Thursday, November 26, 2009

Between Me and Prizes

Tidak tahu mengapa saya senang sekali bila berhasil memenangkan sesuatu. Perasaan positif itu bagai meledak-ledak, mengguncang keseluruhan badan dengan energi positif. Entah itu quiz radio, games pada stand suatu pameran, seminar, quiz online atau apapun juga yang menghasilkan sesuatu yang disebut hadiah (prize). Sambil mandi malam, kepala yang kecil ini terus kupaksa berpikir, mengapa ? Apa sih pengalaman masa lalu yang membuat perasaan senang itu ? Sejak kapan mulainya ? Apa penyebabnya ?

Bila ditelaah lebih lanjut, dari etimologi bahasanya, prize jelas berbeda dengan gift dan present. Kedua contoh terakhir sifatnya diberikan secara cuma-cuma. Momen ulang tahun diberi hadiah ulang tahun, itu present. Berbeda dengan prize. Ada yg sesuatu yang perlu di-achieve. Untuk mendapatkan tiket gratis nonton konser band kenamaan dari manca negara perlu mengikuti kuis, dimana ada 3 buah pertanyaan yang jawabannya dikirim by email, berkompetisi dengan ratusan bahkan ribuan peserta lain di luar sana yang memiliki harapan ygn sama, PRIZE. Perlu suatu usaha, untuk mendapat sebuah sedan eropa mewah sebuah TVC (Television Commercial) dari bank berujar agar para nasabahnya menambah poin tabungannya. Perlu pengorbanan. Iyah, pengorbanan. Perlu lari-lari dari tempat duduk ke depan panggung, dilihat oleh semua orang lain, menjawab pertanyaan dan akhirnya hadiah pun di tangan.

Teringat jelas pengalaman masa silam ketika mendapatkan hadiah pertama dari Canasta (salah satu snack/makanan ringan kira-kira 12 tahun yg lalu). Sebuah mainan berupa miniatur pohon yg dapat dibuka secara diagonal dan di dalamnya didapati miniatur rumah lengkap dengan boneka karakter dari Canasta (kakek-kakek mungil berbaju hijau). Ada dapur lengkap dengan oven, kamar-kamar, meja dan kursi. Perasaan bahagia dan senang benar-benar meliputi hati saat itu. Memang itu hanyalah 100 hadiah pengirim pertama (siapa yg mengirim amplop dengan syarat terpenuhi akan mendapatkan hadiah tersebut), tapi tetap saja senangnya meluap-luap. Tidak cukup 2-3 hari berbangga tentang hal itu.

Dari sejak SD, tidak ingat kapan persisnya, saya sering kali mengirim surat undian. Tutup kaleng/botol yang digepengkan, kemasan makanan, tutup aluminium kaleng, potongan kardus kemasan, atau secarik kertas bertulis tangan. Apa saja, yang penting ada hadiahnya. Dari brand susu, makanan sereal, snack, minuman ringan, quiz di tabloid, you name it. Dulu, perangko dan amplop menjadi sahabat. Hampir 2 minggu sekali mengirim surat.
Pernah suatu kejadian, waktu membuka kemasan kaleng sebuah brand susu cokelat, ada aluminium foil di bagian atas kaleng tersebut yang bertuliskan nama brand tersebut. Entah karena urusan apa, aku meninggalkan pekerjaan membereskan barang-barang itu, datanglah pembantu rumah tangga yg membereskannya. Dimasukkan susu itu ke dalam kemasan kedap dan dibuanglah sisa-sisa sampahnya. Saat kembali ke TKP betap berkejutnya hati saat lembar aluminium yang bisa mendatangkan Playstation atau sepeda gunung sudah lenyap. Usut punya usut, ternyata dibuang. Memang secara logika, benda tersebut kerap menjadi sampah.

Tapi yang terjadi, aku marah besar. Benar-benar marah. Trust me, you don't want to see me when I'm angry. Ask my friends, my colleagues, my family whether they see me angry, absolutely they will told you, He never angry.
Setan berhasil merusak pikiran bocah kecil yang penuh dengan harapan itu. Bentakan ! Cacian ! Makian ! Cemooh ! Semua perasaan negatif tertumpah saat itu juga. "Ngapain gw beli susu itu kalo bukan karena hadiahnya ! Eh malah lu buang !" kira-kira begitu hardikku.

