang dengan dahsyat, bahkan cenderung lepas kontrol. Kita masih ingat dengan istilah "head bang", yakni suatu gerakan memutar-mutar kepala mengikuti irama music rock yang kencang. Dan tubuh itu mengikutinya seakan tanpa rasa lelah. Jika hati kita sedang susah, cobalah mendengarkan musik yang indah, yang memiliki irama (ritme) yang teratur. Perasaan kita akan lebih enak dan enteng. Bahkan di luar negeri, pihak rumah sakit banyak memperdengarkan lagu-lagu indah untuk membantu penyembuhan para pasiennya. Itu suatu bukti, bahwa ritme sangat mempengaruhi jiwa manusia. Sedangkan harmony sangat mempengaruhi roh. Jika kita menonton film horor, selalu terdengar harmony (melodi) yang menyayat hati, yang membuat bulu kuduk kita berdiri. Dalam ritual-ritual keagamaan juga banyak digunakan harmony yang membawa roh manusia masuk ke dalam alam penyembahan. Di dalam meditasi, manusia mendengar harmony dari suara-suara alam di sekelilingnya. "Musik yang baik bagi kehidupan manusia adalah musik yang seimbang antara beat, ritme, dan harmony," ujar Ev. Andreas Christanday.
Seorang ahli biofisika telah melakukan suatu percobaan tentang pengaruh musik bagi kehidupan makhluk hidup. Dua tanaman dari jenis dan umur yang sama diletakkan pada tempat yang berbeda. Yang satu diletakkan dekat dengan pengeras suara (speaker) yang menyajikan lagu-lagu slow rock dan hard rock, sedangkan tanaman yang lain diletakkan dekat dengan speaker yang memperdengarkan lagu-lagu yang indah dan berirama teratur. Dalam beberapa hari terjadi perbedaan yang sangat mencolok. Tanaman yang berada di dekat speaker lagu-lagu rock menjadi layu dan mati, sedangkan tanaman yang berada di dekat speaker lagu-lagu indah tumbuh segar dan berbunga. Suatu bukti nyata bahwa musik sangat mempengaruhi kehidupan makhluk hidup.
Alam semesta tercipta dengan musik alam yang sangat indah. Gemuruh ombak di laut, deru angin di gunung, dan rintik hujan merupakan musik alam yang sangat indah. Dan sudah terbukti, bagaimana pengaruh musik alam itu bagi kehidupan manusia.
Wulaningrum Wibisono, S.Psi. mengatakan, "Jikalau Anda merasakan hari ini begitu berat, coba periksa lagi hidup Anda pada hari ini. Jangan-jangan Anda belum mendengarkan musik dan bernyanyi."
Grace Sudargo, seorang musisi dan pendidik mengatakan, "Dasar-dasar musik klasik secara umum berasal dari ritme denyut nadi manusia sehingga ia berperan besar dalam perkembangan otak, pembentukan jiwa, karakter, dan bahkan raga manusia."
Penelitian menunjukkan, musik klasik yang mengandung komposisi nada berfluktuasi antara nada tinggi dan nada rendah akan merangsang kuadran C pada otak. Sampai usia 4 tahun, kuadran B dan C pada otak anak-anak akan berkembang hingga 80% dengan musik.
"Musik sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Musik sendiri memiliki 3 bagian penting yaitu beat, ritme, dan harmony," demikian pendapat Ev. Andreas Christanday dalam suatu ceramah musik. "Beat mempengaruhi tubuh, ritme mempengaruhi jiwa, sedangkan harmony mempengaruhi roh." Contoh paling nyata bahwa beat sangat mempengaruhi tubuh adalah dalam konser musik rock. Bisa dipastikan tidak ada penonton maupun pemain dalam konser musik rock yang tubuhnya tidak bergerak. Semuanya bergoyang dengan dahsyat, bahkan cenderung lepas kontrol. Kita masih ingat dengan istilah "head bang", yakni suatu gerakan memutar-mutar kepala mengikuti irama music rock yang kencang. Dan tubuh itu mengikutinya seakan tanpa rasa lelah. Jika hati kita sedang susah, cobalah mendengarkan musik yang indah, yang memiliki irama (ritme) yang teratur. Perasaan kita akan lebih enak dan enteng. Bahkan di luar negeri, pihak rumah sakit banyak memperdengarkan lagu-lagu indah untuk membantu penyembuhan para pasiennya. Itu suatu bukti, bahwa ritme sangat mempengaruhi jiwa manusia. Sedangkan harmony sangat mempengaruhi roh. Jika kita menonton film horor, selalu terdengar harmony (melodi) yang menyayat hati, yang membuat bulu kuduk kita berdiri. Dalam ritual-ritual keagamaan juga banyak digunakan harmony yang membawa roh manusia masuk ke dalam alam penyembahan. Di dalam meditasi, manusia mendengar harmony dari suara-suara alam di sekelilingnya. "Musik yang baik bagi kehidupan manusia adalah musik yang seimbang antara beat, ritme, dan harmony," ujar Ev. Andreas Christanday.
Seorang ahli biofisika telah melakukan suatu percobaan tentang pengaruh musik bagi kehidupan makhluk hidup. Dua tanaman dari jenis dan umur yang sama diletakkan pada tempat yang berbeda. Yang satu diletakkan dekat dengan pengeras suara (speaker) yang menyajikan lagu-lagu slow rock dan hard rock, sedangkan tanaman yang lain diletakkan dekat dengan speaker yang memperdengarkan lagu-lagu yang indah dan berirama teratur. Dalam beberapa hari terjadi perbedaan yang sangat mencolok. Tanaman yang berada di dekat speaker lagu-lagu rock menjadi layu dan mati, sedangkan tanaman yang berada di dekat speaker lagu-lagu indah tumbuh segar dan berbunga. Suatu bukti nyata bahwa musik sangat mempengaruhi kehidupan makhluk hidup.
Alam semesta tercipta dengan musik alam yang sangat indah. Gemuruh ombak di laut, deru angin di gunung, dan rintik hujan merupakan musik alam yang sangat indah. Dan sudah terbukti, bagaimana pengaruh musik alam itu bagi kehidupan manusia.
Wulaningrum Wibisono, S.Psi. mengatakan, "Jikalau Anda merasakan hari ini begitu berat, coba periksa lagi hidup Anda pada hari ini. Jangan-jangan Anda belum mendengarkan musik dan bernyanyi."
Musik Miliki Pengaruh dalam Kepribadian
Musik Miliki Pengaruh dalam Kepribadian
BENARKAH musik berpengaruh pada perkembangan anak? Penelitian ini masih banyak dilakukan orang. Meskipun demikian para ahli mempercayai bahwa ada hubungan antara musik dengan perkembangan kepribadian, fisik dan psikis seorang. Pengaruh musik terhadap perkembangan anak tidak hanya dimulai setelah anak lahir dan mendengar saja, tetapi sejak anak masih berada di dalam kandungan ibu.
Bila pernyataan ini dapat diterima, maka akan terjadi perubahan yang sangat mendasar terhadap proses belajar seorang anak, sudah harus dimulai sejak masih dalam kandungan.
