Thursday, December 3, 2020

Renungan Harian 3 Desember 2020

Renungan Harian 

Kamis, 3 Desember 2020

Pesta S. Fransiskus Xaverius, Imam & Pelindung Karya Misi

“Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil.Matius 28:17-18

"Tidak pernah ada seorangpun yang dapat unggul dalam hal-hal besar, bila pertama-tama tidak unggul dalam hal kecil" (St. Fransiskus Xaverius)

“Pergi ke seluruh dunia, wartakanlah Injil,” lirik Mazmur yang ngga asing ‘kan, gaess? Sadar ngga gaess kalau kalimat ini adalah kalimat terakhir yang diucapkan Tuhan Yesus sebelum meninggalkan murid-muridnya? Bisa dibilang ini adalah wasiatnya Tuhan Yesus. Kalau wasiat itu berarti penting apa engga ya? Trus mewartakan Injil tuh bagaimana sih? Berdiri di depan banyak orang dan mengupas Kitab Suci? Pergi ke orang-orang sakit kusta, merawat mereka seperti St. Theresa dari Calcutta? Pergi ke daerah-daerah misi dan ngomongin tentang Yesus? Sebelum menjawab pertanyaan ini, ada baiknya kita simak kisah hidup tokoh ini.

Fransiskus seorang bangsawan kelahiran Spanyol, saat studi di universitas di Paris, ia sekamar dengan Ignatius Loyola yang kemudian menjadi pengaruh besar terhadap jalan hidup Fransiskus di kemudian hari.  Bersama Ignatius Loyola dan 5 rekan yang lain, termasuk Petrus Faber, Fransiskus mengikrarkan kaulnya pada tanggal 15 Agustus 1534, menandai awal berdirinya Serikat Yesus. Pertanyaan dasar yang membuka lembaran hidupnya yang baru ialah, “Apa gunanya seseorang memperoleh seluruh dunia, namun kehilangan jiwanya?” Yang akhirnya mengilhai jalan hidupnya sehingga ia berani mengabdikan seluruh hidupnya sebagai seorang Abdi Allah bagi penyebaran Injil dan pembangunan Kerajaan Allah di dunia.

Santo Fransiskus Xaverius (FX) yang pestanya kita peringati hari ini merupakan teladan dalam pewartaan Injil.  Sebagai seorang Imam Jesuit dan Pelindung Karya Misi, ia melaksanakan perintah Yesus ini secara luar biasa.  FX benar-benar pergi ke seluruh dunia, ke banyak negara lebih tepatnya, Goa-India;  Jepang; Malaka; sampai ke Indonesia bagian Timur (Maluku dan Ternate), demi pewartaan Injil. Bahasa-bahasa daerah setempat juga ia pelajari agar lebih mudah diterima oleh warga setempat.

Melanjutkan pembahasan awal, “Mewartakan Injil?  Harus jadi pewarta dong?” Engga gitu juga, Ferguso. Dengan kita melakukan apa yang benar dalam Injil, berbuat cinta kasih, melakukan studi/pekerjaan/usaha kita dengan benar & taat kepada Injil, tidak korupsi (waktu, uang, apapun), itu sudah mewartakan Injil loch!  Lakukan saja hal-hal kecil dengan hati yang tulus.  Dan coba tanyakan ini ke diri sendiri: Apakah perbuatanku, kata-kataku sesuai dengan apa yang Tuhan mau? Apakah orang lain melihat Tuhan dalam diriku? Jika jawabannya iya, berarti gaess sudah mewartakan Injil. Bagaimana bisa mewartakan berita baik ke orang lain, kalau kitanya sendiri engga melakukan hal yang baik, ya ga sich? Gaess percaya sama sales motor X yang datangnya naik motor Y? Dia sendiri ngga pakai produk yang dia jual, mana bisa kita percaya sama dia?

Apakah kita menghadirkan kebaikan kepada sesama kita, lingkungan alam dan segala ciptaan Tuhan? Masa adventus menjadi kesempatan indah bagi kita untuk mewujudkan tanggung jawab kita sebagai murid-murid Tuhan untuk mewartakan kebaikan kebaikan di mana pun juga. (syd)


*ditayangkan di Instagram @katolikvidgram

No comments:

Post a Comment

17 Agustus

  Empat ratus lima puluh tahun masa kolonisasi Empat setengah tahun dalam siksa dan penuh derita Penuh pergolakan demi kedaulatan negeri Akh...