Sunday, March 4, 2012

Lantai bawah


Pekerjaan saya mengharuskan saya keluar-masuk Rumah Sakit.  Jabodetabek, Bandung, Jogja, Lampung, Pekanbaru, dll.  Ketika diundang bicara di RS swasta di daerah Bekasi, saya kaget ketika turun ke lantai basement.  Padahal kala itu, saya mau bertemu dengan direktur utama dari rumah sakit itu, tapi kenapa ke basement?  Puluhan rumah sakit telah saya kunjungi, semuanya memiliki kesamaan, kantor manajemennya di lantai paling atas.  Tapi apa yang saya jumpai di RS itu adalah berkebalikan.  Lebih terkejut lagi ketika saya melihat arsitektur di lantai basement sangat berbeda dengan ground floor/lobi.  Lobi begitu mewah dan modern, sedangkan basement sangat sederhana dan terbilang biasa saja.  Ketika bertemu dengan sang direktur, untuk melepas rasa penasaran di dalam dada saya tanyakan, “Kenapa kantornya di basement?  Biasanya kan di lantai paling atas”

“Haha !  kita sengaja berkantor di bawah pak, dengan filosofi membangun dari bawah.  Menopang,” sambil membuat gerakan mengangkat barang dengan dua tangannya.
Sangat berbeda dengan rumah sakit-rumah sakit lainnya yang saya jumpai, di mana kantor manajemennya diletakkan di lantai paling atas.

Dua kata: think out of box dan berani berbeda.
Saya yakin filosofi itu juga dikomunikasikan kepada seluruh jajaran manajemen RS.
Semoga menginspirasi.  Tetap semangat!!

Tuesday, November 29, 2011

Berjalan-jalan tanpa mall


Bosan tiap kali week-end ke mall ?
Kota Jakarta merupakan kota dengan jumlah mall terbanyak di dunia
Jenuhkah kita ?

Saya punya tips untuk Anda yang mau mencoba sesuatu yang berbeda. Menghabiskan waktu tanpa mall, membuka wawasan dan mengisi jiwa dengan budaya, sebuah makanan untuk jiwa kita.

  1. Pusat kebudayaan
Beberapa Negara mau memiliki pusat kebudayaan di kota Jakarta. Tepisah dari kedutaan, tempat ini biasanya dilengkapi dengan perpustakan, tempat kursus bahasa, auditorium/ruang serba guna.
Tengok saja:
-          Erasmus Huis (Belanda) – Rasuna Said
-          Goethe Haus (German) – Jl. SAM Ratulangi
-          Japan Foundation (Jepang) – Gedung Sumitmas, Sudirman
-          Rusia – Jl Diponegoro, Menteng
-          Italian Institute of Culture Jakarta (Italia) – Menteng
-          Pusat Kebudayaan India Jawaharlal Nehru - Menteng
-          @america – Pacific Place lt 3
-   Centre Culturel Français de Jakarta (Perancis) - Salemba dan Wijaya


Melihat kebudayaan dari negeri orang lain tidak harus bepergian ke negeri asalnya. Kita dapat menghemat biaya dengan mengunjungi pusat kebudayaan mereka. Acaranya apa saja ? Biasanya rutin ada pemutaran film. Di auditorium kerap kali diadakan acara, tapi itu semua tergantung siapa yang sedang berkunjung, siapa yang menyewa tempat itu, sedang ada program apa. Misalnya: drama/teater, diskusi, konser musik klasik, dialog, piano/ensemble concert, tarian, film screening, pameran seni (lukis, patung, seni rupa).
Untuk tahu jadwal acaranya, ikuti milis dari masing-masing pusat kebudayaan, kunjungi website-nya, atau datang ke venue dan ambil booklet acara (bulanan).

  1. Tempat pertunjukan
Di venue-venue ini jamak digelar pagelaran-pagelaran atau pementasan karya seni pertunjukan. All about performing art. Seperti: tarian, drama, musik.
Beberapa contoh tempat pertunjukan di Jakarta:
-          Taman Ismail Marzuki - Cikini
-          Gedung Kesenian Jakarta - Pasar Baru
-          Teater Salihara - Pasar Minggu
-   Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail (PPHUI) - Rasuna Said
-   Bentara Budaya Jakarta - Palmerah

  1. Festival
Serangkaian acara bertema tertentu yang diakan dalam selang waktu tertentu.
Misalnya:
-          Film festival, seperti iNAFFF, JIFFEST
-          Festival makanan/jajanan

  1. Jalan-jalan di tempat terbuka
-          Taman kota: Menteng, Lembang, Mahakam/Ayodya
-          Situ-situ
-          Amusement park: TMII, Ancol, kebun angrek, Kebon Binatang Ragunan, Kota Tua

Amarah


Saat perasaan itu ada
Gelisah di dada
Muka menjadi terlipat
Dan suka pun sirna

Keluarkanlah saja
Jangan kau lama menyimpan
Carilah kawan
Bicarakanlah saja

Tumpahkan semua
Limpahkan semua
Tuangkan semua

Biarlah rasa itu terangkat pergi
Keluar bersama dengan ceritamu
Pergi.