Demikian dr. Teddy Hidayat Sp. Kj. kepada "PR", ditemui di kediamannya yang asri di Kompleks Pilar Mas, Leuwigajah.
Menurut Teddy, pengaruh musik terhadap janin yang masih dalam kandungan, tentu tidak melalui rangsangan syaraf pendengaran, kemudian "dilarikan" ke otak, tetapi melalui mekanisme yang berbeda.
"Bukti bahwa pengaruh musik sudah terjadi sejak dalam kandungan antara lain pada suatu penelitian. Pada penelitian itu, seorang subjek diperdengarkan beberapa lagu. Pada sebuah lagu, subjek merasa pernah mendengar lagu tersebut, padahal "baru" kali itu dia mendengarnya. Subjek pun lebih mudah untuk mempelajari lagu tersebut dibandingkan lagu lainnya. Usut punya usut ternyata lagu itu adalah lagu yang sering disenandungkan oleh ibunya ketika mengandung subjek," papar Teddy.
Diperkirakan proses pembelajaran pada anak di dalam kandungan terjadi melalui neurotransmitter dan kimia darah lain lewat darah ibu. Dan berdasarkan jenisnya, musik klasik adalah musik yang terbaik pengaruhnya terhadap perkembangan anak. "Sementara musik rock dan heavy metal kurang. Itu karena musik klasik bersifat universal, artinya berlaku untuk semua orang. Orang yang tidak pernah mendengar musik klasik akan mempunyai efek yang sama," jelasnya.
Hal itu, tambah Teddy, berdasarkan teori bahwa pengaruh musik terhadap seseorang bukan hanya dari keindahan nada-nadanya saja, tetapi ditentukan pula oleh frekuensi dan amplitudao getaran-getaran suara.
Pilih-pilih
Hal senada dituturkan oleh seorang psikolog, Alfa Handayani S.Psi. "Musik mampu meningkatkan pertumbuhan otak anak, karena musik itu sendiri merangsang pertumbuhan sel otak. Musik bisa membuat kita rileks dan senang hati, yang merupakan emosi positif. Emosi positif inilah membuat fungsi berpikir seseorang menjadi maksimal," jelasnya.
Selain itu, musik juga bagus untuk emosional anak. "Misal, jika didengarkan musik lembut, maka anak akan tenang, kalau musik yang riang, anak pun akan terlihat gembira," jelasnya. Biasanya, seorang anak yang sejak dalam kandungan, biasa didengarkan musik, ketika dalam perkembangan pertumbuhannya nanti, anak itu dapat dengan mudah beradaptasi dan belajar soal musik.
Menurut Alfa, ibu satu orang anak itu, musik memiliki fungsi terapik. "Oleh karena itu kalau kita sebagai orang tua mau memanfaatkan fungsi musik di rumah, akan sangat bagus bagi perkembangan anak, karena membuat atmosfer rumah lebih bersemangat, tergantung musik yang dipasang," tuturnya.
Fungsi terapi musik dirasakan Alfa di rumahnya, terutama pada putrinya yang baru berusia 9 tahun, dan kini duduk di kelas 3 SD. "Di rumah, saya selalu memasang musik. Kebetulan saya memang suka sekali musik. Dan ketika hamil dulu, sebelum ada wacana seperti ini, saya pun sering menyetel musik yang secara tidak langsung juga didengar oleh bayi dalam kandungan saya," jelasnya.
Dari kebiasaan itu, Alfa merasakan manfaat yang baik tentang musik terhadap anaknya. "Dia kalau mau belajar, biasanya minta disetelkan lagu klasik, yaitu Mozart. Dan saya lihat semangat belajarnya jadi tinggi," celoteh Alfa, yang juga Kepala Sekolah SD 9 Mutiara di Perumahan Taman Hijau, Situ Aksan.
Sayangnya, musik tidak banyak dilibatkan dalam kurikulum sekolah, bahkan kerap kali dipandang remeh. Berangkat dari pemahaman betapa musik berfungsi terapi, di sekolah yang ia pimpin, Alfa memasukkan unsur musik dalam proses belajar-mengajar. "Di sekolah itu, musik dipakai sebagai background, dan disetel mengiringi pelajaran. Musik yang disetel adalah musik-musik klasik intrumental. Dan sejauh ini, kami melihat semangat belajar anak-anak, dan antusiasme untuk belajar mereka sangat tinggi. Mereka pun terlihat menikmati pelajaran yang diajarkan guru-gurunya," ujarnya.
Terapi musik
Kini di beberapa rumah sakit di luar negeri, telah melakukan "terapi musik" dalam proses penyembuhan pasiennya. Musik terapi, jelas dr. Teddy, adalah menggunakan atau interfensi dengan musik untuk memulihkan dan meningkatkan kondisi fisik emosi, fisiologis, dan kesehatan jiwa serta kesejahteraan. Tim musik terapi terdiri dari dokter, social worker, psikolog, guru dan orang tua.
Musik juga merupakan alat yang utama dalam memperbaiki rasa saling percaya. Kegiatannya dapat berupa bernyanyi, mendengar, bermain musik, atau menjadi "komposer". Lalu siapa saja yang perlu mengikuti musik terapi?
Menurut dr. Teddy, mereka yang sebaiknya mengikuti terapi musik diantaranya ialah orang yang mengalami gangguan jiwa, cacat fisik, lanjut usia (lansia), penderita penyakit stadium akhir (tidak ada harapan hidup), degradasi mental, perkembangan yang terhambat, dan yang mengalami kesulitan kesulitan belajar.
"Tempatnya macam-macam, ada di rumah sakit, tempat perawatan, sekolah, pusat pengobatan, kelompok-kelompok terapi dan dokter praktek swasta," sebutnya.
Banyak hal yang bisa diperoleh dari terapi musik. Terapi musik bisa meningkatkan keterampilan berkomunikasi, mengurangi perilaku yang tidak selaras, memperbaiki prestasi anak didik, memeperbaiki gerakan psikomotorik, menambah perhatian, memperbaiki hubungan interpersonal, pengelolaan nyeri dan mengurangi stres.
Terapi musik untuk mereka yang mengidap penyakit di stadium terminal (akhir), seperti pada penderita kanker ganas stadium terminal akhir pada penderita kanker payudara, otak, prostat, ginjal, paru-paru, fungsi terapi musik bersifat paliatif.
"Disini, terapi musik bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri, mampu mengekspresikan perasaannya, meningkatkan rasa pecaya diri, mengurangi perasaan cemas dan stres, mengurangi rasa takut, jadi lebih mandiri, lebih mampu berkomunikasi, serta mampu mengatasi perasaan murung dan sedih," jelas dr.
BENARKAH musik berpengaruh pada perkembangan anak? Penelitian ini masih banyak dilakukan orang. Meskipun demikian para ahli mempercayai bahwa ada hubungan antara musik dengan perkembangan kepribadian, fisik dan psikis seorang. Pengaruh musik terhadap perkembangan anak tidak hanya dimulai setelah anak lahir dan mendengar saja, tetapi sejak anak masih berada di dalam kandungan ibu.
Bila pernyataan ini dapat diterima, maka akan terjadi perubahan yang sangat mendasar terhadap proses belajar seorang anak, sudah harus dimulai sejak masih dalam kandungan.
