Awan kelabu bintang yang tinggal sedikit jumlahnya berkelip.
Bayang lampu di ujung horizon
serta ombak yangg tak kunjung berhenti.
Menerpa, menerjang.
Berisik, gemericik.
menghancurkan dan buih lah hasilnya.
Bibir pantai terkoyak.
Angin malam meronta-ronta di udara.
Aroma asinnya lautan memenuhi rongga hidung ini.
Deburan demi deburan,
hilangkan penat hilangkan beban.
Kuteriakkan seruan:
Aaaa!
(oleh-oleh dari Pantai Carita 18 Juli 2009)
Pena yang menari, menorehkan kata menjadi kalimat, menyusun bait. Kumpulan tulisan, jurnal, renungan, cerita, perwujudan perasaan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Review: Raja Rani Hostel near TSM
1. Di lobby, AC tidak dinyalakan. Pengap dan agak bau. 2. Tulisan di apps Reddoorz, 24 jam front desk, nyatanya tidak. Saat jam 3 pagi mer...
-
arr. L. Putut Pudyantoro Kala kudengar panggilan Tuhan Ku persembahkan seluruh hidupku Lalu ku arungi samudera luas Berpegang pada k...
-
“Ambillah Tuhan dan terimalah seluruh kemerdekaanku, ingatanku, pikiranku dan segenap kehendakku, segala kepunyaan dan milikku. Engkaulah ...
-
(OST. Penginapan Pintu Naga) Hidup yang penuh rintangan Tercurah bak derasnya hujan Mengapa kita harus jumpa Bila tak tahu akan ke mana Rind...
Puisinya, keren.. bener2 bercerita dalam puisi..
ReplyDelete@intan
ReplyDeleteTerima kasih atas komentarnya