Jika kau kesal dengan dia
Pulang kau bawa batu
Tidur pun kau tak tenang
Lihat… dia tidur pulas sekali

Jadi… untuk apa?
Untuk apa semua itu?
Semua itu untuk apa?

Lepaskan, bebaskan

Wednesday, September 7, 2011

Paku


Pernah ada anak lelaki dengan watak buruk. Ayahnya memberi dia sekantung penuh paku, dan menyuruh memaku satu batang paku di pagar pekarangan setiap kali dia kehilangan kesabarannya atau berselisih paham dengan orang lain. Hari pertama dia memaku 37 batang di pagar. Pada minggu-minggu berikutnya dia belajar untuk menahan diri, dan jumlah paku yang dipakainya berkurang dari hari ke hari. Dia mendapatkan bahwa lebih gampang menahan diri daripada memaku di pagar. 

Akhirnya tiba hari ketika dia tidak perlu lagi memaku sebatang paku pun dan dengan gembira disampaikannya hal itu kepada ayahnya. Ayahnya kemudian menyuruhnya mencabut sebatang paku dari pagar setiap hari bila dia berhasil menahan diri/bersabar. Hari-hari berlalu dan akhirnya tiba harinya dia bisa menyampaikan kepada ayahnya bahwa semua paku sudah tercabut dari pagar. 

Sang ayah membawa anaknya ke pagar dan berkata: "Anakku, kamu sudah berlaku baik, tetapi coba lihat betapa banyak lubang yang ada di pagar." Pagar ini tidak akan kembali seperti semula. Kalau kamu berselisih paham atau bertengkar dengan orang lain, hal itu selalu meninggalkan luka seperti pada pagar. Kau bisa menusukkan pisau di punggung orang dan mencabutnya kembali, tetapi akan meninggalkan luka.Tak peduli berapa kali kau meminta maaf/menyesal, lukanya tinggal. Luka melalui ucapan sama perihnya seperti luka fisik. 

Mohon maaf lahir dan batin

Sunday, September 4, 2011

di kala survei itu

Pagi itu pukul 07.03 WIB ketika aku tiba di lobi Central Park, kawasan superblok di bilangan Jakarta Barat, dikarenakan janji bertemu di meeting point itu adalah pukul 7 tepat. Memang... bukan orang Indonesia jika tidak ngaret, sekitar 07.30an lah baru meninggalkan lokasi, itu pun minus 2 orang dalam mobil. Yang 1 karena di apart Mediterania, msh dalam kawasan superblok itu, maka aku putuskan untuk menjemputnya saja. Yang satu lagi lebih parah, saat masuk lobi, dia baru telepon dan memberitahu masih di rumah. Akhirnya diputuskan utk bertemu depan Untar saja (sebrang Citraland).

Akhirnya tol dalkot pun dimasuki setelah menjemput peserta terakhir di depan Untar, dengan sebelumnya tidak lupa mengucap syukur pada Yang Maha Kuasa dan mohon bimbingan selama perjalanan, dimulailah perjalanan itu....

Tujuan perjalanan:
Santa Monica 1 Camping Ground, Ciawi
Alasan perjalanan:
Technical survey untuk youth camp dan menetapkan jalur trekking

Peserta:
13 orang (7 laki laki dan 6 perempuan)

Moda transportasi:
Darat (2 minibus dan 1 SUV)

... nanti disambung lagi.... *perang sama nyamuk*



Tulisan, Pikiran dan Kata-kata

Di saat pikiranmu berbahaya, tak nyaman ada di sekitar orang lain;
Di kala perkataanmu malah akan menyakitkan tiap telinga yang mendengarnya;
masuklah ke kamarmu dan biarkan hanya kesendirian ada di sekitarmu.

Ambilah pena dan tuangkan tiap bibit pikiran ke dalam tulisan.
Tulisan tidak akan berbahaya, kecuali dibaca sambil ditanggapi.
Tulisan tidak pernah tidak nyaman, kertas ada untuk ditulisi.
Tulisan tidak bisa menyakiti, kecuali dibaca dan dirasa.
Tulisan, tumpahkan segalanya dalam huruf dan guratn.
Sampai tenang rasamu

Kata-kata tidak punya perasaan
Kata-kata tidak berpihak
Kata-kata tidak menghakimi
Pikiranlah yang buat itu semua
Jika membaca, bacalah saja
Tanpa asumsi
Tanpa pikiran apa pun 

Ngamen Lagu Indonesia di Negeri Belanda - Nederlandse Zanger Zingt Indonesische Liedjes

Sumpah gw bangga banget ngeliat ini... Ngamen lagu Indonesia di Belande cuy...

Terlatih Ditolak - sebuah parodi

Aku sudah mulai lupa Saat pertama kali ditolak Dari penolakanyang halus Hingga diusir dari rumahnya *Terima kasih kalian  Barisan penolakan ...