Demikian dr. Teddy Hidayat Sp. Kj. kepada "PR", ditemui di kediamannya yang asri di Kompleks Pilar Mas, Leuwigajah.
Menurut Teddy, pengaruh musik terhadap janin yang masih dalam kandungan, tentu tidak melalui rangsangan syaraf pendengaran, kemudian "dilarikan" ke otak, tetapi melalui mekanisme yang berbeda.
"Bukti bahwa pengaruh musik sudah terjadi sejak dalam kandungan antara lain pada suatu penelitian. Pada penelitian itu, seorang subjek diperdengarkan beberapa lagu. Pada sebuah lagu, subjek merasa pernah mendengar lagu tersebut, padahal "baru" kali itu dia mendengarnya. Subjek pun lebih mudah untuk mempelajari lagu tersebut dibandingkan lagu lainnya. Usut punya usut ternyata lagu itu adalah lagu yang sering disenandungkan oleh ibunya ketika mengandung subjek," papar Teddy.
Diperkirakan proses pembelajaran pada anak di dalam kandungan terjadi melalui neurotransmitter dan kimia darah lain lewat darah ibu. Dan berdasarkan jenisnya, musik klasik adalah musik yang terbaik pengaruhnya terhadap perkembangan anak. "Sementara musik rock dan heavy metal kurang. Itu karena musik klasik bersifat universal, artinya berlaku untuk semua orang. Orang yang tidak pernah mendengar musik klasik akan mempunyai efek yang sama," jelasnya.
Hal itu, tambah Teddy, berdasarkan teori bahwa pengaruh musik terhadap seseorang bukan hanya dari keindahan nada-nadanya saja, tetapi ditentukan pula oleh frekuensi dan amplitudao getaran-getaran suara.
Pilih-pilih
Hal senada dituturkan oleh seorang psikolog, Alfa Handayani S.Psi. "Musik mampu meningkatkan pertumbuhan otak anak, karena musik itu sendiri merangsang pertumbuhan sel otak. Musik bisa membuat kita rileks dan senang hati, yang merupakan emosi positif. Emosi positif inilah membuat fungsi berpikir seseorang menjadi maksimal," jelasnya.
Selain itu, musik juga bagus untuk emosional anak. "Misal, jika didengarkan musik lembut, maka anak akan tenang, kalau musik yang riang, anak pun akan terlihat gembira," jelasnya. Biasanya, seorang anak yang sejak dalam kandungan, biasa didengarkan musik, ketika dalam perkembangan pertumbuhannya nanti, anak itu dapat dengan mudah beradaptasi dan belajar soal musik.
Menurut Alfa, ibu satu orang anak itu, musik memiliki fungsi terapik. "Oleh karena itu kalau kita sebagai orang tua mau memanfaatkan fungsi musik di rumah, akan sangat bagus bagi perkembangan anak, karena membuat atmosfer rumah lebih bersemangat, tergantung musik yang dipasang," tuturnya.
Fungsi terapi musik dirasakan Alfa di rumahnya, terutama pada putrinya yang baru berusia 9 tahun, dan kini duduk di kelas 3 SD. "Di rumah, saya selalu memasang musik. Kebetulan saya memang suka sekali musik. Dan ketika hamil dulu, sebelum ada wacana seperti ini, saya pun sering menyetel musik yang secara tidak langsung juga didengar oleh bayi dalam kandungan saya," jelasnya.
Dari kebiasaan itu, Alfa merasakan manfaat yang baik tentang musik terhadap anaknya. "Dia kalau mau belajar, biasanya minta disetelkan lagu klasik, yaitu Mozart. Dan saya lihat semangat belajarnya jadi tinggi," celoteh Alfa, yang juga Kepala Sekolah SD 9 Mutiara di Perumahan Taman Hijau, Situ Aksan.
Sayangnya, musik tidak banyak dilibatkan dalam kurikulum sekolah, bahkan kerap kali dipandang remeh. Berangkat dari pemahaman betapa musik berfungsi terapi, di sekolah yang ia pimpin, Alfa memasukkan unsur musik dalam proses belajar-mengajar. "Di sekolah itu, musik dipakai sebagai background, dan disetel mengiringi pelajaran. Musik yang disetel adalah musik-musik klasik intrumental. Dan sejauh ini, kami melihat semangat belajar anak-anak, dan antusiasme untuk belajar mereka sangat tinggi. Mereka pun terlihat menikmati pelajaran yang diajarkan guru-gurunya," ujarnya.
Terapi musik
Kini di beberapa rumah sakit di luar negeri, telah melakukan "terapi musik" dalam proses penyembuhan pasiennya. Musik terapi, jelas dr. Teddy, adalah menggunakan atau interfensi dengan musik untuk memulihkan dan meningkatkan kondisi fisik emosi, fisiologis, dan kesehatan jiwa serta kesejahteraan. Tim musik terapi terdiri dari dokter, social worker, psikolog, guru dan orang tua.
Musik juga merupakan alat yang utama dalam memperbaiki rasa saling percaya. Kegiatannya dapat berupa bernyanyi, mendengar, bermain musik, atau menjadi "komposer". Lalu siapa saja yang perlu mengikuti musik terapi?
Menurut dr. Teddy, mereka yang sebaiknya mengikuti terapi musik diantaranya ialah orang yang mengalami gangguan jiwa, cacat fisik, lanjut usia (lansia), penderita penyakit stadium akhir (tidak ada harapan hidup), degradasi mental, perkembangan yang terhambat, dan yang mengalami kesulitan kesulitan belajar.
"Tempatnya macam-macam, ada di rumah sakit, tempat perawatan, sekolah, pusat pengobatan, kelompok-kelompok terapi dan dokter praktek swasta," sebutnya.
Banyak hal yang bisa diperoleh dari terapi musik. Terapi musik bisa meningkatkan keterampilan berkomunikasi, mengurangi perilaku yang tidak selaras, memperbaiki prestasi anak didik, memeperbaiki gerakan psikomotorik, menambah perhatian, memperbaiki hubungan interpersonal, pengelolaan nyeri dan mengurangi stres.
Terapi musik untuk mereka yang mengidap penyakit di stadium terminal (akhir), seperti pada penderita kanker ganas stadium terminal akhir pada penderita kanker payudara, otak, prostat, ginjal, paru-paru, fungsi terapi musik bersifat paliatif.
"Disini, terapi musik bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri, mampu mengekspresikan perasaannya, meningkatkan rasa pecaya diri, mengurangi perasaan cemas dan stres, mengurangi rasa takut, jadi lebih mandiri, lebih mampu berkomunikasi, serta mampu mengatasi perasaan murung dan sedih," jelas dr.
Membangun Kecerdasan Lewat Musik
Musik ternyata mampu memengaruhi perkembangan intelektual anak sekaligus membuat anak pintar bersosialisasi. Tapi musik yang bagaimana?