Saat itu di rumah ada seorang saudara yang sudah berumur sedang menginap, dia menghiburku dengan berkata bahwa akan dibelikan lagi barang yg sama. Selain itu, ada pembantu lain, yaitu ibu dari pembantu pertama yang memarahi abis anaknya.
Aku menitikkan air mata marah dan sedih. Pikiran kacau, galau. Tak lama berselang, pembantuku datang dengan berlinang air mata dan masih terisak, ia mengulurkan tangan kanannya yg memegang aluminium foil yg tadi ia buang. Ia mengorek2 tempat sampah demi itu.
Berkaca dari pengalaman di atas, aku semakin bertanya, apa sih yang membuat aku sampai sebegitunya ? Begitu kuat emotional bond antara aku dan prize. Sepertinya Brand Manager sudah berhasil membawa keterikatan emosi antara brand/produknya pada customernya, setidaknya aku.

Aku mencoba mengingat-ingat, hadiah apa saja yang berhasil aku dapat (dengan sedikit terpaksa harus menyebut brand/merk)
- DVD Player portable dari BCA, atas kesetiaan menggunakan kartu kredit BCA.
- Voucher 100 rb di Restaurant Boka Buka (French Resto) dari Indika FM, dulu siaran sore di 91.6 FM ini sering ada quiz dan tentunya sering saya ikuti).
- Voucher 100rb di MAP dari raddio PAS FM
- Buku "The Power of Spiritual Network Marketing" dari radio Smart FM, waktu terpilih menjadi penerima hadiah dari beberapa penanya via SMS.
- Voucher Rp 100 rb di Restaurant Cilantro dari sendokgarpu.com, setelah menang quiz di portal kuliner itu.
- CD musik (pilih sendiri) dari Indika FM
- CD Musik KFC Hit List Vol 1 dari KFC Kemang (sampai punya 2, 1 lagi beli sendiri), lupa karena apa dapat hadiahnya.
- Samsung MP3 Player dari seminar Handy Irawan oleh Smart FM, menjawab quiz saat seminar. --> hadiah yang sangat berguna, hampir tiap hari dalam perjalanan ke kantor atau pulang dipakai
- Pin iNAFFF di Blitz Grand Indonesia saat iNAFFF, lari ke depan dan menjawab quiz dari MC
- Nokia Mobile Phone dari Kaskus, atas terpilihnya ucapan selamat ulang tahun pada HUT ke 10 Kaskus. Tapi belum terima barang, katanya tgl 30 Nov baru dikirim. Pertamax gan !
- Portable iron dari Telkom Indonesia di stand pameran Pesta Blogger 2009, atas menang dalam quiz mengetik "telkom speedy" dengan mata tertutup. Bahh quiz gak mutu, sejak SMA gw udah bisa ngetik 10 jari. Pasti menang lah !
- Mainan pohon canasta dari Quiz Canasta
- Voucher 20%Restaurant Padi dari sendokgarpu.com, setelah menang quiz ke dua kalinya di portal kuliner itu.
- Buku "7n1 Strategy Toward Global Competition" ditulis oleh Handito H Joewono di seminar tentang Pricing di FEUI. Karena bertanya paling bnayak di sesi Pak Handito "Loves the book"

"Prize is not take for granted. You have to do something to achieve it" (mintujuh)

Ada seorang ditanya "Apa impianmu ?" Lalu ia menjawab "Saya ingin menang lotere 1 juta dollar" But in reality he never buy the lottery

Batik before iNAFFF

Menanti film Dead Snow di iNAFFF yg mulai pk. 19.30, aku berjalan-jalan di Alun Alun Indonesia, Grand Indonesia. Sedang ada pameran batik. Di tiap stand menampilkan batik yang berbeda daerah asalnya. Di bagian depan ada sebuah booth yg memperbolehkan pengunjung mencoba menggunakan canting. Malam (bahan utk membuat batik, isi dari canting) juga disediakan, terus menerus dipanaskan sehingga aromanya terasa. Ada batik yang berasal dari serat tanaman, ada yang diwarnai dengan pewarna alami seperti tanah liat, buah-buahan yang direbus. Sempat aku dijelaskan proses membuat batik. Membuat batik bisa sampai 1 bulan, tergantung motif dan kesulitannya. Untuk 1 warna saja, bisa sampai 8 kali pencelupan warna yang sama. Wew....
Warna alami itu hasilnya agak pucat, menurutku, tapi menurut penuturan dari Mas Jatun, seorang profesor dari UGM yang meneliti warna, kain-kain yang dicuci menggunakan lerak, lama kelamaan warnanya akan semakin keluar. Hebat yah !

