Bulan menampakkan separuh wajahnya
Di bibir langit yg kelam
Memberi secercah cahaya di tengah gelap
Cerah,pucat tapi tanpa kehidupan.
Kujejakan langkah
di atas padang rumput yg terhampar luas
Jangkrik bersorak tak beraturan
Bunyi serangga menimpalinya
Malam tak selamanya sunyi
Puncak,
H-1 Pilkada Jakarta
Pena yang menari, menorehkan kata menjadi kalimat, menyusun bait. Kumpulan tulisan, jurnal, renungan, cerita, perwujudan perasaan
Monday, July 30, 2012
Friday, June 29, 2012
Bungkus dan isi
Hidup akan sangat melelahkan,sia-sia dan menjemukan bila Anda hanya menguras pikiran untuk mengurus bungkusnya saja dan mengabaikan isinya. Bedakanlah apa itu bungkus dan apa itu isi.
Rumah yg indah hanyalah bungkus,keluarga bahagia itu isinya.
Pesta nikah hanya bungkusnya,cinta kasih,pengertian,dan tanggung jawab itu isinya.
Ranjang mewah hanya bungkusnya tidur nyenyak itu isinya.
Makan enak itu bungkusnya; gizi,energi dan sehat itu isinya.
Kecantikan dan ketampanan hanya bungkusnya, kepribadian itu isinya.
Buku itu bungkusnya; pengetahuan itu isinya.
Jabatan itu bungkusnya; pengabdian dan pelayanan itulah isinya.
Karisma hanya bungkusnya; karakter itu isinya.
Utamakanlah isinya namun rawatlah bungkusnya.
Sunday, April 15, 2012
We Love You Mas Tama
We Love You Mas Tama
song: Jamrud
lirik: Trans TV crew
"...pada kami semangat di hati
awal terasa sulit
dimaki maki, sampai kuping sakit
yang penting kamu
beri kami semangat yang tinggi
Semoga Tuhan melindungi kamu
serta tercapai semua angan dan cita-citamu
mudah-mudahan diberi umur panjang
sehat selalu Mas Tama
Semoga Tuhan melindungi kamu
serta tercapai semua angan dan cita-citamu
mudah-mudahan diberi umur panjang
sehat selalu Mas Tama
we love you Mas Tama
we love you Mas Tama
we love you Mas Tama"
Wishnutama
Presiden Direktur dari PT. Televisi Transformasi Indonesia dan Direktur Produksi dari PT. Nusantara Tivi Tujuh, ke duanya dalam naungan CT Corp.
Baru kali ini melihat ada acara farewell yang di-organized dengan waktu yg sempit, kreativitas yg tinggi dan menggemparkan media. Twitter heboh, media heboh, blogger juga heboh...
Menurut gw, dia seorang pemimpin yang dicintai oleh bukan hanya karyawan-karyawannya tapi juga ex-karyawannya. Inovatif, kreatif, dan visioner.
Special thanks to zulkidankiplay for uploading the video to Youtube
Sunday, March 4, 2012
Pintu Kamar Mandi
“Jangan dipakai ! Jangan dibersihkan!”
Dua kalimat seru itu di print di
atas karton yang di-laminating dan ditempel di depan pintu kamar mandi. Ketika diundang ke salah satu Rumah Sakit
swasta di bilangan Tangerang, saya masuk ke ruang direktur dan bicara dengan
penghuni ruangan itu. Disitulah saya
menjumpai tulisan ‘aneh‘ itu.
Mungkin anda bingung, kenapa tulisan itu ada. Sama seperti saya, saya terus
menerus memandangi tulisan itu. Sampai direktur itu menyadarinya dan berkata
dengan perlahan, “Bapak bingung ya kenapa ada tulisan itu? Hampir semua orang
yang bertamu ke sini, pasti menanyakan hal itu.
Bila saya perlu ke kamar mandi, saya pasti keluar dari ruangan ini dan
pakai toilet di depan. Toilet
karyawan. Agar saya bisa berbaur dengan
yang lain, bisa ngobrol dengan mereka.