Banyak pakar musik maupun pendidik telah mengadakan penelitian untuk melihat efek positif dari beberapa jenis musik. Banyak fakta yang diungkap dari penelitian tersebut. Di antaranya, adanya hubungan yang menarik antara musik dan kecerdasan manusia. Musik klasik, misalnya karya-karya Mozart, mempunyai efek stimulasi yang baik bagi bayi. Tetapi dari penelitian lain diungkapkan bahwa sesungguhnya bukan hanya musik Mozart yang dapat digunakan. Semua musik berirama tenang dan mengalun lembut memberi efek yang baik bagi janin, bayi, dan anak-anak.
DIAWALI DARI SUARA IBU
Alunan musik memberikan manfaat, bahkan sejak janin di dalam kandungan. Mulai usia sepuluh minggu, janin sudah bisa mendengar suara-suara dari tubuh ibunya, seperti detak jantung dan desir aliran darah. Selanjutnya, sekitar usia enam belas minggu, janin mulai bisa mendengar suara-suara dari luar tubuh ibu. Bermula dari situlah mereka belajar untuk lebih jauh lagi mengenal berbagai suara yang ada di dunia ini.
Pada tahun pertama kelahirannya, otak bayi akan berkembang dengan sangat cepat dibandingkan pada usia-usia lainnya. Peranan suara dan musik pada tahapan ini adalah sebagai stimulan yang dapat mengoptimalkan perkembangan intelektual dan emosional mereka. Bahkan menurut penelitian yang dilakukan oleh Anne Blood dari Universitas McGill di Kanada, suara degup jantung ibu yang didengar si bayi saat menyusu pun dapat membuat berat bayi bertambah.
HARMONI MUSIK
Untuk mengetahui mengapa alunan musik berpengaruh pada kecerdasan anak, ada baiknya kita mengenal musik itu sendiri. Musik memiliki tiga bagian penting, yaitu bit, ritme, dan harmoni. Kombinasi ketiganya akan menghasilkan musik yang enak. Musik yang baik adalah musik yang menyelaraskan ketiganya. Di dalam otak manusia terdapat reseptor (sinyal penerima) yang bisa mengenali musik. Otak bayi pun sudah dapat menerima musik tersebut meski dengan kemampuan terbatas karena pertumbuhan otaknya belum sempurna. Nah, musik merupakan salah satu stimulasi untuk mempercepat dan mempersubur perkembangan otak bayi.
MEMBANGUN RASA PERCAYA DIRI
Jelaslah bahwa bila sejak janin, anak-anak terbiasa mendengar musik-musik indah, banyak sekali manfaat yang akan dirasakan si anak. Bukan saja lebih meningkatkan kognisi mereka secara optimal, tapi musik juga membangun kecerdasan emosional. Selain manfaat kognitif dan emosi, masih banyak lagi kegunaan musik bagi anak-anak. Contohnya, musik dapat meningkatkan perkembangan motoriknya, meningkatkan kemampuan berbahasa, matematika, sekaligus kemampuan sosialnya, dan membangun rasa percaya diri.
Mengingat manfaat musik yang sungguh luas, kini juga mulai dikembangkan penggunaan musik untuk terapi. Dalam berbagai penelitian, diperlihatkan bukti-bukti pemanfaatan musik untuk menangani berbagai masalah; dari kecemasan hingga kanker, tekanan darah tinggi, nyeri kronis, disleksia, bahkan penyakit mental.
MENJADI MANDIRI
Terapi musik juga dapat digunakan untuk mengoptimalkan kemampuan dan potensi para tuna grahita, yaitu mereka yang mengalami keterbelakangan mental/"down syndrome" (kategori "feeble minded"/ringan dengan IQ 50-77), gangguan emosi ringan, keterlambatan bicara, autisme, kekakuan otot ringan (cerebral palsy), "hydrocephaly", dan "asperger".
Beberapa sekolah musik, salah satunya Kawai Music School di Jakarta, telah menyelenggarakan kursus musik untuk anak-anak yang kurang beruntung ini. Melalui program intervensi khusus yang didukung oleh pakar terapi musik, guru musik, musisi, neurolog, psikolog, serta dokter ahli gizi medik, anak-anak dengan kondisi "handicapped" ini mampu berkembang menjadi pribadi mandiri. Bahkan mampu berkarya melalui keterampilan khusus di bidang musik.
MEMILIH JENIS MUSIK
Para ibu tidak harus selalu memperdengarkan musik klasik kepada bayi atau anak-anaknya. Musik klasik umumnya digunakan mengingat dasar-dasarnya sendiri menyerupai ritme denyut nadi manusia. Jenis ini lebih dimungkinkan untuk bisa masuk dalam perkembangan otak, pembentukan jiwa, karakter, bahkan raga manusia. Menurut penelitian, musik klasik yang mengandung komposisi nada berfluktuasi antara nada tinggi dan nada rendah akan merangsang kuadran C pada otak. Sampai usia empat tahun, kuadran B dan C pada otak anak-anak akan berkembang hingga 80% dengan musik. Jika kurang menyukai musik klasik, musik yang berirama tenang dan mengalun lembut bisa diperdengarkan pada janin, bayi, dan anak-anak. Musik ini pasti tetap memberi pengaruh yang baik.
Banyak pakar musik maupun pendidik telah mengadakan penelitian untuk melihat efek positif dari beberapa jenis musik. Banyak fakta yang diungkap dari penelitian tersebut. Di antaranya, adanya hubungan yang menarik antara musik dan kecerdasan manusia. Musik klasik, misalnya karya-karya Mozart, mempunyai efek stimulasi yang baik bagi bayi. Tetapi dari penelitian lain diungkapkan bahwa sesungguhnya bukan hanya musik Mozart yang dapat digunakan. Semua musik berirama tenang dan mengalun lembut memberi efek yang baik bagi janin, bayi, dan anak-anak.
DIAWALI DARI SUARA IBU
Alunan musik memberikan manfaat, bahkan sejak janin di dalam kandungan. Mulai usia sepuluh minggu, janin sudah bisa mendengar suara-suara dari tubuh ibunya, seperti detak jantung dan desir aliran darah. Selanjutnya, sekitar usia enam belas minggu, janin mulai bisa mendengar suara-suara dari luar tubuh ibu. Bermula dari situlah mereka belajar untuk lebih jauh lagi mengenal berbagai suara yang ada di dunia ini.
Pada tahun pertama kelahirannya, otak bayi akan berkembang dengan sangat cepat dibandingkan pada usia-usia lainnya. Peranan suara dan musik pada tahapan ini adalah sebagai stimulan yang dapat mengoptimalkan perkembangan intelektual dan emosional mereka. Bahkan menurut penelitian yang dilakukan oleh Anne Blood dari Universitas McGill di Kanada, suara degup jantung ibu yang didengar si bayi saat menyusu pun dapat membuat berat bayi bertambah.
HARMONI MUSIK
Untuk mengetahui mengapa alunan musik berpengaruh pada kecerdasan anak, ada baiknya kita mengenal musik itu sendiri. Musik memiliki tiga bagian penting, yaitu bit, ritme, dan harmoni. Kombinasi ketiganya akan menghasilkan musik yang enak. Musik yang baik adalah musik yang menyelaraskan ketiganya. Di dalam otak manusia terdapat reseptor (sinyal penerima) yang bisa mengenali musik. Otak bayi pun sudah dapat menerima musik tersebut meski dengan kemampuan terbatas karena pertumbuhan otaknya belum sempurna. Nah, musik merupakan salah satu stimulasi untuk mempercepat dan mempersubur perkembangan otak bayi.
