Thursday, March 2, 2023

Menanti

 


Menatap engkau yang menantiku
Payung di genggaman
Siraman hujan kian lebat
Pandangan matamu jauh ke jepan
Mencari aku yang tak kunjung datang
Teringat matamu. Indah. Cantik
Bentuk mata yang tak akan kulupa
Tatapanmu menembus sanubari
Mengenal pribadi dari hanya menatap
Tubuhmu yang mungil di tengah deras hujan
Kontras. Penuh pengharapan. Menanti.
Tunggu!
Aku pasti datang!


27 Feb 2023

Monday, February 27, 2023

MenemukanMu

 

Kata sang bijak
Di dalam keheningan, baru dapat menemukanMu
Menuju keheningan, amat berat kurasa
Kepala terus berpikir
Tubuh senantiasa bergerak
Jiwa entah mengembara kemana
Perjuangan menjadi kesatuan
Si monyet nakal, melompat-lompat di akal
Terus berusaha, terus kesulitan
Aku menyerah! Pasrah...
Dan keheningan berdiri di depan pintu hati
Sontak ku tersadar
Mencapai keheningan bukan berusaha
Justru melepas

Mega Kuningan,
10 Feb 2023

Friday, September 9, 2022

Cerita di Balik Noda

Aku yakin sekali buku ini dahulu sudah selesai aku baca "Cerita di Balik Noda: 42 Kisah Inspirasi Jiwa - Fira Basuki."  Sebenarnya kisah-kisah di buku ini 38-nya dari pemenang kompetisi menulis tentang noda yang diselenggarakan oleh Facebook Rinso Indonesia.

Saat tak bisa tidur, meski sebutir pil pembantu tidur sudah kutelan pk 22.30 tadi, sekarang 05.48 mataku masih terbuka lebar.  Setelah mengerjakan papercraft lk. 1,5 jam, aku beralih ke membaca.

Buku fiksi sudah jarang kusentuh, jam segini, mungkin otak kiriku juga agak lelah bila kujejali buku non fiksi.  Jadilah buku itu yang kuambil dari lemari bukuku. Tak kusangka baru 2 bab kubaca (Hidup Baru Danu dan Di Antara Sampah), air mata membayang di pelupuk mataku. Wow! Segitu menggetarkan hatiku.  Atau karena hatiku yang cukup lembut ya?  Atau pengaruh beberapa hari sulit tidur, jadi lebih sensitif?  Apapun itu, cerita-ceritanya begitu menggetarkan.  Dari pengalaman pribadi mpenulis.  Aku jadi ingat perkataan mentorku "Bicara dari hati, akan sampai di hati."  Kumodifikasi "Menulis dari hati, akan sampai ke hati."  Oh I love reading.  And... I must get back to write finishing my book...

Aku teruskan ke bab berikutnya "Foto" kembali air mata terurai menjelang cerpen itu berakhir.  Wow!  Powerful nih buku.  Gawat kalau diterusin baca, bisa-bisa mata sembab dan hidung mampet.

8 Juli 2021

Tuesday, September 6, 2022

Review: Temmu Co-Living - Bandung

Lokasi: Point GPS pas, mudah ditemukan dan plang terlihat jelas meskipun dari seberang jalan. 

Parkir: Juru parkir stand by dan sangat sigap memberi arahan. Untuk mobil hanya muat 2, kunci di titip di resepsionis. Motor sih woles ya, muat banyak >8.

Common room: lobby maha luas! Dengan interior menarik, meja-kursi nuansanya beda-beda. Ada yang coklat kayu, putih. Meja panjang dmacam kaya sofa. Asik deh diliatnya. Pas banget buat nunggu, nongkrong, kerja maupun makan. Buat sebat bisa di depan, ada satu set meja dan kursi kapasitas 4 orang. Di lantai paling atas ada juga common room yg semi outdoor, cocok banget utk smooking area, malam2 nongkrong sambil gitaran (beghhh)

Fasilitas: Ganti sepatu, disediakan loker sepatu, sendal ganti. Toilet lt 1 ada urinoir. Sarapan: roti + mentega + meses (jarang banget hostel dapat fasilitas sarapan, meski cuma roti). Kopi dan teh 24 jam ready. Dispenser panas dingin (tapi bukan demam yah). 