Wednesday, November 25, 2009

REC 2 @ Blitz, 19.30, 19 Nov 2009

Penonton dikejutkan segera setelah menyerahkan tiket masuk. Bagaimana tidak , dibalik pintu masuk yang hanya dibuka 1 pintu, berdiri seorang berpakaian ala Scream, jubah hitam dengan topeng putihnya yang legendaris itu dilengkapi dengan deathscythe. Bahkan ada penonton wanita yang menjerit cukup keras, saat ia menyapa wanita itu. He he. Bahkan penulis rela berdiri 10 meter dari pintu masuk demi melihat ekspresi-ekspresi itu. Sejujurnya, penulis juga sempat kaget. He he. Sekitar 3 meter di belakang 'tokoh' itu ada seorang fotografer yang stand-by merekam ekspresi-ekspresi dari orang yang lewat. Lucu juga idenya...
Filmnya: MANTAP !! Kalau suka film pertamanya, pasti suka sekuelnya. Ada sedikit penambahan yang membuat film ini tidak sama persis seperti prekuelnya, ada 2 kamera dari 2 tim yang berbeda. Jadi ada perubahan sudut pandang yang jauh berbeda.
Zombienya masih sama, berdiri diam beberapa saat kemudian lari mengejar pemegang kamera. Mantap !!

Monday, November 23, 2009

Kompetisi

Mengobrol dengan kakak pertamaku ternyata membuka wawasan baru tentang sengitnya kompetisi di bisnis retail, khususnya hobi yang dulu sempat ia tekuni. Ya mungkin tidak semuja benda/barang dapat memiliki karakteristik yang sama dengan yang akan saya bahas disini. Barang tersebut diproduksi massal di suatu negara kemudian dengan alur distribusi distributor tunggal, barulah benda itu sampai di negara tertentu. Dari distirbutor tunggal tiap negara, berlanjut ke tangan-tangan berikutnya, seperti retail store atau toko.
Ambil suatu contoh, bila harga barang A di retail adalah 100, maka pabrik menjual ke distributor tunggal dengan diskon 50%. Kemudian toko diberi diskon 30% dari harga retail. Nah, mengapa dibilang sengit, ada sebuah kasus yg cukup menarik seperti ini. Sebuah distributor tunggal di negara X menjual barang di harga 60 untuk retailnya. Memang profit dia hanya 10, tapi dia pasti menarik semua konsumen bahkan dari negara tetangga, dia sukses sekali merusak harga pasar. Dan distributor ini tidak lagi memberi potongan harga, bahkan jika ada konsumen yang membeli dalam partai besar sekalipun.
Bayangkan di negara Y, sebuah toko hobby mendapatkan harga modal dari barang A adalah 70 (100 diskon 30%), harga modal jika dibandingkan dengan harga jual distributor tunggal X saja lebih murah di X. Bagaimana bisa bersaing ?
Dalam konteks ini, toko-toko memeiliki layanan e-commerce, jadi pelanggan dari manca negara dapat membeli barangnya dengan mudah. Walaupun kena ongkos kirim, tetap saja jatuhnya lebih murah. Sebutlah ongkos kirim 6, sehingga total Harga Jual adalah 66. Sedangkan toko A menjual di harga 80 (dengan berasumsi ia mengambil marjin 10), selisih 14. Anda sebagai customer, pilih yang mana ? (Tentunya dengan mengesampingkan service yg diberikan, kecepatan pelayanan. Hanya price-based)

Setelah mendengar penuturan dari kakakku, aku teringat akan perkataan seorang teman pengusaha dalam komunitas entrepreneur di kampusku dulu. "Di bisnis tuh kompetisinya gila. Bahkan ada yg strategi bunuh diri. Dia jual di bawah harga modal. Rugi gak apa-apa, yang penting lu mati!" kira-kira begitu penuturannya. Dan pernyataan ini diamini oleh kakakku. "Adu kuat modal", katanya. Jadi, saat toko yang modalnya gede jual di bawah harga modal, otomatis pembeli lari semua ke dia. Toko yang modalnya sedikit, lama kelamaan akan gulung tikar, tidak ada pembeli. Setelah menyingkirkan pesaing, barulah harga perlahan dikembalikan.
Well, business is business. Ada cara kejam, tak masuk akal bahkan tergolong gila untuk memenangkan persaingan. Maka, bagi Anda para pebisnis berhati-hatilah dalam menentukan strategi guna memenangkan kompetisi di bisnis anda.
Sebagai penutup, saya ingin mengutip seorang pakar di bidang business competition, Handito Hadi Joewono "Kompetisi itu indah. Jangan matikan kompetisi. Biarkan kompetitor tetap hidup, bahkan tidak perlu dipermasalahkan bila kompetitor terus maju, asalkan kita jauh lebih maju"