MEMBANGUN RASA PERCAYA DIRI
Jelaslah bahwa bila sejak janin, anak-anak terbiasa mendengar musik-musik indah, banyak sekali manfaat yang akan dirasakan si anak. Bukan saja lebih meningkatkan kognisi mereka secara optimal, tapi musik juga membangun kecerdasan emosional. Selain manfaat kognitif dan emosi, masih banyak lagi kegunaan musik bagi anak-anak. Contohnya, musik dapat meningkatkan perkembangan motoriknya, meningkatkan kemampuan berbahasa, matematika, sekaligus kemampuan sosialnya, dan membangun rasa percaya diri.
Mengingat manfaat musik yang sungguh luas, kini juga mulai dikembangkan penggunaan musik untuk terapi. Dalam berbagai penelitian, diperlihatkan bukti-bukti pemanfaatan musik untuk menangani berbagai masalah; dari kecemasan hingga kanker, tekanan darah tinggi, nyeri kronis, disleksia, bahkan penyakit mental.
MENJADI MANDIRI
Terapi musik juga dapat digunakan untuk mengoptimalkan kemampuan dan potensi para tuna grahita, yaitu mereka yang mengalami keterbelakangan mental/"down syndrome" (kategori "feeble minded"/ringan dengan IQ 50-77), gangguan emosi ringan, keterlambatan bicara, autisme, kekakuan otot ringan (cerebral palsy), "hydrocephaly", dan "asperger".
Beberapa sekolah musik, salah satunya Kawai Music School di Jakarta, telah menyelenggarakan kursus musik untuk anak-anak yang kurang beruntung ini. Melalui program intervensi khusus yang didukung oleh pakar terapi musik, guru musik, musisi, neurolog, psikolog, serta dokter ahli gizi medik, anak-anak dengan kondisi "handicapped" ini mampu berkembang menjadi pribadi mandiri. Bahkan mampu berkarya melalui keterampilan khusus di bidang musik.
MEMILIH JENIS MUSIK
Para ibu tidak harus selalu memperdengarkan musik klasik kepada bayi atau anak-anaknya. Musik klasik umumnya digunakan mengingat dasar-dasarnya sendiri menyerupai ritme denyut nadi manusia. Jenis ini lebih dimungkinkan untuk bisa masuk dalam perkembangan otak, pembentukan jiwa, karakter, bahkan raga manusia. Menurut penelitian, musik klasik yang mengandung komposisi nada berfluktuasi antara nada tinggi dan nada rendah akan merangsang kuadran C pada otak. Sampai usia empat tahun, kuadran B dan C pada otak anak-anak akan berkembang hingga 80% dengan musik. Jika kurang menyukai musik klasik, musik yang berirama tenang dan mengalun lembut bisa diperdengarkan pada janin, bayi, dan anak-anak. Musik ini pasti tetap memberi pengaruh yang baik.
Monday, September 8, 2008
Pria ketemu jin
Seorang pria sedang bermain golf suatu hari dan kemudian dia memukul bola
masuk ke pepohonan. Dia pergi ke pepohonan tersebut untuk mencari bola golf
dan dia menemukan seekor katak yang terperangkap. Si katak berkata
kepadanya, "kalau kau melepaskan aku dari perangkap ini, aku akan
mengabulkan tiga permintaanmu. ". Si pria membebaskan si katak. Si katak
berkata, "terima kasih,tapi aku lupa mengatakan kepadamu ada akibat dari
permintaan-perminta an tersebut. Apapun yang kau minta, istrimu akan
mendapatkan 10 kali lipatnya". Sang pria, yang memang punya istri yang
menyebalkan, berkata "itu tidak masalah."
Untuk permintaan pertama, dia minta untuk menjadi pria yang paling tampan di
dunia dari seluruh pria di dunia. Si katak memperingatkannya, "kamu sadar
kan kalau permintaan ini juga akan mengakibatkan istri kamu menjadi orang
yang paling cantik diantara semua wanita di dunia lipat 10. Pria-pria akan
mengelilinginya?". Si pria berkata, "tidak masalah, karena aku akan menjadi
pria tertampan di dunia, dia dan wanita lain akan memperhatikan aku."
Lalu, CLING, si pria menjadi pria tertampan di dunia, sementara istrinya
menjadi wanita yang kecantikannya 10 kali lipat.
Untuk permintaan kedua si pria meminta untuk menjadi pria terkaya di seluruh
dunia. Si katak berkata, "itu akan membuat istrimu menjadi orang paling kaya
di dunia. dan kekayaannya 10 kali lipat dari kekayaanmu.". Si pria berkata,
"tidak masalah, karena kami masih suami istri, miliknya adalah milikku dan
milikku adalah miliknya."
Lalu, CRING, dia menjadi pria terkaya di dunia. Sementara istrinya
mendapatkan kekayaan 10 kali lipatnya.
Si katak bertanya tentang permintaan terkhirnya, dan dia menjawab, "aku
menginginkan serangan jantung ringan."
Moral dari cerita ini: Pria itu pandai, jangan main-main dengan mereka!
Perhatian bagi para pembaca pria: Ini adalah akhir dari lelucon bagi kalian.
Berhentilah dan tetaplah merasa nyaman.
Pada pembaca wanita: Baca terus..
....
....
....
Lalu, DUAGH, si pria terkena serangan jantung ringan, sementara sang istri
terkena serangan jantung yang 10 kali lebih ringan dari suaminya.
Moral dari cerita: Pria sebenarnya bodoh tapi mereka berpikir kalau mereka
pandai. Biarkan mereka terus berpikir seperti itu.
PS: Kalau kamu pria dan kamu masih membaca sampai sini maka hal ini hanya
membuktikan bahwa pria tidak pernah mendengarkan dan peduli pada peringatan
apapun, terutama "perhatian" diatas!!!
masuk ke pepohonan. Dia pergi ke pepohonan tersebut untuk mencari bola golf
dan dia menemukan seekor katak yang terperangkap. Si katak berkata
kepadanya, "kalau kau melepaskan aku dari perangkap ini, aku akan
mengabulkan tiga permintaanmu. ". Si pria membebaskan si katak. Si katak
berkata, "terima kasih,tapi aku lupa mengatakan kepadamu ada akibat dari
permintaan-perminta an tersebut. Apapun yang kau minta, istrimu akan
mendapatkan 10 kali lipatnya". Sang pria, yang memang punya istri yang
menyebalkan, berkata "itu tidak masalah."
Untuk permintaan pertama, dia minta untuk menjadi pria yang paling tampan di
dunia dari seluruh pria di dunia. Si katak memperingatkannya, "kamu sadar
kan kalau permintaan ini juga akan mengakibatkan istri kamu menjadi orang
yang paling cantik diantara semua wanita di dunia lipat 10. Pria-pria akan
mengelilinginya?". Si pria berkata, "tidak masalah, karena aku akan menjadi
pria tertampan di dunia, dia dan wanita lain akan memperhatikan aku."