Tapi, kontraktor pembuat Rumah Sakit sudah terlanjut membuat kamar mandi
di dalam ruangan direksi ini. Unutk itu
saya taruh tulisan itu, saya tidak mau ruangan toilet ini dipakai oleh SIAPA
PUN, pakai yang diluar saja. Saya tidak
mau sombong, mentang-mentang pangkat tertinggi, toilet pun exclusive, harus
terpisah dari yang lain. Karena tidak digunakan, maka tidak usah dibersihkan
pula.”
WOW !
Satu kata, reaksi saya hanya satu kata.
Dalam perjalanan pulang, saya teringat akan teori manajemen yang pernah
saya baca dalam sebuah literatur. Orang
Jepang yang pertama kali mengemukakan itu, tentang “pintu kamar mandi”.
Apa yang dikejar? Pembauran ? Down-to-earth? Efisiensi? Atau sekedar cari
sensasi?
Eklusivitas mau dihapuskan, pembauran dilakukan. Agar gap yang ada di antara top management
dengan middle management maupun low management bisa diminimalisir. Kebanyakan manusia di muka bumi ini bila
sudah punya posisi, kekuasaan, kekuatan, mereka merasa “lebih” dari
orang lain. Tidak mau disamakan. Punya harga yang tinggi. Tapi itu semua mau dipatahkan dengan “pintu
kamar mandi”
Semoga menginspirasi. Tetap semangat
!!
Lantai bawah
Pekerjaan saya mengharuskan saya keluar-masuk Rumah Sakit. Jabodetabek, Bandung, Jogja, Lampung,
Pekanbaru, dll. Ketika diundang bicara
di RS swasta di daerah Bekasi, saya kaget ketika turun ke lantai basement. Padahal kala itu, saya mau bertemu dengan direktur
utama dari rumah sakit itu, tapi kenapa ke basement? Puluhan rumah sakit telah saya kunjungi,
semuanya memiliki kesamaan, kantor manajemennya di lantai paling atas. Tapi apa yang saya jumpai di RS itu adalah
berkebalikan. Lebih terkejut lagi ketika
saya melihat arsitektur di lantai basement sangat berbeda dengan ground
floor/lobi. Lobi begitu mewah dan
modern, sedangkan basement sangat sederhana dan terbilang biasa saja. Ketika bertemu dengan sang direktur, untuk
melepas rasa penasaran di dalam dada saya tanyakan, “Kenapa kantornya di
basement? Biasanya kan di lantai paling
atas”
“Haha ! kita sengaja berkantor di
bawah pak, dengan filosofi membangun dari bawah. Menopang,” sambil membuat gerakan mengangkat
barang dengan dua tangannya.
Sangat berbeda dengan rumah sakit-rumah sakit lainnya yang saya jumpai, di
mana kantor manajemennya diletakkan di lantai paling atas.
Dua kata: think out of box dan berani berbeda.
Saya yakin filosofi itu juga dikomunikasikan kepada seluruh jajaran
manajemen RS.
Semoga menginspirasi. Tetap
semangat!!
Subscribe to:
Posts (Atom)
Review: Raja Rani Hostel near TSM
1. Di lobby, AC tidak dinyalakan. Pengap dan agak bau. 2. Tulisan di apps Reddoorz, 24 jam front desk, nyatanya tidak. Saat jam 3 pagi mer...
-
arr. L. Putut Pudyantoro Kala kudengar panggilan Tuhan Ku persembahkan seluruh hidupku Lalu ku arungi samudera luas Berpegang pada k...
-
“Ambillah Tuhan dan terimalah seluruh kemerdekaanku, ingatanku, pikiranku dan segenap kehendakku, segala kepunyaan dan milikku. Engkaulah ...
-
(OST. Penginapan Pintu Naga) Hidup yang penuh rintangan Tercurah bak derasnya hujan Mengapa kita harus jumpa Bila tak tahu akan ke mana Rind...