Thursday, November 19, 2009

Dari Gonzaga Festival sampai ke iNAFFF

Tidur telat bangun pagi-pagi.
Persis lagu Saykoji - Online ajah. Ya.. memang benar, hari minggu gw persis kaya gitu. Sehubungan dengan semalam ikut Gonzaga Festival + nongkrong, jadilah sampe di rumah 00.30 WIB. Itupun dengan jalan kaki dari depan gang sampe rumah (jarak 950 meter). Gile aja ada tukang ojeg jaga sampe jam segitu

Beruntung dapat tebengan dari Gonz sampe sebrang gang. Oke, balik ke hari Minggu, parah juga tidurnya... pasang beker jam 7, gak berasa, gak kedengeran. Jam 7.40 tiba-tiba bangun sendiri, kontan melihat jam dan menjerit dalam hati "Anjrit !! Acara mulai jam 8 !!!"
Badan lemes gila, gw itung-itung tidur gak sampe 5 jam, pantes ! Plus kemaren di Gonz banyak berdiri pula.

Singkat cerita 8.15 sampailah diriku dengan dandanan gaul-formal (ada yah kosakata kaya gini ?) yaitu t-shirt putih Pesta Blogger 2009 ditutup kemeja tangan pendek tanpa kantong bercorak gradasi dipadu dengan blue jeans dan disempurnakan dengan All-Star Converse Sneaker (modal beli di Blok M, 115 rb cing !)

Ikut acara ultah KKMK ke 25, yg diawali dengan misa konselebrasi ala Betawi dipimpin konselebran utama Uskup Agung Jakarta. Jarang-jarang nih ikut misa dipimpin Uskup. Sekitar 13.30 cabut ke GI, setelah mendengar sesi motivasi dari Paulus Winarto. He's funny, maybe a former comedian.

Bersama 2 choicer seangkatan sampai di GI tanpa hambatan berarti. Mereka ternyata sangat baik hati dan ramah sekali, gak mau nonton film yang gw tonton (dalam iNAFFF). Jadi gak enak, mereka ikut sampe GI cuma nemenin gw doank. Haha. Kacrutlah gw ! Makan di BK, Long Chicken BLT (bukan Bantuan Langsung Tunai), enak juga.

Langsung ke play list !
Film 1: Musashi. Ketipu abessshhh. Pastinya kalo liat sinopsis di buku acara, website atau papan pengumuman, bakal ngiri ini full action anime. Dan salah besar ! NOL BESAR ! Malah ada karakter CG berupa kakek-kakek gak jelas tiba2 ngomong gak jelas, dalam bahasa Jepang tentunya. Dan tidak pakai English subtitle. Yes banget !!! Non English Subtitle for Japanese anime. Oooo please.....

Film 2: MW, karya Osamu Tezuka ini kok agak mengecewakan yah ? Mungkin karena Osamu Tezuka hanya berperan di story nya saja. Dan selama film berlangsung, cukup terganggu (sama dengan penonton lainnya) dengan jeritan-2 cewek-2 ABG0-@l4y-gak-penting yang jerit2 kalau tokoh cowonya muncul. Apalagi ditambah adegan2 berbau bishounen. Tidakkkkkkkkk

Mimpikah ?

Mendengar dentuman drum berpadu gitar dan hentakan bass yang berpadu dengan keras hingga jantung ikut berdetak dengan kencang. Darahku terasa mengalir lebih cepat dari biasa. Membuat kenangan masa lalu kembali terlintas. Sebersit keinginan kembali mengadakan event.

Musik. Band. Panggung. Crowd

Akankah impian itu menjadi nyata ?
Time will answer....

14 November 2009 @ Gonzaga Festival

Go iNAFFF Go !!

"Can I have your attention please.
I have an announcement to make.
The following scene is not suitable for young audience.
It contains violation and bad language.
Thank you"

Terlatih Ditolak - sebuah parodi

Aku sudah mulai lupa Saat pertama kali ditolak Dari penolakanyang halus Hingga diusir dari rumahnya *Terima kasih kalian  Barisan penolakan ...