Lalu, CLING, si pria menjadi pria tertampan di dunia, sementara istrinya
menjadi wanita yang kecantikannya 10 kali lipat.
Untuk permintaan kedua si pria meminta untuk menjadi pria terkaya di seluruh
dunia. Si katak berkata, "itu akan membuat istrimu menjadi orang paling kaya
di dunia. dan kekayaannya 10 kali lipat dari kekayaanmu.". Si pria berkata,
"tidak masalah, karena kami masih suami istri, miliknya adalah milikku dan
milikku adalah miliknya."
Lalu, CRING, dia menjadi pria terkaya di dunia. Sementara istrinya
mendapatkan kekayaan 10 kali lipatnya.
Si katak bertanya tentang permintaan terkhirnya, dan dia menjawab, "aku
menginginkan serangan jantung ringan."
Moral dari cerita ini: Pria itu pandai, jangan main-main dengan mereka!
Perhatian bagi para pembaca pria: Ini adalah akhir dari lelucon bagi kalian.
Berhentilah dan tetaplah merasa nyaman.
Pada pembaca wanita: Baca terus..
....
....
....
Lalu, DUAGH, si pria terkena serangan jantung ringan, sementara sang istri
terkena serangan jantung yang 10 kali lebih ringan dari suaminya.
Moral dari cerita: Pria sebenarnya bodoh tapi mereka berpikir kalau mereka
pandai. Biarkan mereka terus berpikir seperti itu.
PS: Kalau kamu pria dan kamu masih membaca sampai sini maka hal ini hanya
membuktikan bahwa pria tidak pernah mendengarkan dan peduli pada peringatan
apapun, terutama "perhatian" diatas!!!
Gusti Allah Tidak "Ndeso" Beragama yang Tidak Korupsi
Oleh: Emha Ainun Nadjib
Suatu kali Emha Ainun Nadjib ditodong pertanyaan beruntun. "Cak Nun,"
kata sang penanya, "misalnya pada waktu bersamaan tiba-tiba sampeyan
menghadapi tiga pilihan, yang harus dipilih salah satu: pergi ke
masjid untuk shalat Jumat, mengantar pacar berenang, atau mengantar
tukang becak miskin ke rumah sakit akibat tabrak lari, mana yang
sampeyan pilih?"
Cak Nun menjawab lantang, "Ya nolong orang kecelakaan."
"Tapi sampeyan kan dosa karena tidak sembahyang?" kejar si penanya.
"Ah, mosok Gusti Allah ndeso gitu," jawab Cak Nun.
"Kalau saya memilih shalat Jumat, itu namanya mau masuk surga tidak
ngajak-ngajak, " katanya lagi. "Dan lagi belum tentu Tuhan memasukkan
ke surga orang yang memperlakukan sembahyang sebagai credit point
pribadi.
Bagi kita yang menjumpai orang yang saat itu juga harus
ditolong,
Tuhan tidak berada di mesjid,
melainkan pada diri orang yang kecelakaan itu. Tuhan
mengidentifikasikan dirinya pada sejumlah orang. Kata Tuhan: kalau
engkau menolong orang sakit, Akulah yang sakit itu. Kalau engkau
menegur orang yang kesepian, Akulah yang kesepian itu. Kalau engkau
memberi makan orang kelaparan, Akulah yang kelaparan itu.
Seraya bertanya balik, Emha berujar, "Kira-kira Tuhan suka yang mana
dari tiga orang ini. Pertama, orang yang shalat lima waktu, membaca
al-quran, membangun masjid, tapi korupsi uang negara.
Kedua, orang yang tiap hari berdakwah, shalat, hapal al-quran,
menganjurkan hidup sederhana, tapi dia sendiri kaya-raya, pelit, dan
mengobarkan semangat permusuhan. Ketiga, orang yang tidak shalat,
tidak membaca al-quran, tapi suka beramal, tidak korupsi, dan penuh
kasih sayang?"
Kalau saya, ucap Cak Nun, memilih orang yang ketiga. Kalau korupsi
uang negara, itu
namanya membangun neraka, bukan membangun masjid.
Kalau korupsi uang rakyat, itu namanya bukan membaca al-quran, tapi
menginjak-injaknya. Kalau korupsi uang rakyat, itu namanya tidak
sembahyang, tapi menginjak Tuhan. Sedang orang yang suka beramal,
tidak korupsi, dan penuh kasih sayang, itulah orang yang sesungguhnya
sembahyang dan membaca al-quran.
Kriteria kesalehan seseorang tidak hanya diukur lewat shalatnya.
Standar kesalehan seseorang tidak melulu dilihat dari banyaknya dia
hadir di kebaktian atau misa. Tolok ukur kesalehan hakikatnya adalah
output sosialnya: kasih sayang sosial, sikap demokratis, cinta kasih,
kemesraan dengan orang lain, memberi, membantu sesama. Idealnya,
orang beragama itu mesti shalat, misa, atau ikut kebaktian, tetapi
juga tidak korupsi dan memiliki perilaku yang santun dan berkasih
sayang.
Agama adalah akhlak. Agama adalah perilaku. Agama adalah sikap. Semua
agama tentu
mengajarkan kesantunan, belas kasih, dan cinta kasih
sesama. Bila kita cuma puasa, shalat,
baca al-quran, pergi kebaktian, misa, datang ke pura, menurut saya,
kita belum layak disebut orang yang beragama. Tetapi, bila saat
bersamaan kita tidak mencuri uang negara, meyantuni fakir miskin,
memberi makan anak-anak terlantar, hidup bersih, maka itulah orang
beragama.
Ukuran keberagamaan seseorang sesungguhnya bukan dari kesalehan
personalnya, melainkan diukur dari kesalehan sosialnya. Bukan
kesalehan pribadi, tapi kesalehan sosial. Orang beragama adalah orang
yang bisa menggembirakan tetangganya. Orang beragama ialah orang yang
menghormati orang lain, meski beda agama. Orang yang punya
solidaritas dan keprihatinan sosial pada kaum mustadh'afin (kaum
tertindas). Juga tidak korupsi dan tidak mengambil yang bukan haknya.
Karena itu, orang beragama mestinya memunculkan sikap dan jiwa sosial
tinggi. Bukan
orang-orang yang meratakan dahinya ke lantai masjid,
sementara beberapa meter darinya, orang-orang miskin meronta
kelaparan.
Ekstrinsik VS Intrinsik
Dalam sebuah hadis diceritakan, suatu ketika Nabi Muhammad SAW
mendengar berita perihal seorang yang shalat di malam hari dan puasa
di siang hari, tetapi menyakiti tetangganya dengan lisannya. Nabi
Muhammad SAW menjawab singkat, "Ia di neraka." Hadis ini
memperlihatkan kepada kita bahwa ibadah ritual saja belum cukup.
Ibadah ritual mesti dibarengi ibadah sosial.
Pelaksanaan ibadah ritual yang tulus harus melahirkan kepedulian pada
lingkungan sosial.
Hadis di atas juga ingin mengatakan, agama jangan dipakai sebagai
tameng memperoleh kedudukan dan citra baik di hadapan orang lain. Hal
ini sejalan dengan definisi keberagamaan dari Gordon W Allport.
Allport, psikolog, membagi dua macam cara beragama: ekstrinsik dan
intrinsik.