Service: wah ramah banget resepsionis nya

Bed: bed nya beda-2 tiap room. Saya ambil yg 2 bed, bunk bed gitu. Memang sempit sih, tapi comfortable dan sesuai dengan price nya

Cleanliness ****
Hospitality *****
Price *** (more price, more expense)
Facility ****
Overall ****

Saturday, September 3, 2022

Di Tebing Keraton Aku Melamun

Di Tebing Keraton aku melamun
Patahan sesar Lembang sajikan gemunung nan agung
Pinus adalah permadani
Ujung horizon parade para gunung
Kota Bandung nampak jadi maket
Surya menyembul di puncak gunung
Diselimuti awan
Menjejak kabut
Tipis. Putih. Sejuk. Sendu.
Indah terasa indah
Bila menikmati alam
Kumerasa jadi tak berarti
Di hadap alam semegah ini
Di Tebing Keraton aku melamun

Wednesday, August 31, 2022

Review: Hostel Tokyo Cubo - Bandung

Lokasi: Pointing GPS benar, sayangnya plang kurang terlihat, karena berada di bangunannya, bukan di tiang/tembok depan. Properti gabung dengan cafe sebelah, jadi parkir berebutan.

Resepsionis baru pindah ke belakang, jadi ngelewatin space kosong dulu (kaya hatiku, #eaaa). Di resepsionis ruangan kecil ada 2 toilet, ada kursi yg ada velcro bekas tempelan bantalan sofa, tapi sudah tidak ada bantalannya.

Common room: Dari pintu masuk, ke kanan ada ruangan lounge, dengan 2 buah meja persegi khas Jepang yang duduknya lesehan dengan bantal tipis. TV, dispenser, gelas, disediakan. Ada ruangan mushola juga. Lounge nya terbilang kecil. Ada komik yang berderet baik di kiri dan kanan buffet, senada dengan nama hostel nya.

Seperti layaknya kapsul hotel di Indonesia, kalau ramai tamu, biasanya ada tuh yang ngobrol suara kenceng; youtube/sosmed-an yang nimulin suara kenceng2 di bed (ntah ngga punya head set, atau ngga tau aturan aja); orchestra ketika tidur (a.k.a ngorok); makanya amannya bawa ear plug. 

Kamar mandi: cukup space, gantungan baju ada 5, kusuka! Toilet, pintunya ajib dah! Ngepas banget pas dibuka, nempel dong sama bibir toiletnya, ha ha. Sadis yang buat, bisa pas banget. Itungannya detail. Ada hair dryer di wastafel, Juara!!!

Bed: Colokan di bed ada di atas dan hambalang untuk taro barang atau hp yg di charge. Kasur ringan, jadi mudah terdorong/kegeser. Gantungan handuk ada di gang.

Cleanliness *** 1/2
Hospitality ***
Price **** (more price, more expense)
Facility ****
Overall ***1/2

Thursday, September 30, 2021

Review: The Wind Rises (Anime)

 Review The Wind Rises

Sebuah anime besutan Studio Ghibli


Studio Ghibli kali ini mengadaptasi sebuah buku mengenai designer pesawat tempur Jepang era PD II, Jiro. Baru kali ini setelah nonton >10 film Ghibli, ada scene yang banyak banget orang dalam 1 frame. Satu frame crowded banget sama orang yg lari kesana-kemari karena gempa bumi. 

Setelah nonton ini, jadi pengen tahu bukunya, ternyata buku yg mendasari film ini adalah biografi, jadi based on true event. Meski Hayao Miyazaki, sang sutradara, mengubah beberapa detail seperti istri tokoh utama yang TBC. Scene mimpi Jiro bertemu pesawat Itali, bikin penonton mengkhayal khas film-film Ghibli.

Film drama ini saya beri rating ***

Terlatih Ditolak - sebuah parodi

Aku sudah mulai lupa Saat pertama kali ditolak Dari penolakanyang halus Hingga diusir dari rumahnya *Terima kasih kalian  Barisan penolakan ...