Yang ekstrinsik
memandang agama sebagai sesuatu yang dapat
dimanfaatkan. Agama dimanfaatkan demikian rupa agar dia memperoleh
status darinya. Ia puasa, misa, kebaktian, atau membaca kitab suci,
bukan untuk meraih keberkahan Tuhan, melainkan supaya orang lain
menghargai dirinya. Dia beragama demi status dan harga diri. Ajaran
agama tidak menghujam ke dalam dirinya.
Yang kedua, yang intrinsik, adalah cara beragama yang memasukkan
nilai-nilai agama ke dalam dirinya. Nilai dan ajaran agama terhujam
jauh ke dalam jiwa penganutnya. Adanya internalisasi nilai spiritual
keagamaan. Ibadah ritual bukan hanya praktik tanpa makna. Semua
ibadah itu memiliki pengaruh dalam sikapnya sehari-hari. Baginya,
agama adalah penghayatan batin kepada Tuhan. Cara beragama yang
intrinsiklah yang mampu menciptakan lingkungan yang bersih dan penuh
kasih sayang.
Keberagamaan ekstrinsik, cara beragama yang tidak tulus, melahirkan
egoisme. Egoisme
bertanggungjawab atas kegagalan manusia mencari
kebahagiaan, kata Leo Tolstoy. Kebahagiaan tidak terletak pada
kesenangan diri sendiri. Kebahagiaan terletak pada kebersamaan.
Sebaliknya, cara beragama yang intrinsik menciptakan kebersamaan.
Karena itu, menciptakan kebahagiaan dalam diri penganutnya dan
lingkungan sosialnya. Ada penghayatan terhadap pelaksanaan ritual-
ritual agama.
Cara beragama yang ekstrinsik menjadikan agama sebagai alat politis
dan ekonomis. Sebuah sikap beragama yang memunculkan sikap hipokrit;
kemunafikan. Syaikh Al Ghazali dan Sayid Quthb pernah berkata, kita
ribut tentang bid'ah dalam shalat dan haji, tetapi dengan tenang
melakukan bid'ah dalam urusan ekonomi dan politik. Kita puasa tetapi
dengan tenang melakukan korupsi. Juga kekerasan, pencurian, dan
penindasan.
Indonesia, sebuah negeri yang katanya agamis, merupakan negara penuh
pertikaian. Majalah Newsweek edisi 9 Juli
2001 mencatat, Indonesia
dengan 17.000 pulau ini menyimpan 1.000 titik api yang sewaktu-waktu
siap menyala. Bila tidak dikelola, dengan mudah beralih menjadi
bentuk kekerasan yang memakan korban. Peringatan Newsweek lima tahun
lalu itu, rupanya mulai memperlihatkan kebenaran. Poso, Maluku, Papua
Barat, Aceh menjadi contohnya. Ironis.
Jalaluddin Rakhmat, dalam Islam Alternatif , menulis betapa banyak
umat Islam disibukkan dengan urusan ibadah mahdhah (ritual), tetapi
mengabaikan kemiskinan, kebodohan, penyakit, kelaparan, kesengsaraan,
dan kesulitan hidup yang diderita saudara-saudara mereka. Betapa
banyak orang kaya Islam yang dengan khusuk meratakan dahinya di atas
sajadah, sementara di sekitarnya tubuh-tubuh layu digerogoti penyakit
dan kekurangan gizi.
Kita kerap melihat jutaan uang dihabiskan untuk upacara-upacara
keagamaan, di saat ribuan anak di sudut-sudut negeri ini tidak dapat
melanjutkan
sekolah. Jutaan uang dihamburkan untuk membangun rumah
ibadah yang megah, di saat ribuan orang tua masih harus menanggung
beban mencari sesuap nasi. Jutaan uang dipakai untuk naik haji
berulang kali, di saat ribuan orang sakit menggelepar menunggu maut
karena tidak dapat membayar biaya rumah sakit. Secara ekstrinsik
mereka beragama, tetapi secara intrinsik tidak beragama.
Sumber: Jalal Center
Suatu kali Emha Ainun Nadjib ditodong pertanyaan beruntun. "Cak Nun,"
kata sang penanya, "misalnya pada waktu bersamaan tiba-tiba sampeyan
menghadapi tiga pilihan, yang harus dipilih salah satu: pergi ke
masjid untuk shalat Jumat, mengantar pacar berenang, atau mengantar
tukang becak miskin ke rumah sakit akibat tabrak lari, mana yang
sampeyan pilih?"
Cak Nun menjawab lantang, "Ya nolong orang kecelakaan."
"Tapi sampeyan kan dosa karena tidak sembahyang?" kejar si penanya.
"Ah, mosok Gusti Allah ndeso gitu," jawab Cak Nun.
"Kalau saya memilih shalat Jumat, itu namanya mau masuk surga tidak
ngajak-ngajak, " katanya lagi. "Dan lagi belum tentu Tuhan memasukkan
ke surga orang yang memperlakukan sembahyang sebagai credit point
pribadi.
Bagi kita yang menjumpai orang yang saat itu juga harus
ditolong,
Tuhan tidak berada di mesjid,
melainkan pada diri orang yang kecelakaan itu. Tuhan
mengidentifikasikan dirinya pada sejumlah orang. Kata Tuhan: kalau
engkau menolong orang sakit, Akulah yang sakit itu. Kalau engkau
menegur orang yang kesepian, Akulah yang kesepian itu. Kalau engkau
memberi makan orang kelaparan, Akulah yang kelaparan itu.
Seraya bertanya balik, Emha berujar, "Kira-kira Tuhan suka yang mana
dari tiga orang ini. Pertama, orang yang shalat lima waktu, membaca
al-quran, membangun masjid, tapi korupsi uang negara.
Kedua, orang yang tiap hari berdakwah, shalat, hapal al-quran,
menganjurkan hidup sederhana, tapi dia sendiri kaya-raya, pelit, dan
mengobarkan semangat permusuhan. Ketiga, orang yang tidak shalat,
tidak membaca al-quran, tapi suka beramal, tidak korupsi, dan penuh
kasih sayang?"
Kalau saya, ucap Cak Nun, memilih orang yang ketiga. Kalau korupsi
uang negara, itu
namanya membangun neraka, bukan membangun masjid.
Kalau korupsi uang rakyat, itu namanya bukan membaca al-quran, tapi
menginjak-injaknya. Kalau korupsi uang rakyat, itu namanya tidak
sembahyang, tapi menginjak Tuhan. Sedang orang yang suka beramal,
tidak korupsi, dan penuh kasih sayang, itulah orang yang sesungguhnya
sembahyang dan membaca al-quran.
Kriteria kesalehan seseorang tidak hanya diukur lewat shalatnya.
Standar kesalehan seseorang tidak melulu dilihat dari banyaknya dia
hadir di kebaktian atau misa. Tolok ukur kesalehan hakikatnya adalah
output sosialnya: kasih sayang sosial, sikap demokratis, cinta kasih,
kemesraan dengan orang lain, memberi, membantu sesama. Idealnya,
orang beragama itu mesti shalat, misa, atau ikut kebaktian, tetapi
juga tidak korupsi dan memiliki perilaku yang santun dan berkasih
sayang.
Agama adalah akhlak. Agama adalah perilaku. Agama adalah sikap. Semua
agama tentu
mengajarkan kesantunan, belas kasih, dan cinta kasih
sesama. Bila kita cuma puasa, shalat,
baca al-quran, pergi kebaktian, misa, datang ke pura, menurut saya,
kita belum layak disebut orang yang beragama. Tetapi, bila saat
bersamaan kita tidak mencuri uang negara, meyantuni fakir miskin,
memberi makan anak-anak terlantar, hidup bersih, maka itulah orang
beragama.
Ukuran keberagamaan seseorang sesungguhnya bukan dari kesalehan
personalnya, melainkan diukur dari kesalehan sosialnya. Bukan
kesalehan pribadi, tapi kesalehan sosial. Orang beragama adalah orang
yang bisa menggembirakan tetangganya. Orang beragama ialah orang yang
menghormati orang lain, meski beda agama. Orang yang punya
solidaritas dan keprihatinan sosial pada kaum mustadh'afin (kaum
tertindas). Juga tidak korupsi dan tidak mengambil yang bukan haknya.
Karena itu, orang beragama mestinya memunculkan sikap dan jiwa sosial
tinggi. Bukan
orang-orang yang meratakan dahinya ke lantai masjid,
sementara beberapa meter darinya, orang-orang miskin meronta
kelaparan.
Ekstrinsik VS Intrinsik
Dalam sebuah hadis diceritakan, suatu ketika Nabi Muhammad SAW
mendengar berita perihal seorang yang shalat di malam hari dan puasa
di siang hari, tetapi menyakiti tetangganya dengan lisannya. Nabi
Muhammad SAW menjawab singkat, "Ia di neraka." Hadis ini
memperlihatkan kepada kita bahwa ibadah ritual saja belum cukup.
Ibadah ritual mesti dibarengi ibadah sosial.
Pelaksanaan ibadah ritual yang tulus harus melahirkan kepedulian pada
lingkungan sosial.
Hadis di atas juga ingin mengatakan, agama jangan dipakai sebagai
tameng memperoleh kedudukan dan citra baik di hadapan orang lain. Hal
ini sejalan dengan definisi keberagamaan dari Gordon W Allport.
Allport, psikolog, membagi dua macam cara beragama: ekstrinsik dan
intrinsik.
Yang ekstrinsik
memandang agama sebagai sesuatu yang dapat
dimanfaatkan. Agama dimanfaatkan demikian rupa agar dia memperoleh
status darinya. Ia puasa, misa, kebaktian, atau membaca kitab suci,
bukan untuk meraih keberkahan Tuhan, melainkan supaya orang lain
menghargai dirinya. Dia beragama demi status dan harga diri. Ajaran
agama tidak menghujam ke dalam dirinya.
Yang kedua, yang intrinsik, adalah cara beragama yang memasukkan
nilai-nilai agama ke dalam dirinya. Nilai dan ajaran agama terhujam
jauh ke dalam jiwa penganutnya. Adanya internalisasi nilai spiritual
keagamaan. Ibadah ritual bukan hanya praktik tanpa makna. Semua
ibadah itu memiliki pengaruh dalam sikapnya sehari-hari. Baginya,
agama adalah penghayatan batin kepada Tuhan. Cara beragama yang
intrinsiklah yang mampu menciptakan lingkungan yang bersih dan penuh
kasih sayang.
Keberagamaan ekstrinsik, cara beragama yang tidak tulus, melahirkan
egoisme. Egoisme
bertanggungjawab atas kegagalan manusia mencari
kebahagiaan, kata Leo Tolstoy. Kebahagiaan tidak terletak pada
kesenangan diri sendiri. Kebahagiaan terletak pada kebersamaan.
Sebaliknya, cara beragama yang intrinsik menciptakan kebersamaan.
Karena itu, menciptakan kebahagiaan dalam diri penganutnya dan
lingkungan sosialnya. Ada penghayatan terhadap pelaksanaan ritual-
ritual agama.
Cara beragama yang ekstrinsik menjadikan agama sebagai alat politis
dan ekonomis. Sebuah sikap beragama yang memunculkan sikap hipokrit;
kemunafikan. Syaikh Al Ghazali dan Sayid Quthb pernah berkata, kita
ribut tentang bid'ah dalam shalat dan haji, tetapi dengan tenang
melakukan bid'ah dalam urusan ekonomi dan politik. Kita puasa tetapi
dengan tenang melakukan korupsi. Juga kekerasan, pencurian, dan
penindasan.
Indonesia, sebuah negeri yang katanya agamis, merupakan negara penuh
pertikaian. Majalah Newsweek edisi 9 Juli
2001 mencatat, Indonesia
dengan 17.000 pulau ini menyimpan 1.000 titik api yang sewaktu-waktu
siap menyala. Bila tidak dikelola, dengan mudah beralih menjadi
bentuk kekerasan yang memakan korban. Peringatan Newsweek lima tahun
lalu itu, rupanya mulai memperlihatkan kebenaran. Poso, Maluku, Papua
Barat, Aceh menjadi contohnya. Ironis.
Jalaluddin Rakhmat, dalam Islam Alternatif , menulis betapa banyak
umat Islam disibukkan dengan urusan ibadah mahdhah (ritual), tetapi
mengabaikan kemiskinan, kebodohan, penyakit, kelaparan, kesengsaraan,
dan kesulitan hidup yang diderita saudara-saudara mereka. Betapa
banyak orang kaya Islam yang dengan khusuk meratakan dahinya di atas
sajadah, sementara di sekitarnya tubuh-tubuh layu digerogoti penyakit
dan kekurangan gizi.
Kita kerap melihat jutaan uang dihabiskan untuk upacara-upacara
keagamaan, di saat ribuan anak di sudut-sudut negeri ini tidak dapat
melanjutkan
sekolah. Jutaan uang dihamburkan untuk membangun rumah
ibadah yang megah, di saat ribuan orang tua masih harus menanggung
beban mencari sesuap nasi. Jutaan uang dipakai untuk naik haji
berulang kali, di saat ribuan orang sakit menggelepar menunggu maut
karena tidak dapat membayar biaya rumah sakit. Secara ekstrinsik
mereka beragama, tetapi secara intrinsik tidak beragama.
Sumber: Jalal Center
Subscribe to:
Posts (Atom)
Terlatih Ditolak - sebuah parodi
Aku sudah mulai lupa Saat pertama kali ditolak Dari penolakanyang halus Hingga diusir dari rumahnya *Terima kasih kalian Barisan penolakan ...
-
arr. L. Putut Pudyantoro Kala kudengar panggilan Tuhan Ku persembahkan seluruh hidupku Lalu ku arungi samudera luas Berpegang pada k...
-
(OST. Penginapan Pintu Naga) Hidup yang penuh rintangan Tercurah bak derasnya hujan Mengapa kita harus jumpa Bila tak tahu akan ke mana Rind...
-
Semenjak aku sakit, sedikit ada gelombang dalam hubungan kita Sakitku ini bukanlah sakit fisik, tapi psikis Ketika sakit, banyak yang beruba...